Fimela.com, Jakarta Slank secara resmi menggelontorkan sebuah album bertajuk Palalopeyank. Merupakan album ke-22, Slank begitu terinspirasi dengan perkembangan dunia maya dewasa ini. Media sosial adalah hal yang dikritisinya dalam album tersebut, khususnya lewat lagu Palalopeyank.
Menurut Kaka, ada perubahan luar biasa yang terjadi pada media sosial. Jika media sosial dahulu digunakan untuk mendekatkan teman yang jauh atau wujud eksistensi diri. Namun, saat ini justru banyak mencari musuh di media sosial.
Advertisement
BACA JUGA
"Palalopeyank itu kan gak bisa dipungkiri, hari-hari kita banyak yang main media sosial. Meda sosial dari tahun ke tahun bukan jadi tempat untuk bergaul, tapi jadi tempat cari musuh," kata Kaka di Jl. Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (7/2).
Kaka menambahkan, belakangan banyak sekali pengguna media sosial yang lepas kendali. "Setahu gue dulu media sosial itu untuk ketemu teman SD gue, tapi ke sini-sini media sosial kok jadi ngotorin kata-kata, ngotorin pikiran," ujar Kaka.
Banyak pengguna media sosial yang tidak bijak, yaitu mereka yang gemar sekali mengurusi urusan orang lain, juga suka menebar kebencian di media sosial. Pada akhirnya ini membuat pengguna lainnya merasa terganggu.
"Mereka mancing-mancing di media sosial. Jadi hari kita tuh nggak mood gitu, nggak asik gara-gara seharian nggak mood, kita hashtag-in saja ah palalopeyank," imbuh Kaka.
Sebagai pengguna dunia maya yang sehat, tentunya lingkungan yang kondusif adalah sebuah impian. Kaka secara pribadi menghimbau kepada penebar kebencian untuk berhenti karena bisa menyakiti hati orang lain.
"Kita nggak mau moodnya rusak gara-gara hoax, kritik buat orang-orang jangan nanggepin terlalu serius ah, jangan bikin hati dan pikiran lo keganggu lah," tandas Kaka Slank.