Sukses

Entertainment

Sempat Booming, Intip Kesibukan Letto Sekarang

Fimela.com, Jakarta Masih ingat grup musik Letto? Rasanya terlalu manis untuk melupakan karya-karya Noe dkk. Grup pelantun Sandaran Hati ini sempat meraih sukses kala masih bergabung dengan salah satu major label di Indonesia.

Seperti band-band hebat pada umumnya, Letto memiliki ciri khas yang kuat. Band asal Yogyakarta ini dikenal dengan lirik sastrais dan aransemen musik yang sulit ditemui pembandingnya.

Letto dibentuk pada 2004 dengan empat personel dengan musikalitas mumpuni. Mereka adalah Noe (vokal), Patub (Gitar), Arian (Bass) dan Dhedot (Drum).

Sampai Nanti Sampai Mati menjadi single andalan Letto di awal karier. Tema serta penyampaiannya yang menarik membuat lagu tersebut menjalar di radio-radio tanah air. Saat itu nama Letto mulai diperhitungkan sebagai band yang menjanjikan.

 

A post shared by @letto_band on

Lalu menyusul single Sandaran Hati dan Sebenarnya Cinta mewarnai album debut mereka pada 2005, Truth, Cry and Lie. Sukses itu berlanjut hingga sekitar 2011. 

Banyak yang mengira Letto sudah bubar atau vakum karena jarang terlihat di layar kaca. Namun ternyata tidak, mereka masih aktif bermusik dan update di social media. Penasaran dengan kegiatan mereka sekarang?

Mengintip Eksistensi Letto

Sampai 2011 total Letto sudah mengoleksi 4 album. Dan di tahun 2016 mereka kembali merilis single Kasih Tak Memilih yang ternyata mendapat respon cukup baik.

Mengobati kerinduan penggemar, video klip berkonsep pop up tersebut ditonton lebih dari 1,5 juta kali di laman YouTube mereka. Masih dengan tutur kata yang bersahaja dan kreativitasnya, Letto buktikan eksistensi mereka.

 

A post shared by @letto_band on

Menilik dari aktivitas social media mereka, Letto ternyata masih cukup rajin manggung dari kota ke kota. Meski tak terjangkau media-media mainstream, totalitas mereka di dunia musik masih tertuang melalui bait dan nada.

Beberapa waktu lalu Noe dkk juga sempat menyambangi Korea Selatan dalam rangka Uijeongbu Day, atau hari peringatan perang Korea pada 1950. Letto beserta Cak Nun menggelar diskusi dan saling tukar pikiran di Negeri Ginseng tersebut.

Ada yang merindukan karya-karya Letto? Sebaiknya kamu simak link berikut ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading