Fimela.com, Jakarta Kau satu terkasih, kulihat di sinar matamu, tersimpan kekayaan batinmu, itulah sepenggal lirik yang sangat hits di era 90an. Sejak munculnya lagu tersebut membuat nama Titi DJ semakin tenar dan karirnya terus meningkat di industri musik Tanah Air.
BACA JUGA
Advertisement
Bahasa Kalbu merupakan sebuah lagu yang sangat melekat untuk seorang Titi DJ, tak hanya Bahasa Kalbu saja, Sang Dewi, Jangan Berhenti Mencintaiku, Bintang-bintang dan masih banyak deretan lagu lainnya yang membuat Titi sukses sebagai seorang penyanyi.
Memulai karir sebagai seorang penyanyi, sejak dirinya masih remaja pada tahun 1983. Terhitung sudah 35 tahun atau 3,5 dekade seorang Titi DJ hadir mewarnai blantika musik Indonesia. Dengan segala kreatifitas yang dimilikinya, Titi DJ mampu bersaing sehat dengan musisi lainnya. Kejujuran bermusik adalah prinsip dari wanita kelahiran 27 Mei 1966 ini, sehingga membuatnya semakin terus bersinar.Â
Tentu saja bukan waktu yang sebentar menjalani karir sebagai seorang penyanyi, berbagai macam pengalaman manis dan pahit sudah dirasakan penyanyi cantik tersebut. Kejadian-kejadian yang dialami baik di studio rekaman, di atas panggung, di belakang panggung apapun suka dukanya sudah dialami Titi DJ.
Bagi Titi DJ, dengan rentang waktu yang cukup panjang ini dirinya hanya mau mengingat kejadian yang manisnya saja dan tidak mau menyimpan hal pahit di dalam dirinya.Â
Karena buat saya hidup sudah memasuki tahap menikmati, apapun itu kendalanya, kebahagiaannya, atau hasil yang didapat dari materi maupun non materi. Bagi saya sudah 3,5 dekade pemasalahan-permasalahannya sudah saya sering temui di industri musik.
Walaupun di industri musik sudah mengalami evolusi, di mana era internet seperti sekarang ini social media memiliki peranan yang sangat penting, tetapi Titi DJ mengaku sudah menghadapi itu semua.
Titi DJ berbagi cerita perjalanan karirnya yang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan dan perbedaan bermusik di zaman old sampai zaman now, dalam sebuah wawancara Ekslusif Ulang Tahun Bintang.com yang ke-3, pada Rabu 21 Februari 2018.
Advertisement
Perjalanan Karir Seorang Titi DJ di Industri Musik
Pemilik nama lengkap Titi Dwijayati merupakan penyanyi pop ternama di Indonesia sejak tahun 1983. Memiliki seorang ibu yang sangat mengerti bakat serta mendukung penuh keinginan anaknya, membuat Titi DJ tepat memilih jalur musik sebagai karirnya.
Sejak kecil dirinya sudah mengikuti kelas vokal yang cukup kondang kala itu, yaitu Bina Vokalia. Selain menyanyi orang tua Titi DJ, John Sutanto dan Yeni Veronica Simanjuntak, mendaftarkan Titi kursus tari dan musik. Prestasi yang pertama kali diraih Titi DJ saat usianya 17 tahun dengan mengikuti lomba Bintang Radio & Televisi dan meraih Juara III. Dari bekal itulah kemampuannya terus diasah sampai sekarang ini dirinya masih eksis di dunia musik.
Perbedaan musik zaman dulu dan sekarang?
Tentu saja berbeda dari industrinya, nggak hanya di Indonesia saja tetapi di seluruh dunia mengalami penurunan penjualan fisik. Karena sekarang eranya sudah digital, tapi bukan berarti pembajakan fisik berhenti. Justru sekarang ilegal download makin marak, lebih susah buat kita sebagai musisi atau penyanyi, supaya lagu ini semakin di dengar tapi tidak dengan gratis.
Apakah pembajakan digital juga mempengaruhi industri musik?
Iya pastinya, maksudnya gini ada pencipta lagu, kemudian saya menyanyi, musisi di belakang yang mengerjakan pembuatan album atau semua pihak yang terkait di dalamnya, pasti membutuhkan kreatifitas, menghabiskan waktu dan tenaga tapi tidak dibayar, mau nggak? Pasti nggak mau kan, begitu juga kita.
Tren musik terus berkembang, apakah penyanyi juga harus mengikuti tren?
Tentunya harus dong. Kita tertinggal jauh, beruntung saya bertemu dengan pihak-pihak yang sangat up to date tentang itu, apalagi anak-anak saya sudah beranjak besar, jadi saya juga suka nanya-nanya ke mereka. Kalau dulu kayanya susah banget cari penyanyi, kalau sekarang sangat mudah lewat platform musik atau social media.Â
Apakah Titi DJ juga beradaptasi dengan zaman kekinian?
Walaupun musik saya lebih adult, tapi bukan berarti penggemar musik adult itu nggak ada. Memang pemakai digital atau gadget sebagian besar anak muda, tetapi bukan berarti orang yang sudah mapan tidak memakai gadget, inilah yang membuat harus terus ikut zaman kekinian.
Karena mengikuti zaman kekinian, apakah ada projek terbaru?Â
Ini saya lagi merilis lagu ciptaannya Yura Yunita dan Glenn Freddly di pertengahan Maret. Sambil itu saya juga rekaman lagu-lagu lain dan akan mengeluarkan album di tahun ini, karena sekarang sistemnya sudah berbeda dari zaman kemarin, jadi keluarin single dulu.
Selama 35 tahun menjadi penyanyi apa kelebihan dan kelemahan Titi DJ?
Kalau kelebihan yang tepat menilai mungkin orang lain ya. Tapi buat saya kelemahan saya kadang-kadang kalau ketemu produser atau pihak label, saya kadang-kadang tidak memikirikan komersial padahal itu penting. Kalau dulu kita nyanyi atau buat lagu tujuannya bukan untuk laku, tapi kejujuran. Tapi kata orang itu nggak boleh, mungkin kalau orang mengganggapnya itu kelemahan ya bisa diterima.
Kadang-kadang kita seniman tidak memikirkan hal itu, tapi kelemahan ini ada kelebihannya, kita adalah pihak yang mengerjakan kreatifnya, dari part menjualnya, part memasarkannya, bagian memperkenalkannya sudah ada orang-orang yang ekspert dari kita. Karena orang-orang marketing belum tentu bisa bikin lagu, begitu juga kita yang bisa nyanyi atau bikin lagu belum tentu bisa memasarkannya. Jadi disitu yang harus kita saling imbangi dan saling melengkapi.
Kunci Sukses Titi DJ, Gelar Diva Tidaklah Penting, Yang Terpenting Adalah Bisa Terus Berkarya
Menjadi seorang Diva tidak membuat Titi DJ jadi besar kepala, malah sekarang dirinya menganggap hal tersebut tidaklah penting, yang terpenting bisa terus berkarya. Dengan diberikannya gelar tersebut, merupakan sebuah apresiasi yang membuat wanita asal Jakarta ini mensyukurinya.Â
Bagaimana perasaan Titi DJ dengan gelar Diva yang sudah melekat?Â
Saya tidak terlalu peduli karena itu adalah gelar yang diberikan orang-orang pada saya. Karena sekarang gelar Diva bisa diberikan kepada siapa saja. Kalau dulu mungkin wah, kalau sekarang bukan suatu hal yang istimewa lagi. Apalagi semakin kesini gelar Diva itu mengalami reduksi makna jadi seperti konotasi negatif, kalau telat sedikit ih Diva banget sih, padahal kan saya juga sebagai orang profesional nggak mau telat. Tapi terima kasih yang sudah memberikan gelar Diva.
Apa kunci sukses Titi DJ bisa terus berkarya selama 3,5 dekade?
Saya adalah penyanyi yang beruntung, karena saya didukung oleh tim manajemen yang solid. Permintaan menyanyi masih ada walaupun pasarnya sudah berbeda. Saya sangat bersyukur sekali.
Adakah harapan dan cita-cita Titi DJ yang belum tercapai?
Hampir semuanya sudah tercapai, Alhamdullilah. Bikin konser sudah, bikin album sudah hampir 20 album, ada satu hal yang belum adalah tur. Dalam arti kata benar-benar tur yang ditonton dan orang beli tiketnya. Ada beberapa kali saya ikut tur ada brand di belakanganya atau road show dengan brand di belakangannya. Jadi saya ingin orang-orang benar beli, mungkin tidak terlalu besar-besaran konsepnya yang intimate saja, tapi bisa bertemu dengan penggemar-penggemar saya di pelosok. Mudah-mudahan bisa tercapai, ini lagi kita godok, dan semoga itu dapat terwujud.
Tapi memang ada beberapa hal yang membuat saya harus mengerti, memahami dan menyelami bahwa tidak semua keinginan kita terpenuhi, tutup Titi DJ.