Sukses

Entertainment

Hanung Bramantyo Kupas tentang Diskriminasi di Film Kartini

Fimela.com, Jakarta Sekian lama tertunda setelah mendeklarasikan akan membuat film biopik tentang sosok Raden Ajeng Kartini, sutradara Hanung Bramantyo akhirnya mengumumkan jika seluruh proses produksi film tersebut sudah rampung. Film Kartini siap untuk tayang pada 20 April 2017 mendatang.

Meski sudah pernah dibuat oleh Sjuman Jaya pada tahun 1983, namun Hanung memastikan film yang ia gubah sejak tahun 2016 ini akan menonjolkan suatu angle yang berbeda. Dalam film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo tersebut, Hanung mengambil bagian cerita dimana perjuangan Kartini kecil yang sudah melihat perlakuan diskriminatif di lingkungannya.

Hanung Bramantyo (Nurwahyunan/Bintang.com)

"Sebetulnya buat saya film adalah sudut pandang sutradara. Jadi, saya tegaskan di film saya adalah sudut pandang saya terhadap Kartini, saya merasa harus memotret dengan sudut pandang saya. Pasti ada perbedaan dengan karya Sjuman Jaya. Di sini saya mengangkat gimana Kartini itu sejak umur 4 tahun sudah tidak boleh tidur sama ibu kandungnya karena dia (ibunya) bukan bangsawan. Bapaknya harus jadi Bupati dan dia (bapaknya) harus memiliki istri bangsawan, padahal ibunya Kartini bukan bangsawan. Makanya nikah lah sama Raden Ayu Moeriam dan akhirnya tinggal di pendopo Jepara. Ibunya Kartini tinggal di luar sama abdi dalem yang lain sementara Kartini tidur di Pendopo. Kartini menolak," ungkap Hanung Bramantyo saat berbincang dengan Bintang.com di SCTV Tower, Senayan, Kamis (9/3/2017).

Hanung lantas menilai, di filmnya kali ini, ia lebih mengupas secara dalam mengenai pergolakan batin yang dirasakan Kartini sebagai latar belakang munculnya sosok Kartini sebagai seorang pejuang emansipasi wanita. Menurutnya, hal tersebut yang menjadi penting untuk diangkat sebagai cerita yang menarik.

Hanung Bramantyo (Nurwahyunan/Bintang.com)

"Buat saya hal ini yang nggak diketahui masyarakat, mungkin masyarakat taunya RA. Kartini sering galau yang nulis dan tulisannya menginspirasi. Padahal dibalik itu, ia melihat sendiri ibunya mendapatkan diskriminasi. Angle itu yang saya kupas dan berharap pononton tahu makna kenapa kita tiap tahun harus memperingati hari Kartini," jelas Hanung.

Memang, dalam produksi filmnya kali ini Hanung begitu serius. Ia mengumpulkan data sehingga draft skenarionya beberapa kali mengalami revisi.

Selain sudut pandang Hanung Bramantyo, dalam film Kartini, Dian Sastrowardoyo yang didaulat sebagai Kartini. Dalam film ini juga turut berperan beberapa nama besar seperti Christine Hakim, Deddy Oetomo, Reza Rahadian, Ayushita, Acha Septriasa, Denny Sumargo dan beberapa nama lain.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading