Fimela.com, Jakarta Ada-ada saja cara netizen memberikan dukungan dan kritikan terhadap sebuah karya. Film salah satunya, karya audo visual ini sering mendapat kritik dan dukungan dari netizen. Kini giliran film Naura dan Genk Juara yang mendapat kritik bahkan nyaris persekusi.
Film anak yang dibintangi Naura ini mengisahkan petualangan Naura, Okky, dan Bimo terpilih mewakili sekolahnya untuk bersaing dalam kompetisi sains di acara Kemah Kreatif yang berlokasi di kawasan hutan tropis Situ Gunung, Sukabumi.
Advertisement
BACA JUGA
Petualangan ini mempertemukan mereka dengan Kipli, seorang ranger cilik yang sedang menggagalkan usaha Trio Licik, kelompok sindikat perdagangan hewan liar. Tipu daya Trio Licik akhirnya membawa Naura, Okky, Bimo, dan Kipli ke dalam aksi petualangan mendebarkan.
Persahabatan dan kesempatan menjadi juara lomba sains antar sekolah sedang dipertaruhkan. Tampilan penjahat dalam film ini kemudian menuai kritikan karena penampilannya dianggap menyerupai penampilan muslim pria.
Maaf spoiler, dalam salah satu adegan rombongan anak-anak sekolah yang cerdas dan kreatif yang berkegiatan di sebuah hutan konservasi. Di tengah kegiatan itu ada 3 orang penjahat yg melakukan pencurian hewan dari kandang konservasi yg ternyata di dalangi si petugas penjaga konservasi itu sendiri.
Advertisement
Penggalan Adegan Naura dan Genk Juara
Tiga orang penjahatnya bercambang dan bertampilan agak kasar, sebagaimana layaknya tampilan penjahat pada umumnya. Satu di antaranya memakai celana pendek dan dianggap celana cingkrang oleh beberapa netizen.
Lembaga Sensor Film angkat suara melalui rilis. Penampilan celana pendek itu jauh dari gambaran saudara-saudara kita yang sering dipandang sebagai radikal/ teroris, karena jenggot dan model celananya.
Sebagai film setting Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bisa-bisa saja penjahatnya beragama Islam. Sama wajarnya jika dalam negara yang mayoritas penduduknya non muslim penjahat non muslim. (Seperti dalam film Home Alone misalnya) Ketika si penjahat di tengah malam di hutan lagi ketakutan karena mengira ada hantu, salah satunya berdoa. Karena dia muslim dia bacanya doa Islam.
Â
Naura dan Genk Juara Tak Menistakan Agama
Tapi yangg dibaca salah 'comot', yaitu doa mau makan. Karena itu ditegur temannya, doanya salah, doa makan. Ketahuan penjahatnya muslim- ya karena dia baca doa itu, yang cenderung latah-latah juga. Tapi tidak ada penggambaran spesifik atau kesan penegasan bahwa muslim itu jahat.
Tidak bedanya jika ada film tentang kasus korupsi lalu koruptornya di dalam bui berdoa atau shalat, itu sama sekali tak berarti merepresentasikan Islam/umat Islam itu jahat.
Bagi LSF, tidak terlihat adanya bagian yang secara jelas mendiskreditkan Islam? Jika dihubung-hubungkan dg penista agama, rasanya terlalu jauh berspekulasi. Kita tahu kalo penjahatnya muslim pun ya hanya karena dia baca doa itu.
Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tidak berarti menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam. Untuk memahami film Naura dan Genk Juara ini kiranya memang perlu menonton langsung filmya.