Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya ceritanya masing-masing saat memasuki Ramadan. Solois Vidi Aldiano pun memiliki pengalaman tersendiri yang selalu terkenang ketika ramadan tiba.
Dikatakan Vidi, ia sempat merasakan pahitnya menjalani puasa sebagai minoritas. Hal tersebut terjadi saat ia masih menjalani pendidikan di luar negeri, tepatnya di Amerika Serikat dimana umat muslim memang menjadi minoritas di negara Paman Sam tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
"Masha Allah, puasa di luar negeri nggak enak deh, nggak enak banget. Gue pernah ngerasain waktu itu gue kuliah di Amerika. Di sana gue jadi minoritas dan karena lingkungannya nggak mendukung gue kayak puasa dengan benar, tapi di situ gue ngerasa malah tantangannya. Gue pasti bisa," ungkap Vidi Aldiano.
Tak hanya sebagai minoritas dalam komunitasnya, pria 27 tahun itu juga mengatakan tantangan lain saat menjalani Ramadan di Amerika Serikat adalah jauh dari keluarga. Hal itu yang membuatnya merasa jauh dari suasana Ramadan yang memang identik dengan kebersamaan.
"(Di sana) Sendiri, nggak ada keluarga, temen-temen gue juga nggak ada yang muslim, jadi susah sekali. Temen- temen gue semuanya kayak hari biasa, nggak ada vibe spesial kayak Ramadan (di Indonesia)," tambah Vidi.
Satu hal lain yang juga tak kalah menantang bagi pelantun lagu Nuansa Bening itu yaitu jam puasa yang cukup panjang selama Ramadan. Jika di Indonesia ia terbiasa berpuasa selama 14 jam, di Amerika, Vidi terpaksa menjalani puasa jauh lebih panjang.
"Ini paling berat, di sana puasa dari jam 3 pagi sampai jam 10 malam. Karena di sana summer, matahari baru terbenam tuh kayak jam 10 malam gitu, jadi itu baru maghrib. Itu nyiksanya setengah mati sih, dan disana panas banget, beda sama panasnya Jakarta. Di sana panas bikin haus, jadi gua ngerasa cobaan terberat waktu gua kuliah di sana sih," jelasnya.
Kini, saat ia sudah melewati masa-masa sulit tersebut, Vidi pun kembali menikmati suasana Ramadan di Indonesia. Satu hal yang selalu ia nikmati saat berpuasa di Indonesia adalah suasana jelang berbuka yang dianggapnya sebagai saat-saat terbaik ketika Ramadan.
"Ini tahun ke-9 merasakan Ramadan dan kerja, suasana Jakarta di jam 5 sampai jam 6 (sore) itu gue suka banget, itu menurut gue suasana Jakarta the best, golden hour buat gue karena kalau Ramadan tuh beda. Dekat rumah gue sih banyak, rumah gue kan dekat kampung juga ya, jadi banyak banget yang kayak anak-anak kecil lari-larian, ibu-ibu jualan kolak, bapak-bapak jualan kurma, itu sepele tapi buat gue tapi itu indah banget sih pemandangannya," ujar Vidi Aldiano.