Fimela.com, Jakarta Sosok Najwa Shihab sudah dikenal publik sebagai pembawa acara berita di Metro TV. Wanita kelahiran Makassar, 16 September 1977 ini pun memiliki satu acara, yakni Mata Najwa, yang membuatnya dapat berbincang langsung dengan sejumlah tokoh ternama mulai dari pengusaha, politikus, gubernur hingga presiden.
Selama tujuh tahun acara Mata Najwa mengudara. Pun demikian dengan Najwa yang sudah 17 tahun terakhir berkarya di Metro TV. Namun, terhitung mulai bulan Agustus ini, Najwa telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari stasiun televisi yang telah membesarkan namanya.
Advertisement
BACA JUGA
Lantas, apa yang menjadi alasan utama Nana, panggilan akrab Najwa Shihab, mundur dari Metro TV? Suryopratomo selaku President Director Metro TV dalam keterangan resminya mengatakan, jika Najwa keluar lantaran ingin mewujudkan visi pribadinya. Ia pun mengapresiasi kesetiaan Najwa selama 17 tahun terakhir berkarya bersama Metro TV.
"Kami sangat berterima kasih kepada Najwa Shihab atas kontribusi yang telah diberikan selama 17 tahun berkarya di Metro TV. Kami akan merasa kehilangan Najwa Shihab sebagai jurnalis dan tuan rumah Mata Najwa - program talkshow yang diminati publik dan telah memberi warna yang signifikan bagi perjalanan Metro TV sebagai televisi berita," tuturnya.
"Kami akan selalu mendukung Najwa Shihab untuk berkembang lebih jauh dan mewujudkan sejumlah rencana yang menjadi bagian dari visi pribadi selama ini," sambung Suryopratomo.
Advertisement
Tentang Najwa Shihab
Najwa Shihab merupakan putri kedua dari ulama ternama Quraisy Shihab. Pada Era Kabinet Pembangunan VII, Quraisy Shihab diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Agama. Selama barkarier sebagai jurnalis dan presenter, Nana pun sudah beberapa kali mewawancarai ayahnya sendiri.
Tak cuma sang ayah, Nana ternyata juga memiliki paman yang pernah menjabat sebagai Menko Kesra. Adalah Alwi Shihab. Sosok Nana dan Alwi sempat menjadi perbincangan publik saat bencana tsunami di Aceh pada 2004 lalu.
Nana yang melaporkan secara live tentang kondisi para korban itu terlihat begitu emosional. Meski demikian, ia tidak kehilangan daya kritis dan ketajamannya, kendati Alwi Shihab dianggap sebagai orang paling bertanggung jawab atas penanganan pasca bencana. Pakar komunikasi UI, Effendi Ghazali yang terkesan dengan laporan-laporannya, menyebut fenomena itu sebagai Shihab vs. Shihab.
Sementara itu, Nana memutuskan menikah dengan Ibrahim Assegaf di Solo pada 1997 silam. Dua tahun berselang, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Izzat Assegaf. Nana dan Ibrahim pertama kali bertemu di bangku kuliah. Keduanya adalah mahasiswa jurusan Hukum dari Universitas Indonesia.
Jika Najwa Shihab memilih untuk terjun ke dunia jurnalistik, maka tidak dengan sang suami yang tetap menekuni dunia hukum. Kini, Ibrahum Assegaf dikenal sebagai seorang pengacara terkenal sekaligus anggota dari Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI).