Editor Says: Jakarta Ribut Terus, Kenapa Sih?

Fimela.com, Jakarta Tak bisa dipungkiri, Jakarta yang menjadi pusat aktivitas negara sering menjadi tempat demonstrasi. Sebagai negara demokrasi, tentu saja menyampaikan aspirasi kepada pemerintah bukanlah sebuah kesalahan. Tapi, kok Jakarta jadi ribut terus ya?

***

Bisa dibilang saya ini orang Betawi asli. Saya lahir dan tinggal di Jakarta sedari kecil. Pun keluarga saya. Tidak ada ritual pulang kampung setiap tahun saat lebaran karena memang semua kerabat dan keluarga saya berada di sini. Jadi bisa dibilang, perubahan Jakarta kian terasa seiring saya tumbuh.

Kini, hutan beton mencakar langit Jakarta. Ketika malam, jika waktu kecil yang saya dengar adalah bunyi jangkrik di tengah kesunyian, kini deruman kuda besi yang selalu menggema terasa akrab di telinga. Bising memang.

Sewaktu sore di masa bocah, saya menghabiskan waktu melihat tetangga yang biasa dipanggil Enyak masak emping di samping rumahnya. Terasa mudah sekali membuatnya. Hanya tinggal mengupas melinjo, menguleknya hingga berbentuk bulatan kecil, kemudian dijemur agar terasa nikmat disantap esok siang. Kini, sore hari saya habiskan untuk melihat aktivitas masyarakat urban yang sibuk dengan pikiran mereka sembari menatap layar handphone.

Keributan Jakarta di masa lalu sangatlah menyenangkan kala yang terdengar adalah teriakan dan pekikan teman saya yang kalah main petak jongkok atau terjatuh karena tak bisa menghindar dari kejaran teman. Keributan ibu-ibu yang memanggil teman-teman dan saya sebelum adzan Maghrib untuk mandi dan kemudian belajar pun sangat haru jika diingat.

Kini, pagi dan sore saya habiskan di jalan. Menatap asap dari bokong kuda besi yang sudah semakin semerawut. Apalagi satu bulan  terakhir ini, rasanya mau pingsan melihat rute Pasar Minggu - Pancoran yang jam 5.45 pagi saja sudah mengular.

Tapi nggak apa-apa sih, kemacetan yang terjadi toh karena ada pembangunan yang tengah dilakukan. Saya senang jika Jakarta dirawat. Menjadi kota modern yang bisa bersaing dengan kota-kota besar luar negeri. Apalagi jika bisa mengundang decak kagum karena suatu saat nanti ruas jalan semakin teratur dan masyarakat lebih melek aturan penggunaan jalan.