Fimela.com, Jakarta Melly Goeslaw benar-benar membuktikan niatnya untuk membantu pengungsi Palestina. Ia bersama penyayi Opick dan tim relawan Indonesia bertolak ke Palestina melalui Istanbul, Turki. Datang ke derah konflik bukan aksi yang mudah, selain menempuh jalan berliku, nyawa taruhannya. Soalnya setiap saat nyawa terancam, namun dengan gagah berani melantun tembang Bunda itu bertolak ke Palestina.
Sesaat sebelum berangkat tampak jelas bagaimana Melly dan suaminya serta anak-anak, menahan haru sampai berurai air mata. Anto dan anak-anak terlihat sekali ekspresinya, mereka berat melepas kepergian Melly menuju Palestina. Namun meski berat Melly sudah memantabkan hati, ia pun bertolak dari bandara Soekarno Hatta menuju Palestina pada Minggu (17/12/2017) malam.
Advertisement
BACA JUGA
Satu hal yang membuat Melly membulatkan tekadnya untuk datang langsung ke Palestina memberikan bantuan seperti relawan dari Indonesia lainnya adalah panggilan hati. "Saudara Palestinaku memanggil. Doakan kami bisa lancar menyampaikan amanah bantuan yang dititipkan kepada kami. (Doakan kami) bisa pulang ke tanah dan bertemu dengan keluarga dan sahabat tidak kurang suatu apa pun," begitu Melly menulis dalam laman media sosial miliknya sebelum bertolak dari tanah air.
Melihat medan yang begitu berat, tak salah kalah Melly pasrah dengan kondisi apa pun di lokasi pengungsian yang akan dikunjungi. Bahkan dia pun siap kalau nyawanya harus melayang. Meninggal itu bagi pencipta banyak tembang hits itu sudah takdir dari Yang Maha Kuasa. Di mana pun manusia bisa meninggal kalau sudah ajalnya. Tak harus di Palestina, di tanah air pun bisa meninggal. Karena itu ia tak gentar sedikit pun meski perjalanan yang akan dilaluinya teramat berat.
Hari demi hari sebelum perjalanan, dalam perjalanan menuju Palestina ia kabarkan kepada keluarga, sahabat dan handai tolan dan penggemar melalui akun media sosial miliknya. Terlihat jelas aktifitas yang ia lakukan untuk menemui saudaranya warga Palestina di lokasi pengungsian.
Advertisement
Warga Palestina Masih Butuh Bantuan
Setibanya di Istanbul Turki, Melly dan rombongan menempuh jalan dari menuju perbatasan Suriah. Setelah melalui berbagai rintangan merek apun berhasil menyambangi pengungsi. Para pengungsi Palestina tersebar di perbatasan Turki, Suriah dan Lebanon.
Melly amat terharu bertemu dengan anak-anak Palestina yang sudah menjadi yatim dan piatu. Salah satuya di kamp pengungsian Killis, di daerah perbatasan Turki dan Suriah. "Selama ini saya hanya bernyanyi dan berteriak, mengajak orang untuk berdonasi, saya juga ingin MMM, yaitu melihat, merasakan dan menyerahkan bantuan," ujar Melly.
Usai melaksanakan misinya menyerahkan sumbangan dermawan dari Indonesia untuk pegungsi Palestina, Melly berbagi kisah kepada insan media di kediamannya di bilangan Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu (24/12/2017). Dengan penuh haru ia mengisahakan perjalanan singkatnya yang penuh perjuangan dan penuh dengan pengalaman yang megharuka dan sekaligus mendebarkan.
Melly dan Opick serta rombongan lainnya, berangkat bersama Sahabat Palestina Menaggil (SPM) serta beberapa lembaga lainnya yang ikut berpartisipasi seperti; Komunitas Tangan di Atas (TDA), Zakat Sukses (SSC), dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) serta Qupro Indonesia. Bantuan Melly dan lembaga sosial lainnya dari Indonesia sebesar 250.000 US$.
Selain itu mereka juga menyerahkan bantuan perlengkapan musim dingin seperti pakaian, selimut, jaket, syal, kaos kaki, kasur, alat pemanas, sarung tangan dan lain sebagainya yang amat dibutuhkan oleh para pengungsi. Soalya suhu udara di daerah perbatasan Suriah dan Turki yang menjadi lokasi pengungsian warga Palestia berkisar antar 5 - 7 derajat celcius, sudah mendeati titik beku.
Setelah melihat, merasakan dan menyerahkan bantuan di kamp pengusian warga Palestina, Melly Goeslaw tak lantas surut. Malah sebaliknya ia makin bersemangat untuk menggalang dana dan memberikan bantuan kepada mereka yang menjadi korba perang. Mereka yang terpaksa mengungsi dari tanah kelahiran mereka. Dari sekian banyak daftar kebutuhan para pengungsi, salah satu yang menjadi prioritas adalah membangun rumah sakit. Menurut Melly para pengungsi amat membutuhkan rumah sakit. Tak henti-hentinya ia mengetuk hati para dermawan di Indonesia untuk memberikan bantuan. Ia juga berdoa semoga perang yang berkecamuk di Palestina segera berakhir.