Fimela.com, Jakarta Electronic Dance Music atau yang lebih dikenal dengan EDM masih belum begitu familiar di Indonesia. Hanya segelintir anak muda yang memilih jalannya di musik EDM, salah satunya Dipha Barus. Dipha merupakan DJ asal Indonesia yang namanya kini tengah naik daun.
BACA JUGA
Advertisement
Ketertarikan Dipha pada dunia EDM bermula ketika dirinya menghadiri sebuah acara musik di Singapura. Pria kelahiran Jakarta, 4 Januari 1986 ini pun lantas mulai mengulik lebih dalam tentang EDM, yang ternyata membuatnya semakin jatuh cinta.
Bagi pemilik nama lengkap Dipha Kresna Aditya Barus ini, berkarya adalah hal yang selayaknya ditunjukkan sebagai pembuktian keseriusan di musik EDM. Tak hanya itu, sebagai penggiat EDM, Dipha juga memiliki asa agar EDM kian diminati penikmat musik di Indonesia.
"Kalau gue sih buat karya saja terus. Sama buat community yang acaranya nggak cuma party saja. Tapi pengenalan sama musik juga, jadi free event-nya kayak provide a good music selection, buat generasi kita dan di bawah kita," ujar Dipha Barus beberapa waktu lalu.
Dalam edisi spesial Sounds of Bintang, Dipha Barus pun menjabarkan tentang asa serta usahanya agar musik EDM di Indonesia semakin familiar. Ia juga bernostalgia sedikit tentang musik zaman sekarang dan dahulu ketika dirinya masih kecil. Berikut petikan wawancaranya.
Advertisement
Perjalanan karier dan asa Dipha Barus ke depan
Dipha Barus mengakui, jika dirinya sempat menuai pertentangan dari orangtuanya ketika ingin terjun ke dunia musik. Kala itu, orangtua Dipha meminta agar sang putra hanya menjadikan musik sebagai hobi, bukan mata pencarian.
Bisa ceritakan, awal mula terjun di dunia EDM?
Awal mulanya karena ngeband. Waktu kelas 3 SMP lihat acara di Singapura, mulai tertarik dalam satu set DJ itu bisa bawain influence, segala macam. Jadi gue berpikir, seru juga ya seribu orang bisa terkontrol dalam energi susunan lagu dari DJ ini. Jadi itu awal mula gue tertarik dengan Electronic Dance Music (EDM).
Apa sih yang buat kamu yakin berkarier di EDM?
Karena hati gue bilang iya. Say yes to music. Terus abis itu gue pede aja sih. Karena gue nggak tahu lagi, selain musik gue harus ngapain.
Pernah kuliah Desain Grafis, sekarang berkarier di musik, apa nggak sayang?
Kalau sayang atau nggak sih, nggak. Karena semua karya-karya gue, yang desain gue juga. Dari awal emang niatnya di musik. Cuma nggak dikasih orangtua aja. Dulu ngeband aja colongan. Almarhum orangtua suka musik, tapi hanya fans musik. Untuk memilih anaknya berkarier di musik nggak ada kepercayaan.
Tanggapan keluarga ketika kamu memilih berkarier di musik apa?
Dukung aja sih. Awalnya dukung, cuma belakangnya kayak, "tapi ada pilihan lain, lho". (Orangtua) Minta musik hanya sebagai hobi aja. Akhirnya lama kelamaan mereka ngerti.
Sudah semakin sukses, punya rencana buat ambil kuliah musik sekarang?
Pengen (kuliah musik), sih. Kalau sekarang waktunya nggak ada. Tapi kalau disuruh belajar, ya hal yang paling gue suka adalah belajar. Sampai sekarang hanya kulik Youtube, terus baca-baca forum di internet.
Bisa bocorin, project karier kamu ke depan gimana?
Project ada bersama salah satu penyanyi di Indonesia. Terus bareng penyanyi di luar, gue sempet produce dan kolaborasi. Ada penyanyi di Amerika dan Korea.
Ada nggak musisi Indonesia yang ingin kamu ajak kolaborasi?
Pengennya sih sama semuanya. I'm a big fan music. Apalagi musik Indonesia. Jadi bagi gue, kalau misalkan waktunya diizinkan sih pengen kolaborasi sama semuanya.
Idola kamu dalam bermusik siapa, sih?
David Bowie, karena bagi gue dia di setiap dekade mempunyai idealisme sendiri yang masih relevan. Nggak terlalu muluk-muluk. Dari tahun 1970-an ke 1980-an, dia menjadi yang beda, tapi masih relevan. Jadi message-nya nyampe. Dan dari 80 ke 90-an era sampai dia meninggal, dia masih bisa memberikan somenthing yang beda, bold tapi masih relevan.
Tentang musik zaman sekarang
Sebagai musisi, Dipha Barus tentunya memiliki asa untuk go internasional. Namun, ia tak mau terlalu muluk berharap. Yang terpenting bagi Dipha adalah karyanya yang mampu memberikan pengaruh untuk orang lain.
Sosok musisi idola kamu waktu kecil siapa? Kenapa mengidolakan dia?
Kalau waktu kecil gue ngikut bokap gue sih, The Beatles 'White Album'. Terus Black Sabbath, semua album Stevie Wonder, Quincy Jones. Semua Motown Records gitu, ya gue sangat cinta mati dengan Motown Records. Satu yang mengubah pandangan gue tentang musik justru albumnya Never Mind-nya Nirvana. Itu waktu kelas 3 SD dan pertama kalinya denger musik yang beda.
Ada nggak sosok yang mirip seperti idola kamu zaman dulu?
Mereka nggak ada gantinya, sih. Yang gue suka era sekarang itu seperti Mark Ronson, terus produsernya Adele: Paul Epworth, Skrillex, produsernya Justin Bieber: BloodPop. Bagi gue mereka revolusioner, bisa ngasih message yang beda tapi masih relevan. Dan karya mereka masih make sanse di era apapun, jadi longlasting. 20 tahun lagi denger lagu Purpose dari Justin Bieber masih make sanse. Menurut gue itu bagus.
Menurut kamu, apa sih perubahan yang paling kelihatan buat industri musik Indonesia saat sekarang dan dulu?
Kalau dulu nggak banyak pilihan. Kalau sekarang seperti Spotify sudah ada, misal kita dengerin suatu lagu, kita bisa tahu lagu sejenisnya seperti apa. Informasi tentang musik sekarang lebih mudah didapat aja dari dulu. Kalau dulu kan tergantung toko CD aja.
EDM di Indonesia masih sangat jarang, kamu sebagai penggiat EDM, langkah apa yang akan kamu lakukan agar EDM semakin familiar?
Kalau gue sih buat karya saja terus. Sama buat community yang gue jalanin, buat acara nggak cuma party aja. Tapi pengenalan sama musik juga, jadi free event-nya kayak provide a good music selection, buat generasi kita dan di bawah kita. Pas acaranya jadi orang udah familiar dengan sound-sound electronic dance yang nggak biasa.
Menururut prediksi kamu, EDM di Indonesia dalam 10 tahun ke depan akan seperti apa?
10 tahun ke depan menurut gue, EDM akan terus membuat orang senang di Indonesia. Buat orang joget. Dan yang gue senang akan banyak lahir produser-produser muda dan DJ yang berani untuk beda. Gue berharap 10 tahun ke depan di Indonesia ada sub genre EDM yang otentik di Indonesia.
Kebanyakan musisi Indonesia ingin go international, kalau kamu gimana? Kalau iya, langkah kamu buat ke sana gimana?
Kalau keinginan ada (go international). Tapi nggak mau muluk-muluk. Buat karya aja terus. Tapi buat karya bukan untuk how to be bigger famous. No. Tapi gimana caranya bisa menginspirasi orang saja, sih. Nggak cuma dari Indonesia tapi juga dari luar. Puji Tuhan beberapa lagu kita nge-chart di luar negeri.
Terakhir, apa harapan kamu buat karier kamu ke depannya serta EDM di Indonesia bagaimana?
Harapan gue buat Electronic Dance Music di Indonesia semoga semakin beragam dan seru. Makin banyak karya-karya yang otentik dan nggak lupa citarasa Indonesia. Harapan gue buat karier, semoga gue berkarya makin jujur dari hati. Dan bisa ngasih inspirasi bagus buat orang. Jadi gue senang dari karya gue akan ada monster-monster lebih keren.
Dipha Barus adalah satu dari banyak musisi muda Indonesia yang berharap akan terus lahir bakat-bakat lainnya di masa mendatang. Terutama untuk musik EDM yang telah digeluti Dipha selama beberapa tahun terakhir. Sukses selalu, Dipha!