Fimela.com, Jakarta Debat pasangan calon Gubernur DKI Jakarta akhirnya dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta di Auditorium, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017). Berbeda dengan debat sebelumnya iyang digelar oleh KompasTV beberapa waktu yang hanya dihadiri dua pasangan calon. Kali ini tiga pasangan calon alias paslon; Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Ahok dan Djaron, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno semua hadir dalam debat yang dipandu oleh presenter Ira Koesno itu.
Seperti yang direncanakan, debat terbuka yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional dan juga live streaming beberapa media oniline ini berlangsung seru. Tentu saja bagi pendukung AHY-Sylvi pemaparan program keduanya oke banget, apalagi ada janji dana Rp 1 M untuk tiap-tiap RW di DKI Jakarta. Sedangkan bagi pendukung Ahok-Djarot apa yang dijelaskan oleh pasangan yang didukung oleh PDI P, Golkar dan Hanura ini sudah terbukti dan teruji. Semetara bagi pendukung pasangan Anies-Sandi program yang mereka jelaskan juga juga tak kalah hebatnya. Misalnya dalam membangun DKI tak bisa asal gusur saja, harus dengan pendekatan yang menusiawi.
Advertisement
BACA JUGA
Namun bagi saya, yang nonpartisan dan dan tidak terkait pada salah satu partai mana pun, yang menarik justru penampilan Ira Koesno. Mantan penyiar berita SCTV yang kerap mencecar narasumbernya dengan pertanyaan-pertanyaan tajam itu tetap seperti dulu. Ini banyak menyita perhatian publik selain aksi yang ditampilkan oleh ketiga paslon yang mencoba meraih simpat publik pemegang KTP Jakarta dan tercatat dalam daftar pemilih tetap. Anda boleh sepakat dan boleh juga tidak dengan saya. Kan ini eranya demokrasi, semua orang bebas mengungkapkan pedapat asal tidak membuat yang lain tersungging, eh tersinggung.
Soalnya pasca acara debat yang disiarkan langsung tadi malam itu, laman media sosial langsung dibanjiri dengan status ini dan itu soal paparan yang disampaikan paslon nomor 1, paslon nomor 2 serta paslon nomor 3. Isinya pun ada yang memuji dan ada yang menyidir, bahkan ada juga memojokkan paslon tertentu. Yang terakhir inilah yang membuat salah seorang istri dari pasangan calon tersinggung. Tak bisa terelakkan terjadilah perang statemen di laman media sosial. Dan itu menjadi santapan sejuta umat.
Ya begitulah kondisinya, awalnya di arena debat berlangsung relatif aman dan lancar. Setelah debat perbincangan dari masing-masing pendukung paslon pun pindah ke laman media sosial. Di sinilah mulai rusuh dan penuh dengan caci-maki, dan saling sindir dan ada juga yang mulai menghina. Inilah yang patut disayangkan. Media debat yang mustinya sebagai ajang untuk mengadu program kerja, saat sudah ditanggapi para pendukung fanatik berubah menjadi ‘amunisi’ untuk menyerang paslon tertentu yang notabene adalah lawan politiknya. Sekali lagi, sangat disayangkan.
Daripada membahas soal paslon dan sikap pendukung paslon yang saling serang dan menjelekkan paslon yang tidak ia dukung, mendingan kita membahas soal Ira Koesno. Tak bisa dipungkiri kemunculan penyiar berita kawakan ini sudah menarik perhatian publik, temasuk saya yang sempat menonton acara debat ini memalui televisi dan juga live streaming media online, meski tidak sampai selesai.
Advertisement
Kembali ke Ira Koesno
Tampaknya ada dua sisi yang menarik dari penampilan seorang Ira Koesno. Pertama soal gaya dan penampilannya yang tak berbuah seperti ketika sekitar sepuluh silam ia masih menjadi host acara berita Liputan6 Petang. Lugas dan tegas menjadi ciri utamanya saat mewawancarai narasumber masih terlihat ketika Ira memandu acara debat ini. “Ira Koesno masih seperti yang dulu,” begitu komentar salah seorang teman soal penampilan Ira memandu Debat Calon Gubernur DKI Jakarta.
Yang kedua soal penampilan fisik Ira Koesno. Ini juga banyak menarik perhatian. Bahkan penyanyi Nina Tamam ikut berkomentar di akun media sosial miliknya. “Mbak Ira Koesno ini obat mukanya apa ya? Semacam highlander. Enggak tua-tua euy. Dari jaman dahulu kala sampai sekarang, segini terus wajahnya,” begitu celoteh penyanyi yang juga penyiar radio ini di laman facebook miliknya.
Bukan hanya Nina yang mengomentari penampilan Ira Koesno yang terlihat tak banyak berubah dari satu dasawarsa silam ketika ia masih rajin nongo di layar gelas. Ratusan, bahkan ribuan orang yang memposting komentar senada. Semua terperangah melihat wajah dan penampilan Ira yang masih cantik, body ramping an raut muka tetap tirus dan kencang. Semua pada kepo ingin tahu apa resep awet muda si mbak berambut panjang itu.
Tak berapa lama setelah debat berakhir beredar meme yang seolah-olah hasil survey dari sebuah lembaga survey soal kesukaan publik pada peserta debat tersebut. Pertanyaannya cuma satu, siapa yang paling mencuri perhatian dari debat tersebut. Yang menjawab paslon 1 sebanyak 5%, yang menjawab paslon 2 sebanyak 37%, dan yang menjaban paslon 3 sebanyak 6%. Ternyata yang paling banyak adalah yang menjawab Ira Koesno sebanyak 52%. Kalau saja Ira jadi salah satu paslon ia mendapat simpati paling banyak. Yang jelas data itu cuma buat lucu-lucuan saja.
Tapi bawah Ira Koesno menarik perhatian melebihi ketiga paslon yang akan dalam pemilukada di DKI Jakarta tampaknya bukan hanya isapan jempol. Soalnya pada hari itu Ira Koesno masuk dalam salah satu kata kunci dalam trend google untuk Indonesia. Ia hanya terkalahkan oleh popularita Oon Project Pop di urutan pertama dan Debat Cagub DKI 2017 di urutan kedua.
Itulah sosok seorang Ira Koesno. Dengan konsistensi gaya dan penampilannya, ia sukses mencuri perhatian publik. Padahal ada tiga pasang bintang utama yang disodorkan dalam acara Debat Cagub DKI 2017. Paslon No 1 AHY-Silvy, paslon nomor 2 Ahok – Djarot, dan paslon nomor 3 Anies – Sandi. Jadi pemenangnya adalah Ira Koesno. Selamat.