Fimela.com, Jakarta Penyakit gagal ginjal yang diderita Eko DJ selama ini telah membuatnya menyerah untuk mempertahankan hidupnya. Senin (27/3) malam, punggawa Srimulat itu menghembuskan napas terakhir di kediamannya, kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Sang anak, Dewi Sari Krisnandaru, menceritakan saat-saat terakhir sehari sebelum Eko akhirnya meninggal dunia. Dikatakan Dewi, Eko sempat menolak ketika dibujuk untuk melakukan terapi rutin cuci darah.
Advertisement
BACA JUGA
"Sempat marah karena kami paksa untuk cuci darah. Beliau tidak mau. Dan siang itu dia udah nggak mau makan, saya nggak tahu, mungkin ngerasa nggak enak badan," kata Dewi di kawasan Taman Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (28/3).
Selama siang sampai sore, Eko masih bisa berbicara. Namun, kondisi badannya sudah mulai menurun. Menurut Dewi, kondisi Eko sudah setengah sadar dan kerap kali memejamkan mata saja.
"Tapi masih ngomong, malamnya saya pulang kerja, mungkin udah setengah sadar, maunya merem. Pas udah kumpul, nggak lama setelah itu," tutur Dewi.
Meski tak pernah bermimpi yang menjurus pada kehilangan sang ayah, namun Dewi dan keluarga sudah merasakan firasat. Pada saat-saat terakhirnya, Eko sering menghindari pantangan bagi seorang yang mengidap penyakit gagal ginjal.
"Nggak ada mimpi. Firasat pasti ada ya, apalagi agak menurun (kondisinya), terakhir udah nggak mau mantang (menghindari pantangan). Mau makan apa aja. Minum kan dibatesin biasanya dia (Eko DJ) minta minum teh. Kita coba kasih lah," ucapnya