Sukses

Entertainment

Indonesia Kita 2018 Persembahkan Pentas Perdana, Preman Perlente

Fimela.com, Jakarta Program Indonesia Kita 2018 akan hadir dengan mengangkat tema Budaya Pop: Dari Lampau Ke Zaman Now. Tema ini hadir perdana pada bulan Maret 2018 dalam teater lakon Preman Parlente yang merupakan pentaske 27. Kebudayaan, dengan seluruh hasil karya ciptanya, sesungguhnya sebuah proses penciptaan yang terus-menerus berlangsung, mengikuti pola pikir masyarakatnya.

Di setiap era, selalu muncul tafsir, bentuk, ungkapan, bahkan ekspresi-ekspresi baru, yang tak bias dilepaskan dari proses mengolah kebudayaan yang diwariskan sebelumnya. Demikian pula dengan karya seni, yang terus menerus diciptakan dengan mengolah dan menafsir karya-karya lama, dengan gaya dan tren yang mengikuti zamannya.

Seni selalu membuka dan member ruang untuk kreativitas, sehingga masyarakat dapat berekspresi untuk merayakan perubahan. Budaya pop (pop culture) sering dilihat sebagai ekspresi yang menandai perubahan itu.

Kesenian yang tumbuh di wilayah budaya pop, seringkali dengan caranya yang unik memperlihatkan proses kreativitas sebuah generasi dalam hal menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi zaman. Budaya pop, pada akhirnya sebuah proses yang menandai penciptaan kembali atas apa yang sudah lampau, sehingga tetap punya daya pesona yang memikat.

Proses seperti itu, dengan sendirinya sejalan dengan identitas bahasa, di mana setiap generasi bias mengekspresikan kecenderungan-kecenderungannya sendiri, dengan bahasa dan gaya sendiri. Budaya pop adalah suara zaman yang menandai kegelisahan dan pencarian. Budaya pop tak hanya soal mengemas ide menjadi lebih populer, tetapi juga sebuah cara sebuah generasi mengidentifikasi diri dan persoalan zamannya.

 

Pentas perdana Indonesia Kita 2018 akan menjadi pentas ke 27 dalam proses ibadah kebudayaan yang dilakukan sejak tahun 2011. Melalui lakon berjudul Preman Parlente, Indonesia Kita akan menggandeng seniman-seniman Batak untuk bersama-sama memelihara semangat ke-Indonesiaan melalui jalan kebudayaan.

Lakon Preman Parlente adalah kisah cinta sepasang kekasih, Ucok dan Butet, dengan segala lika likunya. Ucok adalah seorang preman. Ia sangat mencintai seorang perempuan bernama Butet. Ucok dikenal sebagai penipu ulung. Tapi dalam soal cinta, Ucok tak pernah berani berbohong. Ada dua hal dalam hidup Ucok yang tak pernah mau dilakukan Ucok, yaitu berbohong pada pacarnya dan pada ibunya.

Suatu ketika Butet meminta Ucok agar ketemu dengan ibunya, agar hubungan mereka yang telah bertahun-tahun mendapat restu. Atas saran dari kawan-kawan seperjuangan, akhirnya Ucok mengajak Butet datang ke Samosir.

Di Samosir, ada situasi tak terduga. Seorang investor besar ingin menguasai kawasan wisata untuk dijadikan resort mewah. Sang investor menugaskan anak buahnya untuk membujuk dan menghasut warga agar mau menjual tanah mereka. Di Samosir, ada pemuda-pemuda baik, ada pula pemuda-pemuda preman. Sang investor mencoba memberi janji-janji kepada para preman untuk mengumpulkan kekuatan dan menguasai warga. Kekuatan uang sang investor akhirnya bisa membuat para preman mendukung tujuan sang investor.

Kedatangan Ucok ke Samosir dijadikan jalan untuk mencapai tujuan sang investor dengan cara melakukan konspirasi jahat, Ucok difitnah dan dianggap kedatangannya ke Samosir semata-mata ingin menguasai wilayah kekuasaan mereka. Sang investor juga mencoba merayu Butet dengan cinta dan harta.

Pertentangan Ucok dan sang investor tak terhindarkan. Sang investor membuat situasi sehingga terbongkar bahwa sesungguhnya Ucok bukanlah pengusaha sukses melainkan seorang preman dan penipu ulung, sehingga membuat Butet sangat terpukul dan ingin meninggalkan Ucok. Bagaimana akhir dari kisah cinta Ucok dan Butet? Saksikan pentas teater Preman Parlente 2-3 Maret 2018.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading