Fimela.com, Jakarta Ajang Indonesia Box Office Movie Awards 2018 atau IBOMA 2018 sudah digelar pada 23 Maret lalu. Salah satu pemenangnya adalah Ernest Prakasa lewat film Susah Sinyal. Ernest meraih piala bersama sang istri, Meira, karena keduanya sama-sama menulis skenario film Susah Sinyal.
Sejak IBOMA diadakan pada 2016 lalu, film karya Ernest selalu mendapatkan piala. Beberapa tahun lalu saat masih menjadi komika atau stand-up comedian, pencapaian sekarang ini mungkin belum pernah terbayangkan bahkan oleh Ernest sendiri. Merintis karir sebagai komika Ernest Prakasa ternyata mampu mengaplikasikan diri menjadi seorang aktor, bahkan sutradara dan penulis naskah.
Ia terlibat menjadi aktor pertama kali dalam film drama Make Money yang disutradarai Sean Monteiro. Karir pria kelahiran 29 Januari 1982 ini mulai cemerlang setelah menjadi bagian dalam beberapa film seperti Comic 8, Kukejar Cinta ke Negeri Cina, CJR The Movie, Comic 8: Casino Kings part 1 dan 2.
Advertisement
BACA JUGA
Sementara itu, debut penyutradaraan yang dilakukannya adalah film Ngenest The Movie (2015). Lalu disusul Cek Toko Sebelah dan Susah Sinyal yang dirilis di akhir tahun 2016 dan 2017.
Ernest sendiri menjadi sutradara secara otodidak tapi ternyata tiga film yang sudah diarahkannya termasuk sukses. Lalu apa yang membuat Ernest bisa sedikit lebih unggul dari sesama komika yang juga menjadi sutradara? Simak 5 kelebihan karya Ernest Prakasa yang jadi pemenang di IBOMA 2018.
Advertisement
1. Ernest Prakasa dan Komika
Sebelum Ernest Prakasa, sudah ada nama Raditya Dika yang juga menjadi sutradara, penulis skenario sekaligus pemain utama dalam sebuah film. Setelah itu ada nama Soleh Solihun, Bayu SKAK dan Pandji Pragiwaksono.
Bisa dibilang Ernest Prakasa belajar dari Raditya Dika, mempelajari kelemahan sekaligus keunggulan Dika sehingga menjadi karyanya sendiri.
2. Ernest Prakasa Kecemplung
Di film Ngenest, Ernest Prasaka awalnya hanya mau jadi penulis naskah dan pemain utama karena diangkat dari kisahnya sendiri. Tapi ia diminta sekaligus ditantang Chand Parwez dari Starvision untuk jadi sutradara. Ernest menerima tantangan itu meski mengakui itu adalah pekerjaan terberat baginya. Ernest merasa ‘kecemplung’ menjadi sutradara.
Advertisement
3. Pembelajaran Ernest Prakasa
Sejak awal didapuk menjadi sutradara, Ernest Prakasa langsung belajar secara otodidak, baik melalui buku maupun bertanya langsung pada para sutradara senior, termasuk pada sahabatnya, Raditya Dika. Di film Ngenest, Ernest membawa beberapa kru film Comic 8 buat membantunya mengerjakan flm perdananya itu.
4. Segmen Ernest Prakasa
Meski banyak belajar pada Raditya Dika, Ernest Prakasa menegaska segmen film-filmnya beda dengan sang sahabat yang lebih mengincar anak muda.
Film-film Ernest memang lebih banyak pembelajaran hidup dipadu dengan unsur komedi serta diperkuat pemain dari beragam generasi sehingga pasarnya jadi lebih luas.
Advertisement
5. Ernest Prakasa Membuka Diri
Meski sudah sukses sejak film pertamanya, Ernest Prakasa mengaku senantiasa membuka diri untuk kritik dan saran, terutama di Asosiasi Sutradara Film Indonesia.
Beberapa sutradara yang telah menekuni karir lebih dahulu pun dijadikan Ernest sebagai inspirasi, seperti Riri Riza, Ifa Isfansyah dan Joko Anwar.