Fimela.com, Jakarta Dion Wiyoko tengah merasakan madu pernikahan saat ini. Usia pernikahan pemeran film Cek Toko Sebelah dengan seorang wanita cantik bernama Fiona Anthony masih 1 bulan. Ya, keduanya baru saja melangsungkan pernikahan pada Jumat, 1 September 2017 lalu di Pulau Dewata. Pemberkatan pernikahan sendiri tepatnya dilakukan di Gereja Santo Fransiskus Xaverius, Denpasar, Bali.
Banyak perjuangan yang harus ditempuh oleh aktor 33 tahun ini sampai akhirnya bisa menjalani hidup berdua dengan wanita yang menjadi pilihannya. Seperti misalnya pacaran Long Distance Relationship (LDR) yang harus dilakoni karena keduanya berbeda domisili. Dion yang berada di Jakarta, sementara Fiona yang merupakan seorang pramugari itu memilih tinggal di Singapura.
Advertisement
BACA JUGA
Dion dan Fiona membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk menyelami bagaimana karakter masing-masing sampai akhirnya memutuskan mengucap ikrar di depan altar suci, untuk membina keluarga yang harmonis sesuai dengan komitmen keduanya. Selama masa bersama tersebut, Dion mengaku bahwa Fiona adalah wanita yang paling tepat untuk mendampinginya. Fiona telah memberikan kenyamanan yang dibutuhkannya.
“Gue pacaran 3 tahun ya. Ya gue yakin karena menurut gue dia adalah wanita yang bisa memberikan kenyamanan. Dia bisa menutupi kekurangan gue,” kata Dion Wiyoko saat menyambangi kantor Bintang.com, kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Banyak hal atau pengalaman baru yang dirasakan oleh Dion setelah sebulan berbagi hidup dengan Fiona. Sebagai suami, pemeran film Winter in Tokyo ini merasakan tanggung jawab yang lebih besar ketika sudah berumah tangga. Dalam hal kecil maupun hal besar, dirinya tak bisa serta merta memutuskannya sendiri. Seperti ketika Dion harus memilih peran, bagaimana ketika dirinya berada di dalam rumah dengan kebiasaan yang sudah ada sebelumnya, dan lain sebagainya.
“Banyak sekali tanggung jawab yang harus ditunaikan ya. Karena awalnya kita sendiri, lalu ada yang hidup mendampingi. Kebiasaan yang sudah kita jalani pun harus melihat istri. Gue biasa bersendawa, kentut, juga kalau pakai sepatu nggak langsung dirapiin,” ujar Dion.
Kepada Bintang.com, Dion pun mengungkap banyak fakta mengenai bagaimana dirinya pertama kali mengenal Fiona lewat media social, bertemu untuk pertama kali, menjalin kisah asmara, sampai menikah dengan wanita pujaannya. Dion pun tengah merancang masa depan yang baik dengan istrinya tersebut melalui sebuah bisnis yang dirintis bersama. Berikut penuturannya kepada Bintang.com untuk rubric eksklusif bersama Dion Wiyoko.
Advertisement
Cinta Dion Wiyoko dan Fiona Anthony Gara-gara Media Sosial
Siapa yang tak menggunakan media sosial belakangan ini? Bagi orang yang memiliki ponsel pintar, sebagian besar pasti menjadi pengguna aplikasi media sosial. Tentu ada manfaat baik dan efek buruknya, namun tergantung bagaimana seberapa bijak seorang pengguna media sosial tersebut. Seperti kisah pemeran Dion Wiyoko yang bertemu dengan jodohnya, Fiona Anthony melalui media sosial. Sempat stalking, akhirnya Dion pun berkenalan, menjalin kasih dan memutuskan untuk menjalani biduk pernikahan.
Pertama kali ketemu dimana?
Ya itu, lucunya kenal ama dia lewat social media. Gue ingat banget, 2014, gue lagi ke Monas. Gue foto dan posting di Twitter. Entah gimana dia komentar. Jadi awalnya nggak berteman, cuman ada mutual friend aja. Dia saat itu bilang kalau beberapa kali ke Jakarta nggak pernah ke Monas. Gue penasaran. Ada yang komen tapi cewek cantik. Jarang-jarang nih. Kayaknya lucu juga nih, gue stalking ke akunnya.
Beberapa bulan gue nggak sampai kenalan benar-benar. Sampai gue memberanikan diri, nanya dia tinggal dimana, latar belakangnya seperti apa. Ternyata dia tinggal di Singapura. Dan kebetulan saat itu gue lagi mau syuting di Singapura. Pertama kali ketemudan kenalan ya di syuting film Merry Riana di sana. Gue kenal, akhirnya pacaran sama dia. 2,5 tahun rasain LDR sama dia. Perjalanan pacaran ama dia cukup panjang dan banyak tantangan.
Alasan yakin menikah ama Fiona?
Yang gue yakin kenapa harus milih dia, dia tipikal yang bisa ngerti dan bikin gue nyaman. Ketidak-PD-an gue bisa ditutupi oleh dia. Dia cukup supel, ramah ama teman-teman baru. Nggak semua orang bisa berbaur dengan orang lain, termasuk gue, dia bisa nutupin itu. Dan akhirnya bisa nyaman kalau di lingkungan baru. Gue sangat amaze ya dengan itu, kagum dia bisa nutupin kekurangan gue itu.
Tipe kamu atau feeling bahwa dia jodoh kamu?
Kalau masih muda, ngomongin tipe istri pastinya yang muluk-muluk lah. Maunya ini itu, lama-lama makin dewasa punya pertimbangan khusus. Kalau gue sih yakin, cowok tuh kalau udah nyaman dengan pasangannya, terus juga pasangannya punya inisiatif lebih besar daripada cowok, dia akan ngikutin.
Jujur pas gue ditanya mau kapan kawin, kalau nggak didesak sama pasangan gue, mungkin akan lebih fifty fifty. Karena cowok kalau udah punya pekerjaan, penghasilan lebih, masih jomblo, comfort zone-nya makin, yaudah, akan gitu-gitu aja. Nggak akan kepikiran, gue nyaman-nyaman aja kok. Dan kalau udah ada pasangan, tapi pasangan itu mau pasti ikut. Tapi bukan berarti cowoknya nggak punya niatan, tapi kalau didesak sedikit, pasti mau keluar dari comfort zone itu.
Pacaran 3 tahun, ada perbedaan karakter usai menikah?
3 tahun ya pacarannya. Kalau gue ama istri, semenjak pacaran kita cukup intens dan terbuka juga. So far sih, gue belum bisa sharing pengalaman gue dalam berumah tangga, kan baru sebulan lebih berkeluarga. Cuman intinya, kalau udah keluar aslinya apa belum, gue udah tahu apa kebiasannya, demikian juga sebaliknya.jauh sebelum berkeluarga. Kebiasaan-kebiasaan jelek gue sudah bisa dimengerti oleh dia.
Sebenarnya sih kecil-kecil ya, misalnya gue suka sendawa, kentut. Kalau dulu tinggal sendiri nggak masalah, sekarang tinggal berdua, ada yang keganggu dengan kebiasaan gue. Sekarang tinggal bareng istri, gue juga harus bertanggung jawab dengan kerapihan dalam rumah. Gue suka naruh barang seenaknya. Tapi gue dalam hati bukan yang naruh seenaknya juga, tapi naruh yang nanti akan balikin, tapi nggak langsung. Misal sepatu, taruh dulu, rapiinnya nanti. Nah agak berantakan seperti itu, istri gue nggak demen.
Pas nikah, apa doanya?
Yang pasti gue bersyukur di usia 33 tahun dipertemukan dengan istri. Menjadi pasangan. Di mana gue sebelumnya nggak memiliki inner circle sama dia, ternyata bisa bersatu, berkeluarga. Pasti di dalam doa gue agar selalu bisa berada di bawah pengawasan dan lindungan Tuhan. Gue sih selalu meyakini kalau Tuhan akan senantiasa membimbing.
Dan gue bersyukur karena istri saya adalah orang yang lebih taat ibadahnya daripada gue. Selalu diingatkan ya. Bukan berarti gue nggak pernah ke gereja, tapi gue tuh tipikal yang Katolik bawaan lahir. Dia belajar agama benar-benar saat sudah nalar. Fiona tahu tata ibadahnya seperti apa, dia banyak ngingetin lagi, intinya dia selalu bawa gue lebih positif.
Nikah, ada target?
Anak mungkin?Sekarang kan udah akhir tahun ini. Kemarin abis married kita istilahnya mau istirahat dan santai dulu. Juga mau bisnis juga kan. Liburan juga. Kayaknya akhir tahun ini belum berpikir untuk anak ya. Mungkin nanti kalau awal tahun baru berpikir, gimana anak nantinya.
Bahkan urusan anak juga direncanakan?
Ya karena takutnya, nikah September, langsung program anak, takutnya bisnis plan gue jadi buyar. Nggak fokus. Takutnya kan ini bisnisnya dia, jadi belum ada niatan untuk anak dulu. Bukan yang menunda lama banget ya, tapi sementara aja. Kalau keluarga sih nanyain ya, kapan, udah isi belum, sebatas itu sih. Kita ngasih pengertian juga, kan mau liburan dulu, kalau nanti ada momongan, takutnya mengganggu rencana juga. Apalagi destinasinya cukup nggak nyaman bagi orang hamil.
Kemana liburannya?
Liburannya sih cukup jauh ya, tapi nanti aja lah. Mau nyarinya yang pegunungan-pegunungan. Ngepasinnya akhir tahun, gue dari dulu pengen banget Natal-an di luar. Tapi ternyata kita nggak bisa ngepasin pas Natal. Tapi ambience-nya bisa dapat. Kita kan rencananya berangkat akhir November, sampai pertengahan Desember. Semoga dapat salju-salju, cuman nggak tahu nih musimnya kan mundur-mundur.
Perubahan Dion Wiyoko Setelah Menikah
Komunikasi adalah faktor penting bagi pasangan untuk menjalani pernikahan yang kondusif nan romantik. Demikian pula yang diyakini oleh Dion Wiyoko yang baru saja menikah dengan Fiona Anthony. Jika sebelumnya dirinya hanya melibatkan manajemen saat akan mengambil pekerjaan, sekarang sudah ada istri yang selalu diminta pendapatnya. Sementara Fiona yang bersuamikan seorang artis yang memiliki banyak penggemar wanita, juga bisa menempatkan diri.
Setelah menikah gimana, Fiona termasuk tipikal cemburuan, terhadap fans mungkin?
Kalau cemburuan sih nggak ya. Selama gue masih bisa menjaga diri sih gue yakin istri gue percaya-percaya aja. Saat pacaran pun dia udah tahu risiko gue sebagai public figure. Dia udah paham lah seperti itu.
Perlakuan fans pernah bikin nggak enak kalian berdua?
Paling yang nggak enak, kalau misalkan ada fans yang nggak menghargai istri gue. Misal lagi jalan berdua terus ada fans yang minta foto bareng, terus saat minta tolong minta foto itu nggak sopan, nggak menghargai istri gue. Gue pun kalau diminta nggak sopan, nggak akan nanggepin dengan baik. Kalau misal minta foto dengan sopan, pasti akan mau.
Setelahnya sering dibahas?
Iya, paling ya bercanda aja. Tapi gue ya sadar ya, kalau ada yang nggak sopan pastinya gue bilang kok gitu sih.
Ambil kerjaan, sekarang melibatkan istri juga?
Sekarang kan udah berkeluarga. Faktor komunikasi dengan istri ya harus dipentingkan juga. Gue harus membicarakan masalah film misalnya, gue harus bilang ke dia ceritanya seperti apa, karakter gue seperti apa dan lawan mainnya siapa. Produksinya siapa, pasti gue diskusiin. Sekarang udah lebih harus bijak lagi untuk lebih bertanggung jawab dengan kerjaan gue.
Untuk ke depannya juga harus hati-hati, kalau kemarin udah ambil semisal karakter A, nantinya jangan sampai kejebak untuk mengambil karakter yang sama. Biar penonton pun nggak bilang kok sama ya. Sebisa mungkin bervariasi. Masalah actor harus picky itu sebenarnya harus, bukannya sombong yang milih-milih. Menurut gue itu kewajiban para aktor juga. Karena kalau semua film diambil, bisa jadi kejebak, misalkan karakternya sama, tayangnya barengan gimana. Kalau kayak gitu nggak enak aktornya. Pernah gitu, kan nggak bisa dihindarin syukur kalau filmnya berbeda. Namun nggak enaknya lagi kalau ternyata yang satu sukses, satunya nggak. Ada rasa kecewa juga sih.
Istri kasih batasan?
So far sih dia lebih membebaskan untuk berkarya. Tapi kalau ketakutan soal itu sih nggak ya, karena kan di sini ada lembaga sensor film. Jadi kalau masalah yang vulgar itu kayak udah aman. Mungkin kalau misalkan nanti ada yang ekstrim akan dibicarakaan dulu ya. Tapi so far sih belum ya. Istri gue sih sekarang belum ngasih batasan yang terlalu ekstrem. Yang seperti ini nggak boleh, itu nggak boleh.
Ada project apa sekarang?
Kemarin kan baru saja selesai project film. Sekarang sibuk mempersiapkan bisnis kuliner. Lagi mau buka cabang baru juga. Sama istri persiapin bisnis kue.
Bisa ceritakan untuk project film terdekat?
Pastinya (film) tayang belum tahu. Karena sekarang kan udah akhir tahun kemungkinan besar tayang di tahun depan. Selain film Terbang, Menembus Langit ada juga film The Gift. Itu sutradaranya Hanung Bramantyo, pemainnya Reza Rahadian sama Ayusita. Ceritanya tentang 3 orang ini.
Tiap tahun selalu ada waktu rehat dari akting?
Kalau disengajain sih nggak. Kemarin itu sempat ditawarin project film, tapi dari segi cerita dan karakternya itu kurang cocok jadi gue akhirnya nggak ambil. Ada beberapa yang kurang cocok, akhirnya beberapa bulan ini kosong. Dan kebetulan lagi mempersiapkan yang di luar dunia akting itu. Ada cabang baru resto ama toko kue ama istri.
Toko kue rencana dari tahun lalu, di mana istri kan memilih untuk resign dari kerjaannya. Tahun ini dia kan pindah ke Jakarta. Akhirnya kita berkomitmen untuk memiliki usaha bareng-bareng. Memang di sini guenya jadi supporter aja sih, jadi bagian dari passion-nya dia. Tapi bukan tutup mata, gue juga ikut jaga quality control.
Passion berubah setelah nikah?
Sebenernya kalau bisnis resto kan udah gue jalani sebelum menikah ya. Dua tahun lalu buka restoran, sudah jalan sampai sekarang. Jadi emang pengen punya sesuatu yang lain selain dunia akting ini. Jadi alternatif ya, meski kalau sekarang ini bisnis kuliner ini bukan kerjaan utama gue ya. Ya mudah-mudahan ke depannya bisa menopang hidup gue.
Nggak percaya di industry entertainment?
Pasti ada kepikiran ke sana juga. Kan di dunia showbiz, setiap detik pasti ada yang baru. Dari cerita pun pasti membutuhkan karakter baru juga. Gue nggak berpikir kalau ada yang baru terus gue nggak kepake lagi, ya pasti ada, tapi nggak yang khawatir banget gitu. Seratus persen ketakutan, nggak segitunya. Tapi akan lebih bijak jika ternyata ada yang lain, bisa jalan bareng. Gue percaya sih, masalah karya harus dengan prestasi, selama kerja dengan passion, semaksimal mungkin, akhirnya karya tak akan dimakan usia. Bukan yang nanti saat usia 30 atau 35 nanti nggak kepakai lagi. Buktinya sampai sekarang actor pria Indonesia kebanyakan di atas 30-an menjadi peran utama.
Dion Wiyoko memang tipikal orang yang penuh perhitungan. Ia tak akan sembarangan ketika melangkahkan kaki di satu bidang. Namun, sekali menapaki jalan tertentu, pemeran film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar itu akan memberikan yang maksimal. Entah dalam dunia hiburan, bisnis maupun keluarga, pria ini akan berusaha menyajikan yang terbaik dari dirinya. Sukses selalu, Dion!