Fimela.com, Jakarta Agustus adalah bulan patriotik. Sepanjang bulan, seluruh pelosok negeri akan dihiasi merah putih, lomba-lomba khas peringatan kemerdekaan berlangsung dari di semua daerah. Bagi saya, tahun ini bulan Agustus terasa berbeda karena kehadiran film Banda the dark forgotten trail.
Film produksi Lifelike Pictures ini menyajikan dokumentari dengan kualitas film layar lebar. Menyaksikan film dari awal mata dipenuhi pemandangan indah dan telinga diperdengarkan nasari tentang sejarah kepulauan Banda. Pulau penghasil pala dan rempah-rempah yang menjadi komoditi perdagangan dunia di masa itu.
Advertisement
BACA JUGA
Tentang bagaimana pala menjadi komoditi yang lebih mahal dari emas. Fungsi pala sebagai pengawet yang manjur sebelum ada lemari es membuat pala menjadi penentu keberhasilan ekspedisi pelayaran untuk menjelajah dunia.
Sejarah Banda mengawali sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Sejarah gemerlap juga gelap. Gemerlap tentang kekayaan negeri kita yang sudah masyur dari era abad ke 16. Dimana pedagang Arab dan China telah sampai ke Banda terlebih dahulu, mereka memperjual belikan rempah-rempah.
Sejak diperkenalkan oleh para Pedagang Cina, Pala menjadi salah satu komoditi rempah yang ditaksir dengan harga yang sangat tinggi. Segenggam pala pernah dianggap lebih bernilai dari segenggam emas. Karena pala-lah ekspedisi-ekspedisi besar dari Eropa diluncurkan, saling berlomba untuk mencapai pulau kecil di Timur ini.
Sejarah berubah gelap ketika armada Belanda dan Perancis juga sampai di kepulauan Banda. Mereka tak cuma ingin berdagang tapi juga menguasai perdagangan. Memonopoli dengan kekerasan.
Sejak diperkenalkan oleh para Pedagang Cina, Pala menjadi salah satu komoditi rempah yang ditaksir dengan harga yang sangat tinggi. Segenggam pala pernah dianggap lebih bernilai dari segenggam emas. Karena pala-lah ekspedisi-ekspedisi besar dari Eropa diluncurkan, saling berlomba untuk mencapai pulau kecil di Timur ini.
Bagian dari Sejarah Bangsa
Kepulauan Banda dengan Pala pada satu masa telah menjadi penyebab migrasi manusia dalam jumlah besar dari satu kawasan ke kawasan lain dan "Banda memiliki isu penting untuk kebangsaan Indonesia. Masih banyak orang Indonedia yang belum paham Banda. Bahwa banyak sekali info menarik dalam fim ini yang bisa jadi bahan renungan kita dan sebagai bangsa kita tau sejarah bangsa kita," ujar Sheila Timothy saat berkunjung ke Bintang.com, Senin (17/7/2017).
Ide pembuatan film Banda muncul ketika Sheila mengikuti espedisi. "Setelah tahu kebih banyak, tenryata banyak yang perlu kita sampaikan. Tapi kan kita ada keterbatasan durasi. Koloniaisme terjadi di puau Banda, dan kolonia datang ke Indonesia di pulau Banda untuk mencari rempah-rempah. Dan kebangsaan Indonesia lahir dari pulau Banda," katanya.
Kepulauan Banda dengan Pala pada satu masa telah menjadi penyebab migrasi manusia dalam jumlah besar dari satu kawasan ke kawasan lain dan menciptakan ruang akulturasi bangsa bangsa dari seluruh penjuru dunia.
Di pulau itu pula para Bapak Pendiri Bangsa melahirkan gagasan kebangsaan. Di Banda kolonialisme dimulai namun di Banda pula ide-ide kebangsaan lahir. Pada saat hampir bersamaan 4 orang founding fathers Indonesia, Moh Hatta, Sutan Sjahrir, Dr Tjipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri dibuang ke Banda Neira.
Kisah terusirnya pribumi dan kedatangan bangsa-bangsa yang kemudian menjadi orang Banda dalam ragam interaksi sosial budaya membuat Sutan Sjahrir menjadikannya sebagai salah satu gagasan dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Banda dan keragamannya merupakan cerminan Indonesia dengan keberagaman budayanya.
Penggugah Semangat Belajar Sejarah
Ketika film ini diluncurkan ke bioskop 3 Agstu 2017, tak pernah saya bayangkan terjadi pro dan kontra. Ada yang mengaku sebagai masyarakat Banda asli melakukan proses atas film ini. Ada yang mengatakan sineasnya kurang riset sejarah. Ada juga yang menyebut film ini kurang detail.
Lantas bagaimana dengan saya? Saya menikmati film Banda sebagai sebuah hadiah untuk bangsa Indonesia. Hadiah di ulang tahun kemerdekaan, simpel tapi bermakna.
Buat saya, saya tidak berhak meminta Jay Subiyakto membuat film Banda menjadi utuh. Bagaimana cara Belanda melakukan pembantaian? Bagaimana wajah asli orang Banda? Animasi dan narasi cukup bagi saya.
Yang saya pahami, durasi film itu terbatas. Tidak mungkin menggambarkan sejarah pulau Banda selama hampir 500 tahun dengan detail dalam film 90 menit. Film Banda adalah penggugah semangat kita untuk belajar sejarah.
Di film dokumenter Banda The Dark Forgotten Trail ini, Reza Rahadian dipercaya sebagai narator dalam bahasa Indonesia. Sedangkan Ario Bayu narator dalam bahasa Inggris. Film arahan sutradara Jay Subiyakto ini dijadwalkan tayang serentak mulai 3 Agustus 2017.
Jika masih penasaran dengan detail sejarah yang dituangkan, cari literasi lain dan baca, itu saja. Selamat menjadi Indonesia lewat film Banda.
Salam,
Puput Puji Lestari
Redaktur Kanal Film Bintang.com