Fimela.com, Jakarta Ririn Ekawati tidak berada di samping sang suami, Fery Wijaya saat menghembuskan napasnya yang terakhir, Minggu (11/6/2017). Saat itu diketahui Ririn tengah menjalani umrah. Perihal umrah, sebenarnya Ririn ragu untuk berangkat, namun justru Fery sang suami memaksanya. Fery berharap didoakan Ririn dari Tanah Suci.
Banyak yang tidak mengetahui, begitu sulitnya Ririn Ekawati harus mengejar waktu, mencari tiket dan mendapatkan surat izin meninggalkan Mekkah. Apalagi saat itu ia berangkat dengan jamaah umrah yang lain. Ririn terbentur beberapa aturan yang membuatnya harus ekstra berusaha agar bisa segera kembali ke Tanah Air dan melihat jenazah sang suami untuk yang terakhir kali.
Advertisement
BACA JUGA
"Proses mencari tiket pulang dari Mekkah ke Indonesia itu susah banget, tapi lebih susah untuk kita keluar dari Mekkah karena kan harus ada mihromnya apalagi kita ke sana beribadah dengan grup, pulang pun harus bersama-sama" ujar Ririn Ekawati membuka cerita akhirnya bisa kembali ke Indonesia.
Berkejaran dengan waktu, Ririn pun mendapat bantuan dari banyak orang, termasuk dari travel yang memberangkatkannya. Ada pula beberapa orang dalam rombongan yang ikut berjibaku dengan waktu membantu Ririn.
"Waktu itu masih ada dua sampai tiga hari lagi ibadah. Saya nggak mungkin egois dong mengajak seluruh peserta umrah di grup untuk pulang karena musibah ini. Namun saya tetap harus bisa pulang untuk melihat jenazah," ujar Ririn lebih lanjut.
Bersama beberapa orang, Ririn pun akhirnya mulai melakukan proses kepulangan. Dari meminta stempel imigrasi, kedutaan dan kementrian. Semua itu harus didapatkan Ririn dalam satu malam.
Advertisement
Di balik kesulitan ada kemudahan
Bagaikan menjalani episode 'mission impossible' Ririn dan beberapa relawan mengejar waktu agar Ririn bisa pulang ke Tanah Air dan ikut mengantarkan jenazah suami ke peristirahatannya yang terakhir. Dalam air matanya di sujudnya, Ririn hanya bisa berdoa agar dipermudah untuk proses kepulangannya.
Ia merasa khawatir, sebab banyak kebiasaan para pejabat berwenang yang khusyuk di masjid menjalankan ibadah dan tidak bisa diganggung. Menunggu dengan berdoa pun hanya bisa dilakukan Ririn. Namun, doa-doanya terjawab, Ririn dan para relawan yang membantunya bisa tepat waktu mendapatkan tandatangan dan surat izin untuk meninggalkan Mekkah.
"Stempel, izin dan tandatangan didapatkan hanya dalam waktu beberapa jam, itu benar-benar saya dikasih kemudahan sama Allah untuk mendapatkan semua itu," terang Ririn.
Ririn kemudian diantar beberapa anggota rombongan travel menuju bandara. Sampai akhirnya Ririn mendapatkan tiket yang hanya tinggal satu-satunya di penerbangan terdekat ke Indonesia. Perihal perburuan tiket pun Ririn merasa dipermudah Allah.
"Sampai di bandara, persis dua jam sebelum keberangkatan dapat satu-satunya tiket. Mamah kan ikut, tapi akhirnya diputuskan aku dulu yang pulang karena lebih penting," ujar Ririn Ekawati.
Ririn Ekawati sangat bersyukur, ia masih diberikan kesempatan melihat jenazah suaminya untuk yang terakhir kali. Meski saat itu, jam pemakaman sempat diundur, menantikan kehadiran Ririn Ekawati tiba di Sandiego Hill.