Fimela.com, Jakarta Dalam kehidupan pasti kita pernah merasakan rasa senang, marah, sedih, sakit hati, kecewa, dan lain-lain. Kalau membahas yang senang-senang pasti sudah biasa. Apakah Anda pernah marah karena diperlakukan sedemikian rupa oleh orang lain?
Kemudian Anda melampiaskan kemarahan tersebut? Selanjutnya apa yang Anda rasakan? Puas? atau lega? Mungkinkan balas dendam merupakan cara membuat hati Anda merasa lebih baik?
Advertisement
BACA JUGA
Saya percaya Anda pernah berada di dalam kondisi tersebut. Saat itu kita punya dua pilihan, yaitu membalas dendam suatu hari nanti atau memaafkan dan melupakan masalah tersebut.
Mungkin sangat mudah untuk melakukan hal yang pertama. Akan tetapi kebanyakan orang akan sulit untuk melakukan hal yang kedua.
Saya mencoba untuk melihat kembali pengalaman hidup saya. Mengingat-ingat kembali rasa dendam yang saya punya. Dan ternyata rasa dendam menyimpan rasa sakit hati.
Membuat amarah dalam hati semakin berkobar tiap mengingat orang yang membuat saya sakit hati. Lantas seperti apa jika Anda memaafkan orang yang telah membuat Anda sakit hati?
Advertisement
Maaf
Ketika saya memberikan maaf kepada orang yang sudah menyakiti hati. Sestelahnya saya akan merasakan rasa tenang dan merasa lebih damai.
Melepaskan atau melupakan rasa dendam atau sakit hati itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Hidup ini terlalu indah jika hanya dihabiskan untuk membalas dendam.
Memaafkan adalah bentuk balas dendam paling manis, tetapi terkadang juga menyakitkan. Saya jadi ingat salah satu ayat yang ada di Alkitab (bawa-bawa agama sedikit gpp lah ya) 'Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.' - Matius 5:39.
Dan yang menjadi masalah utama dalam memaafkan adalah rasa adil. Seringkali kita menyamakan sikap memaafkan dengan membiarkan orang lain berbuat tidak adil. Perasaan ini lah yang akhirnya mendorong amarah untuk melakukan hal yang sama atau bahkan lebih.
Memaafkan sendiri letaknya ada di dalam diri kita sendiri. Dan ini soal tidak menuruti amarah dengan dalih mencari keadilan.
Keadilan akan mencari menemukan kesimbangannya sendiri. Orang yang melakukan kesalahan akan merasakan akibat dari perbuatannya sendiri bukan karena amarah kita. Ingat, hidup itu punya sistem tabur tuai. Apa yang Anda tabur, yang itu lah yang Anda tuai. Selamat berakhir pekan :D
Â