Fimela.com, Jakarta Perfilman Indonesia makin banyak dihiasi wajah-wajah muda dan pendatang baru. Meski begitu para pemain yang lebih senior juga tidak semuanya terpinggirkan. Salah satunya adalah Ferry Salim. Aktor kelahiran Tanjung Pandan, Belitung, Sumatera Selatan, 8 Januari 1967 ini termasuk salah satu aktor yang mampu bertahan dan masih eksis di dunia hiburan sejak era 90-an sampai saat ini.
***
Tak banyak artis yang bisa melakukannya. Namun Ferry Salim masih tetap aktif di dunia hiburan. Sudah puluhan film layar dan sinetron yang pernah dibintangi suami dari Merry Prakasa ini. Meski menyandang gelar sarjana, Ferry yang hobi fashion memilih terjun ke dunia model sebelum kemudian beralih ke bidang akting.
Advertisement
BACA JUGA
Semuanya berawal dari dunia sinetron. Ferry didapuk sebagai pemeran utama dalam sebuah sinetron di tahun 1996. Sejak itu tawaran bermain sinetron pun mulai banyak berdatangan.
“Jadi mbak Icha (Marissa Haque) melihat saya di majalah dan tertarik buat mengajak saya main sinetron. Tawaran itu saya terima dan ternyata saya jadi suka akting dan sinetronnya juga dapat sambutan bagus,” kenang Ferry Salim saat bertandang ke redaksi Bintang.com, di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Sedangkan di layar lebar, Ferry juga termasuk beruntung karena langsung jadi pemeran utama di film perdananya, Ca Bau Kan (2002) dan disutradarai Nia Dinata. Perannya sebagai Tan Peng Liang di film yang diadaptasi dari novel karya Remy Silado itu termasuk suskes dan mendapat banyak pujian.
Ferry pun sempat masuk nominasi sebagai Best Actor di Festival Film Asia Pasifik dan Festival Film Bali. Setelah itu, Ferry laris mendapat tawaran bermain film maupun sinetron. Film yang pernah dibintanginya antara lain, Xia Amei, Sang Pialang Soekarno: Indonesia Merdeka, 3 Nafas Likas, Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar, Penjuru 5 Santri, Bulan di Atas Kuburan, Tiger Boy, Ngenest The Movie, Winter in Tokyo dan Perfect Dream.
Sedangkan di sinetron, Ferry pernah tampil di Bukan Cinta Biasa, Hantu Cilik, Upik Abu dan Laura, Cinta Cenat Cenut 1-3 dan Cinta Sejati. Kiprah ayah dari tiga orang anak ini di dunia hiburan ternyata diikuti oleh putra sulungnya, Brandon Salim yang terjun ke dunia film. Selain akting, aktor yang sering dijuluki sebagai Pria Metroseksual ini juga dikenal sebagai presenter atau MC. Ia juga menggeluti sejumlah bisnis dan aktif di kegiatan sosial.
Lalu apa yang sebenarnya membuat Ferry Salim bisa mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat dan dipenuhi bintang-bintang muda berbakat? Apa saja yang masih ingin dicapainya di dunia hiburan? Apakah ia mendukung kiprah anaknya di dunia hiburan dan apa peran Ferry Salim dalam karier Brandon di bidang akting? Simak hasil wawancaranya berikut ini.
Advertisement
Ferry Salim dari Model ke Akting
Awal karier Ferry Salim di dunia akting berawal dari bidang model. Dari sinetron, Ferry kemudian berkiprah di dunia film. Apa yang membuat Ferry memilih dan sangat menyukai bidang akting yang masih ditekuninya sampai saat ini?
Apa kesibukan seorang Ferry Salim sekarang ini?
Saya lagi sibuk bisnis, lagi bikin aplikasi buat gaya hidup bareng teman. Lalu masih sibuk syuting film dan masih sering jadi MC juga. Saya juga masih jadi duta Unicef dan jadi model iklan, ya masih banyak kegiatan lain yang cukup menyita waktu.
Lagi sibuk syuting apa?
Yang terbaru, lagi syutng film sama Ayu Ting Ting, Boy William dan ada Olga Lydia juga. Sutradaranya Fajar Bustomi, diproduksi RA Films dan produsernya Raffi Ahmad.
Bisa diceritakan filmnya tentang apa?
Ini genre nya termasuk drama-komedi. Saya belum bisa bilang judulnya apa. Yang jelas saya perannya jadi ayahnya Boy William dan nggak setuju dia pacaran sama Ayu Ting Ting. Itu aja bocoran yang bisa saya kasih, hahaha.
Kalau FTV dan sinetron?
Kalo buat sinetron atau FTV kayaknya nggak dulu karena rada sulit bagi waktunya buat kegiatan lain. Jadi saya fokus di film dulu.
Sedikit flashback, bisa diceritakan awal Anda terjun ke dunia akting?
Kalau di film itu berarti mesti flashback sekitar 21 tahun lalu. Soalnya karir saya di akting ya seumuran anak saya, Brandon. Waktu itu awalnya saya main sinetron Kembang Setaman. Itu sinetron pertama saya dan pertama kali akting.
Bagaimana bisa bermain di sinetron?
Jadi dulu saya kan awalnya dari dunia model. Nah, kebetulan wajah saya di majalah dilihat sama mbak Marissa Haque yang waktu itu mau memproduseri sinetron Kembang Setaman. Saya ditawari main dan saya terima. Saya jadi pemain utama main bareng Ida Iasha dan syuting di Beijing, Cina. Itulah kick-off saya di dunia akting.
Kalau di film?
Nah, setelah beberapa kali main sinetron, saya kemudian ditawari main film layar lebar. Saya langsung jadi peran utama di film Ca Bau Kan yang disutradara mbak Nia Dinata dan dari novelnya Remy Silado. Itu film yang cukup legendaris dan masih dikenang sampai sekarang. Saya dapat banyak penghargaan di film itu, termasuk filmnya juga. Jadi ya Tuhan memberikan jalan seperti itu dan saya bersyukur bisa bermain di film Ca Bau Kan yang jadi kick-off saya di dunia film.
Darimana Anda belajar akting?
Kalo akting, saya lebih banyak mengamati film-film yang saya tonton karena saya suka nonton film. Terus ngeliat akting temen-temen, lalu ngeliat orang-orang di sekitar saya, itu cukup menambah wawasan dan khazanah karakter yang kita tahu.
Anda memang bercita-cita jadi aktor?
Kalo main film atau jadi aktor nggak sengaja, nggak ada cita-cita seperti itu. Semua berangkat dari dari hobi. Pendidikan saya di bidang ekonomi, tapi kemudian jadi model karena saya hobi fashion. Main film pun karena saya hobi nonton film.
Apa yang menarik dari bidang akting?
Banyak yang menarik dari akting, karena nggak pernah ada selesainya. Kita terus belajar, riset, mengamati orang atau menjadi seseorang pasti akan berjalan terus karena kita kan selalu jadi orang baru di tiap proyek. Itu kelebihan jadi aktor, tidak statis, dinamis dan ketemu dengan orang yang beda, jadi menuut saya pekerjaan saya di bidang hiburan ini memberikan kekayaan pengetahuan yang luas. Saya banyak menemukan hal baru tiap kali ketemu orang lain. Saya memang orang yg suka bertanya dan nggak pernah malu, karena saya memang suka pertemanan, karena hidup saya akan smakin kaya dengan pengetahuan. Saya merasakan networking itu membantu karir dan kehdupan saya.
Ferry Salim di Belakang Layar
Jejak langkah Ferry Salim di dunia akting ternyata diikuti oleh putranya, Brandon Salim. Keduanya bahkan pernah bermain bersama di film 7 Hari Menembus Waktu di tahun 2015. Seperti apa peran Ferry Salim dalam karier anaknya? Lalu apa rencana Ferry selanjutnya di dunia film?
Anda sudah banyak bermain film, apa peran yang paling berkesan atau menantang?
Hampir semua punya tantangan, tapi mungkin yang paling berkesan film Ca Bau Kan. Karena itu film pertama dan langsung jadi peran utama, apalagi waktu itu film kita masih belum banyak, terus masih proses analog belum video atau digital. Nah, itu kan nggak semua pemain bisa merasakan itu. Terus diambil dari novel karya Remi Silado, disutradarai wanita hebat, dan orang-orang hebat lainnya. Apalagi disitu saya jadi orang Semarang dan di era jaman dulu, jadi harus riset lebih dulu.
Ada lagi di film lainnya?
Di film terakhir saya, Perfect Dream, bagi saya juga tantangan yang nggak gampang dan senang bisa kerjasama dengan Hestu Saputra. Disitu saya memerankan dua karakter, dari muda sampai sudah tua. Dan untungnya menurut saya berhasil dilewatkan dengan baik.
Brandon ikut terjun di dunia film, apa pendapat Anda?
Brandon awalnya bikin band karena dia suka musik. Dia main gitar sama piano dan ciptain lagu. Tapi kemudian ya Tuhan yang sudah mengatur sekarang dia lebih ke film, tapi dia belum siap main di televisi, masih mau fokus di film. Dia baru saja selesai syuting film di Malang sama Fajar Nugros, ya lumayan karirnya masih jalan sampai sekarang.
Apa peran Anda dalam karir akting Brandon?
Kalau untuk terjun ke akting memang keinginan dia (Brandon) sendiri. Kalo dia main film, saya kadang baca naskahnya atau kasih saran-saran sama Brandon. Ya paling diskusi karakter sama saya, tapi lebih banyak sama acting coach yang menurut saya lebih jago dari saya, hahaha.
Apa kiat Anda bisa bertahan dan eksis sampai sekarang?
Ya, mungkin karena suka bergaul sama yang masih muda, karena saya merasa masih muda walaupun angka terus bertambah, hahaha. Kita bawa santai aja, saya merasa lumayan di usia saya sekarang ini tawaran masih terus ada. Yang penting kita tetap niat buat bekerja, jangan membunuh keinginan kita sendiri. Kita harus mengalahkan umur, jadi saya masih bergaul dengan siapa saja, termasuk teman-teman anak saya.
Ada yang menganggap Anda berlebihan atau lebay?
Ya memang ada yang pro dan kontra, menurut saya wajar lah, saya ambil makna kebaikannya aja. Dibilang nggak tahu diri, ya it’s ok. Semua orang bebas punya pendapat apa aja. Di lokasi saya juga bergaul sama siapa saja, dari prduser, sutradara sampe kru atau PU. Bagi saya, kalo kita mau orang respek ya kita mesti respek dan menghargai mereka juga. Bekerja dengan baik dan menjaga hubungan baik dengan siapa saja.
Ada keinginan berkiprah di belakang layar?
Tahun depan, mudah-mudahan ada satu film yang mau saya produseri. Tapi keinginan saya sebenarnya mau jadi sutradara. Mudah-mudahan yang punya dana percaya sama saya, karna it’s all about trust. Kenapa belum terlaksana, karena saya mau semuanya harus tepat termasuk momen dan visi-misinya.
Film seperti apa yang ingin disutradarai?
Kalo jadi sutradara, saya mau bikin film drama karena saya kuat di romantisme, dengan gambar yang indah dan bikin baper lah, hahaha. Makanya, saya suka ngumpulin shot-shot yang bagus. Saya suka catet scene-scene yang bagus di film yang saya tonton, termasuk film iklan dan itu bisa saya gunakan nantinya.
Apa rencana Anda ke depannya?
Ya itu, jadi produser dan sutradara. Mudah-mudahan bisa membuat film sendiri, mau jadi sutradara dan mau nulis buku juga. Yang terpenting diberi kesehatan agar bisa menjalani segala aktivitas dengan baik.
Di usia setengah abad, tentu bukan hal yang mudah bagi seorang aktor untuk bisa bertahan di tengah persaingan yang ketat dan penuh bintang-bintang muda. Tapi tidak bagi seorang Ferry Salim. Ayah dari tiga anak ini masih aktif di dunia hiburan, tampil di televisi dan tentunya masih laris bermain film. Semua itu berkat usaha, kerja keras dan kepandaian Ferry dalam mengelola kariernya maupun dirinya sendiri.