Fimela.com, Jakarta Gelar Ratu Soundtrack di Indonesia rasanya memang hanya pantas disematkan kepada Melly Goeslaw. Pentolan grup musik Potret ini sudah malang melintang di bidang soundtrack, dunia yang mempertemukan film dengan musik yang merupakan passionnya.
***
Soundtrack seringkali menjadi sebuah elemen penting dalam sebuah film. Jika beriringan dengan baik, keduanya bisa saling memberi nyawa dan arti satu sama lain.
Advertisement
BACA JUGA
Karenanya nyaris tak ada nama lain yang mampu mewadahi itu selain Melly Goeslaw. Lewat tangan dinginnya, lahir sejumlah masterpiece yang tanpa sadar akan membuat kita bergumam tiap kali mendengar lagunya.
Beruntung Melly Goeslaw dipertemukan dengan jodohnya yang tak hanya padu soal asmara, tapi juga secara musik. Melly dan Anto Hoed jadi tandem andalan yang banyak dipercaya para musisi, sinematografer sampai sutradara dan produser.
Bicara tentang soudtrack, menurut Melly ada dua resep penting dalam membuat lagu tema yang berkualitas. Keduanya saling melengkapi, dan selalu ia terapkan dalam berbagai project yang dikerjakannya.
"Pertama harus baper, itu bahasa anak mudanya gitu. Baper dalam artian bisa mendalami perasaan terhadap suasana. Tapi juga harus hati-hati gimana caranya biar nggak spoiler filmnya, itu tantangannya," kata Melly Goeslaw yang baru saja merilis album Eiffel I'm in Love 2 tersebut.
Ada satu hal esensial lain yang juga menjadi prinsip Melly Goeslaw dalam berkarya. Apakah itu? Simak juga cerita sang komposer mengenai gaya eksentrik, nasib Potret dan perspektifnya soal industri musik kini dan lalu.
Advertisement
Di Balik Soundtrack Melly Goeslaw
Ditakdirkan seperti jodoh, soundtrack telah menjadi dunia yang kini digeluti Melly Goeslaw. Puluhan lagu terlahir dari tangan dinginnya sebagai produser, penulis lagu dan penyanyi.
Ia pun berkolaborasi dengan berbagai bakat luar biasa, mulai dari diva sampai para pendatang baru yangg potensial. Sebenarnya apa saja suka duka, rahasia sukses dan unek-unek Melly tentang image ratu soundtrack?
Dikenal dengan julukan ratu soundtrack, apakah teh Melly memang fokus di situ?
Sebenernya sih nggak mengkhususkan diri di soundtrack, tapi mungkin rejekinya di situ, alhamdulillah masih sering dapat tawaran. Seperti sekarang ini baru saja rilis album Eiffel I'm In Love 2, senang sekali kembali dipercaya menggarap soundtrack setelah 14 tahun lalu.
Alasan di balik terlibatnya para penyanyi muda?
Kebetulan aku sama Mas Anto memang pengen mencari bibit-bibit baru, selain karena meraih market anak jaman sekarang, juga untuk regenerasi di industri musik. Jadi biar nggak cuma Potret, atau Dewa 19 terus, tapi ada generasi baru yang muncul.
Apa tips untuk memancing ide-ide kreatif dalam menulis soundtrack?
Aku seneng banget baca skenario, baca novel juga. Kalau di Indonesia kan skenario dikasih, sebulan atau dua bulan lagi bisa tayang. Jadi kadang lagunya buat disetor besok, aku kerjainnya sehari sebelumnya. Biasanya dari kepepet itu bisa memancing kreativitas.
Setelah menggarap puluhan soundtrack, mana yang paling berkesan bagi Melly Goeslaw?
Yang paling bekesan....Habibie Ainun. Karena ini nulis lagu tentang orangnya yang beneran ada, dan beliau sosok yang sangat inspiratif.
Apa yang harus dimiliki seorang penulis soundtrack versi Melly Goeslaw?
Pertama harus baper, itu bahasa anak mudanya gitu. Baper dalam artian bisa menyesuaikan dengan cerita dan suasana. Tapi juga harus hati-hati gimana caranya biar nggak spoiler filmnya, itu tantangannya. Yang kedua baca script. Saya dan Mas Anto sudah punya kesepakatan kalo saya yang baca script, dia tidak. Jadi dia mendengar cerita dan interpretasi saya lalu dikembangkan sendiri dengan imajinasinya.
Tentang Potret dan Gaya Nyentrik
Tak banyak yang bisa menyamai kesuksesan Melly Goeslaw, yang karyanya dicintai penikmat dari berbagai kalangan. Bagi pecinta 90an tentu sudah tidak asing dengan Potret, sementara mereka yang muda-muda dibuat baper lewat kolaborasinya dengan para pendatang baru.
Sebenarnya selama ini status Potret seperti apa?
Kita masih tetap jalan kok, manggung juga masih sering. Apalagi sekarang ini kan tren festival musik 90an makin rame. Cuma ya kita punya kegiatan dan sibuk masing-masing. Mas Anto, Aksan, Nikita Dompas ini orangnya ajaib semua. Jadi mungkin perlu waktu agak lama untuk rilis album.
Kapan rencana untuk album Potret?
Terakhir album tuh kayanya udah lama, pas I Just Wanna Say I Love You. Dua tahun lalu kita sempat rilis single Gimana Caranya. Potret itu jumlah fansnya mungkin nggak banyak tapi mereka fanatik. 2018 kita mau rilis single lagi, dan kita pengennya sih rilis album vinyl, isinya lagu-lagu baru.
Pamor band di Indonesia menurun di era sekarang ketimbang penyanyi, pendapat Teh Melly?
Kalau penyanyi kan memang jualan suara ya, jadi ada beberapa penyanyi yang suaranya udah pasti disukain sama masyarakat Indonesia kaya Rossa. Kalau band kan nggak hanya harus mikirin suara, tapi banyak faktor lainnya.
Lucunya pas manggung itu penonton Potret ada dua. Satu yang memang dari generasi 90an, lalu anak-anak milennials yang saya yakin pas Potret ada mereka belum lahir, tapi mereka tahu lagunya. Ini menjadi pertanyaan tersendiri buat saya, apakah lagu jaman sekarang yang kurang bagus atau gimana.
Dari era Potret sering tampil nyentrik, apa filosofinya?
Nggak ada tujuan apa-apa sih, lebih suka mengekspresikan diri aja. Saya orangnya bisa dibilang anti kemapanan. Kayak misalnya sebelum punya anak dulu sering pakai eyeliner kuning atau warna-warni, bukan karena apa tapi sayang aja warnanya nggak kepakai, hehehe.
Jadi produser, komposer dan penyanyi, seorang Melly Goeslaw ingin dikenang sebagai....
Kalau di luar itu ada P. Ramlee dari Malaysia. Dia nulis lagu, penyanyi, main film juga. Saya juga pengen jadi seperti Benyamin S, seniman yang bisa melakukan banyak hal. Inginnya bisa jadi seorang legenda yang dikenal ke-Indonesia-annya.
Ide dan kreativitas Melly Goeslaw dalam menggarap soundtrack seperti tak pernah surut. Dengan rekam jejak dan intuisi musiknya, predikat ratu soundtrack Indonesia tampaknya memang layak disematkan kepadanya.