Fimela.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, klub sepakbola yang punya banyak penggemar di seluruh dunia kemungkinan besar adalah Barcelona FC atau sering disebut Barca. Kepopuleran Barca seiring dengan melambungnya pamor pemain andalan mereka, Lionel Messi dari Argentina.
Kebetulan juga, kesuksesan Barca seiring dengan kebangkitan tim nasional Spanyol di panggung dunia dan Eropa. Seperti diketahui, tim Spanyol berhasil menjadi juara di Piala Eropa atau Euro 2008, Piala Dunia atau World Cup 2010 dan Euro 2012. Timnas Spanyol didominasi oleh para pemain dari dua klub terbaik mereka, Barca dan Real Madrid.
Advertisement
BACA JUGA
Para pemain Barcelona bisa dibilang sedikit lebih unggul karena pemain mereka lebih banyak yang masuk tim inti, diantaranya Gerard Pique, Carles Puyol, Sergio Busquets, Xavi Hernandez, Andres Iniesta dan David Villa. Di tingkat klub, dalam kurun waktu 2006 sampai 2012, Barca lebih sukses dari Real Madrid. Contohnya saja di ajang Liga Champions, Barca berhasil menjadi juara di tahun 2006, 2009 dan 2011.
Belum lagi ditambah berbagai piala lainnya seperti di ajang La Liga Spanyol, Copa del Rey dan Piala Dunia Antarklub. Pemain andalan mereka, Lionel Messi pun beberapa kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia, bergantian dengan superstar Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Momentum emas Barca dimulai di musim 2005/2006 yang saat itu masih dilatih Frank Rijkaard.
Pelatih asal Belanda itu mengemban tugas berat karena harus menyamai prestasi Madrid, rival utama Barca yang waktu itu lebih unggul dari segi prestasi. Di musim 2005/2006, Barca mulai menunjukkan kebangkitannya dengan menjuarai Liga Champions usia mengalahkan Arsenal di partai puncak.
Sejak itu, Barca mulai berkilau lagi dan banjir prestasi. Setelah musim 2005/2006, Barca berhasil meraih tiga gelar Liga Champions, enam kali juara La Liga, lima kal juara Copa del Rey, tiga kali juara Piala Super Eropa dan tiga trofi Piala Dunia Antarklub. Masa kepelatihan Josep ‘Pep’ Guardiola di tahun 2008-2012 adalah era paling cemerlang bagi Barcelona.
Yang lebih membanggakan, Barca meraih sukses dengan mayoritas pemain berasal dari akademi mereka yaitu La Masia yang mampu ‘mencetak’ pemain-pemain hebat seperti Victor Valdes, Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Lionel Messi, Gerard Pique dan Sergio Busquets.Â
Â
Advertisement
Transer Fantastis Barcelona
Hal itu berbeda jauh dengan Real Madrid yang lebih sering membeli pemain-pemain top dari klub lain dengan harga transfer yang sangat tinggi. Karena itu, Barca seperti jadi panutan bagi banyak klub di dunia karena kemampuan mereka menelurkan banyak pemain berbakat.
Sayangnya, keberhasilan seperti itu tak bisa dialami lagi dalam beberapa tahun terakhir ini. Setidaknya dalam empat tahun terakhir, Barca justru lebih sering membeli pemain-pemain top dunia dengan harga yang sangat tinggi dan hampir tak lagi mencetak pemain kelas dunia lewat La Masia. Contohnya, saat membeli Neymar dan Luis di tahun 2013 dan 2014 dengan nilai transfer fantastis.
Di awal musim 2017/2018 ini mereka memang mendapatkan pemasukan yang sangat besar saat melepas Neymar ke PSG dengan nilai transfer 222 juta pounds. Namun setelah itu, Barca harus mengeluarkan uang dengan jumlah yang hampir sama untuk mendatangkan dua pemain baru yaitu Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho.
Kalau sudah begini, saya pribadi jadi bertanya-tanya apakah Barca sudah menjadi Real Madrid ‘baru’? Mereka sepertinya mengikuti jejak Real Madrid yang kerap membeli pemain top dengan nilai transfer selangit, sesuatu yang kerap dijadikan bahan olok-olok Barca maupun fans mereka terhadap kebijakan transfer Madrid yang dianggap terlalu boros.
Dan sekarang Barca, menurut saya, sudah berubah menjadi Real Madrid yang justru sudah jarang membeli pemain top dengan harga yang luar biasa. Lalu bagaimana dengan akademi La Masia yang sangat dibanggakan Barcelona karena sudah banyak melahirkan pemain kelas dunia? Entah kenapa, pamor akademi sepakbola Barca ini pamornya seperti sudah menurun.
Menurut salah seorang teman yang fans berat Barca dan pimpinan redaksi sebuah situs sepakbola terkemuka, klub yang dijuluki Blaugarana itu sudah menjadi klub sepakbola terkaya dunia kedua setelah Manchester United di tahun 2017.Â
Uang Diatas Segalanya
Dengan segala daya upaya, Barcelona harus mempertahankan status itu Namun, transfer Coutinho dan Dembele ini menutup kesempatan bagi para pemain muda Barca untuk mendapatkan tempat di dalam skuat utama.Lalu apakah La Masia mengalami penurunan kualitas?
Mantan pemain Barca, Carles Puyol tidak sepakat kalau La Masia disebut mengalami penurunan kualitas. Namun dia mengakui sulit mencari pengganti yang sepadan untuk pemain seperti Xavi atau Iniesta, misalnya. Kalau sudah begitu dengan persaingan yang semakin ketat maka uang kembali berbicara.
Siapa yang punya banyak uang apalagi dengan status klub sepakbola yang cukup sukses dan ternama, rasanya tak sulit untuk mendatangkan pemain incaran mereka. Dan menurut saya pribadi, Barcelona FC sudah menjadi Real Madrid ‘baru’ dalam wujud yang hampir sama.
Kepergian Luis Suarez dan Philippe Coutinho ke Barcelona memang terasa menyesakkan bagi para fans Liverpool, termasuk saya. Tapi kalau kepergian itu justru bisa membuat klub lebih kuat lagi, saya merasa sudah cukup puas.Â