Fimela.com, Jakarta Praktisi kuliner, Bondan Winarno meninggal dunia di RS Harapan Kita pada Rabu (29/11/2017) sekitar pukul 09.05 WIB. Sesuai permintaan mendiang kala hidup, Bondan menginginkan jenazahnya dikremasi. Seperti apa prosesi kremasi dari awal hingga jenazah menjadi abu, begini selengkapnya.
Menurut Alfred selaku Direktur Operasional Krematorium RS. Sentra Medika, proses tersebut dilakukan selama 2 sampai 3 jam. Selama itu, jenazah yang dimasukkan ke oven kremasi akan dipanasi hingga suhu 1000 derajat celcius. Sebuah suhu yang bisa membuat seluruh anggota tubuh manusia terbakar, dan akhirnya menyisakan debu saja. "Kurang lebih selama 2 jam di oven kremasi. Temperaturnya di atas 900 sampai mendekati 1000 derajat," kata Alfred di RS Sentra Medika, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11/2017).
Advertisement
BACA JUGA
Ruangan oven kremasi tersebut menurut Alfred memang harus senantiasa panas. Namun, pintu untuk memasukkan jenazah bersama petinya hanya bisa terbuka jika suhu diturunkan sampai sekitar 500 derajat celcius.
"Harus diturunkan dulu di bawah 500 baru pintunya bisa terbuka. Jadi ruangannya pasti panas. Dalam waktu 5-10 menit temperaturnya sudah bisa langsung naik. Tinggal menunggu turunnya saja," imbuhnya.
Ketika jenazah dimasukkan ke dalam oven kremasi bersama peti, bagaimana proses sampai abu jenazah bisa didapatkan? Alfred pun menjelaskan bahwa massa jenis abu dari bagian tubuh khususnya tulang sangat berbeda dengan lainnya.
"Kayu kan menjadi bara kalau dibakar, karena di dalam ada anginnya berputar, hilang. Tinggal tulang manusia dibakar ke mana pun tetap jatuh. Karena berat jenisnya ya," lanjutnya.
Setelah selesai, maka abu tersebut akan diberikan kepada keluarga. "Setelah selesai proses pembakaran nanti ditarik keluar bersama loyangnya akan ditunjukan kepada keluarga. Setelah itu abunya ditempatkan di guci. Kalau yang di guci dititipkan kami juga ada, di rumah abu. Kalau dilarung atau tidak, itu belum ada konfirmasi keluarga," tandas pria yang mengurus kremasi Bondan Winarno itu.