Fimela.com, Jakarta Berkecimpung di dunia seni peran bukanlah hal baru bagi aktris muda, Nikita Willy. Sejak belia, ia mantap melangkah berakting dan mempersembahkan kemampuan terbaik. Wajahnya pun telah menghiasi sederet judul sinetron, FTV hingga film.
***
Menariknya, tahun 2017 bisa dikatakan istimewa bagi pelantun Kutetap Menanti ini. Setelah absen selama hampir 9 tahun dari layar lebar, kini ia bangkit dari tidur panjang dengan kembali membintangi film terbaru lewat perannya sebagai seorang gadis Bali.
Advertisement
BACA JUGA
Sebelumnya, Nikita Willy sempat ikut ambil bagian dalam produksi film bertajuk Bestfriend? dengan memerankan tokoh Tania pada tahun 2008 lalu. Kala itu, ia masih berusia 14 tahun dan membuka lembaran barunya dalam perjalanan akting di layar lebar.
Kembali bermain film, Nikita Willy tentu tidak dapat menutupi rasa senang dan antusias. Ia mengakui bermain film setelah bertahun-tahun memiliki makna baru dan sempat merasa grogi. Hal ini dikarenakan dirinya yang terbiasa syuting sinetron stripping namun, harus beradaptasi dengan produksi film yang membutuhkan penggarapan yang sempurna.
"Aku seneng banget karena terakhir aku main film itu umur 14 tahun, kemarin aku syuting umur 21, sekarang udah 22 jadi udah lama banget karena kemarin sinetron-sinetron terus jadi rasanya balik lagi main film kayak suatu hal yang baru dan aku agak kagok. Karena stripping itu prosesnya cepet banget, sementara kalau misalnya film itu sehari cuma 7 scene, 1 scene harus bener-bener seperfect mungkin," ungkap Nikita Willy kepada Bintang.com.
Meski begitu, bukan berarti Nikita Willy larut dengan kondisi kagok yang ia rasakan. Ia mengerahkan seluruh upaya untuk mendalami dan memberikan 'nyawa' dari peran yang telah dipercayakan kepadanya.
Nikita Willy membagi kisahnya mengenai antusias kembali ke layar lebar, tantangan yang ia hadapi, momen yang tidak bisa dilupakan saat proses syuting serta harapan untuk kariernya ke depan. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Nikita Willy lewat rangkuman berikut ini.
Advertisement
Nikita Willy, Sang Gadis Bali
Nikita Willy akhirnya kembali ke layar lebar dengan membintangi karakter bernama Putu dalam film From London to Bali. Ia pun berbagi kisah mengenai peran dan pengalamannya saat syuting.
Peran di film From London to Bali seperti apa?
Di sini aku berperan sebagai Putu, dari namanya sudah ketahuan kalau dia gadis Bali dan dia wanita sederhana yang kerja di butik, tiba-tiba dia menemukan sosok laki-laki yaitu Lukman. Dia ingin mengubah Lukma menjadi laki-laki yang benar karena rasa cinta yang besar membuat Lukman menerima Putu apa adanya dan mengubah Lukman.
Perasaan beradu akting dengan Ricky Harun?
Kalau sama Ricky Harun aku sudah kenal lama dari zaman dulu bisa dilihat dari FTV-FTV SCTV sama Ricky Harun terus. Terus kita terpisah lama dan kemarin kita sempat sinetron bareng sekarang dipersatukan lagi di film. Jadi, kalau bisa dibilang membangun chemistry nggak susah karena memang udah kenal, cuma bedanya ini di film. Film itu harus lebih serius, harus pakai reading, proses lebih lama dan lain-lain.
Bagaimana rasanya terlibat di film ini?
Akunya sendiri, grogi karena kau harus melewati proses reading dulu, latihan dulu apalagi aku di sini harus jadi gadis Bali, aksennya harus kuat. Sometimes, aku kayak lupa, gimana ini kemarin ngomongnya, apalagi ada yang di dubbing itu lupa aksen Balinya. Karena sutradaranya jago, jadi bisa.
Pendalaman peran seperti apa?
Pada saat syuting film ini kebetulan aku lagi sering bolak-balik Bali, jadi aku kalau untuk logat Bali nggak begitu susah karena aku udah di sekeliling orang-orang Bali jadi sering banget dapat dialog ini aku Tanya sama orang Bali, 'ini bahasa Balinya apa? Atau kalau orang Bali ngomong gimana nih suaranya?'.
Tantangan yang dirasakan bermain di film ini?
Pertama aksen Balinya itu, dan orang Bali itu kan semuanya halus, lemah lembut perempuannya apalagi di film ini aku selalu pakai kebaya, even pakai kaos bawahannya pakai kamen (kain) jadi jalannya agak susah, duduk juga susah, naik motor pula. Tapi aku memang amaze sama cewek-cewek Bali karena mereka udah full pakai kebaya terus naik motor jadi aku awalnya nggak mau dibikin naik motor, cuman aku bilang kalau aku nggak naik motor, kalau aku nggak pakai kebaya itu bukan cewek Bali banget, cewek Bali pasti bisa pakai kebaya dan naik motor.
Kesulitan yang dihadapi saat syuting?
Pas lagi syuting aku ngerasain kayak, ya beda aja karena aku udah lama nggak main film jadi dari pengambilan gambarnya, dari latihan-latihan sebelum takenya itu pun juga beda karena seperfect mungkin. Gimana caranya aku itu on-screen wanita Bali banget jadi orang-orang ngelihat aku dari cara berjalan, cara ngomong aku berusaha sedemikian mungkin. Yang susah, ada satu adegan lari-larian tapi aku harus pakai kamen (kain), lari-larian dikejar bodyguard itu susah banget dan aku harus pakai kebaya dan kebaya bolong-bolong gitu di tengah pantai, panas banget.
Momen tidak bisa terlupakan saat syuting?
Semua momen nggak bisa dilupain karena pertama sama timnya om Fajar itu aku udah kenal. Om Fajar itu adalah sutradara film pertama aku, Bestfriend waktu aku umur 13 tahun jadi untuk balik lagi kerja sama om Fajar itu kayak suatu hal yang luar biasa banget, timnya seru, lawan mainnya seru, ceritanya seru, pokoknya syuting serius tapi fun gitu.
Film From London to Bali menyampaikan pesan apa?
Kalau buat aku, tentang cinta. Ini filmnya romantis apalagi soundtracknya Anji yang Dia, jadi itu cinta yang mengejarkan kita, cinta itu cuma butuh kehadiran sebenarnya, cinta yang bisa menerima kita apa adanya, itulah yang harus dipilih bukan yang ngelihat kayak backgroundnya seperti apa, past-nya seperti apa, cinta yang bisa menerima sekarang dan masa depannya gimana dan yang selalu ada buat kita.
Seru Mainkan Berbagai Peran
Nikita Willy mengaku dengan memainkan peran ia dapat merasakan berada di kehidupan orang lain. Berkat kecintaannya pada dunia akting, keseruan untuk memerankan berbagai tokoh masih ia rasakan hingga kini.
Makna peran yang selama ini didapatkan?
Makna setiap peran buat aku itu adalah pelajaran buat aku, experience, karena aku pribadi nggak pernah sekolah akting jadi experience itu adalah guru buat aku dan sutradara adalah guru buat aku. Karena dari semua sinetron peran aku beda-beda. Walaupun emang protagonis tapi, tiba-tiba ada jadi cewek Betawi, cewek Bali terus kemarin pernah jadi pengidap penyakit kanker itu jadi kayak tantangan sendiri buat aku dan aku nggak mau bekerja di comfort zone aku aja yang cuma lurus-lurus aja, aku selalu mencari tantangan-tantangan itu.
Mengapa tertarik pada akting?
Aku pun juga bingung sebenernya kenapa tertarik sama akting karena kalau aku ngomongin akting itu bisa membuat aku menjadi bukan diri aku. Sekarang aku kayak gini, tapi misalkan aku dapet peran Putu atau apa itu aku experience menjadi orang lain dan itu pengalaman yang sangat luar biasa. Seru aja berada di kehidupan orang lain, memerankan suatu tokoh itu seru aja.
Peran apa yang sangat diinginkan?
Peran jadi cewek-cewek psycho, gila, gitu-gitu seru kali yah atau bipolar kayaknya seru aja, belum pernah aja sebelumnya sih. Kemarin dapat tawaran sinetron itu cuman nggak tahu deh, antara dua sinetron yang akan jalan, we'll see.
Pernah merasa jenuh di dunia akting?
Kalau bosen mungkin aku udah nggak ada di sini sekarang, aku concern aja kuliah, lulus dan jadi lawyer gitu. Cuma karena aku udah mencintai dunia akting, jadi aku di sini. Jenuh pasti ada, kalau aku syuting beratus-ratus episode di tempat yang sama cuma ngobatin jenuhnya itu yaudah jalan-jalan ke luar negeri sebentar dan back to work. Itu udah kayak rutinitas sih sebenernya, makanya kalau aku nggak syuting kayak ada yang kurang nih.
Lebih menikmati sinetron atau film?
Dua-duanya aku enjoy sih selama itu akting aku pasti enjoy. Kayak iklan, film, sinetron even nyanyi pun ada aktingnya. Jadi, selama itu masih berbau akting karena menurut aku acting is my hobby aku akan menyukai itu.
Harapan untuk film From London to Bali apa?
Karena ini kembalinya aku di film, aku harap orang-orang memberi masukan yang bagus buat aku dan menyukai peran dan film ini dan mudah-mudahan ditonton oleh berjuta-juta penonton.
Sedangkan, bagamaina dengan harapan untuk karier?
Mudah-mudahan bisa dari start film From London to Bali bisa ada film-film lainnya lagi tapi sinetron juga, pokoknya anything yang bagus-bagus soal karier.
Sempat absen beberapa tahun dari layar lebar, Nikita Willy kembali membuktikan kualitas aktingnya dalam film From London to Bali. Meski melewati berbagai kesulitan, ia justru merasa tertantang memerankan karakter yang dipercayakan pada dirinya. Sukses selalu, Nikita.