Fimela.com, Jakarta Di tengah era musik ska yang mulai surut, Tipe-X tetap menunjukkan taji di industri musik Indonesia. Tercatat sudah 22 tahun Tipe-X membuat penikmat musik berpogo lewat karya-karyanya.
Pasang surut tentu tidak lepas dari perjalan Tipe-x menjalani lika-likunya dalam bermusik. Kisah itu yang ingin mereka bagikan lewat sebuah buku. Uniknya, mereka justru memilih pengalaman kelam ketimbang yang baik-baik.
Advertisement
"Biasanya buku kan menceritakan yang baik dan bagus. Tapi di sini kita mau kasih tahu sisi lain, sisi yang mungkin orang agak malu untuk bicarakannya dan menurut mereka aib," ucap Tresno, salah satu personel Tipe-x, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/2/2017).
BACA JUGA
Diharapkan, kejujuran mereka yang disajikan bisa menginspirasi banyak orang. Mereka tak menampik, tidak mudah mengusung sebuah band dengan banyak kepala di dalamnya.
"Mudah-mudahan bukunya bisa menginsipirasi secara jujur. Apapun bidang profesinya, dengan banyak kepala, pasti problem akan lebih banyak dan perjalanan band itu enggak selalu mulus. Itu kita tulis di buku 1999, Judulnya ketika pecundang jadi pemenang," jelas Tresno.
Resep Tipe-x terus bertahan bermusik pun turut dipaparkan dalam buku itu. Terlebih pada era, dimana kebanyakan orang sedang tidak menoleh ke musik ska.
"Tipe-X kan cuma 1 kali ganti formasi saja. Nah itu ada enam kepala yang mencoba bertahan di era industri yang dulunya mungkin asik, tapi sekarang dianggapnya sudah agak berubah," tutup Tresno sang vokalis.