Fimela.com, Jakarta Sepintas rasanya masih tak percaya berhadapan dengan sang penyanyi legendaris yang dikenal dengan lagu-lagu balladnya. Dia adalah musisi yang selalu memberikan jiwanya pada karya yang ia ciptakan. Rick Price, yang terlihat cool dengan setelan jasnya, menunjukkan raut wajah bahagia siang itu.
***
Rick Price mengunjungi Indonesia dalam rangka HUT Indosiar yang ke-22. Ia ditunjuk sebagai salah satu bintang utama di di Golden Memories Internasional dan lineup spesial di Konser Raya 22 yang digelar malam ini (11/1).
Advertisement
Di usianya yang kini menginjak 55 tahun, Rick Price tampak gagah dan bugar. Penampilan yang ia suguhkan di Golden Memories pun begitu memberi kesan tersendiri baginya. Bermusik jadi energi yang senantiasa menyemengatinya di kala letih.
BACA JUGA
"Sangat menyenangkan, bisa tampil di Golden Memories Indosiar. Kolaborasi dengan Andre Hehanussa dan Titi DJ, pengalaman yang seru. Bandnya juga tampil sangat bagus malam tadi, fantastic," ujar Rick Price saat ditemui Bintang.com di Hotel Santika Premier kawasan Jakarta Barat.
Tak seperti kebanyakan musisi lain, Rick Price mengawali karier dengan lonjakan drastis. Single Heaven Knows yang ia tulis pada 1992 bersama Heather Field jadi salah satu megahits di berbagai negara. Lagu ini pula lah yang menjadi koleksi masterpiece yang everlasting. Heaven Knows kemudian juga menjadi trademark yang dikenal hampir semua orang.
Penyanyi kelahiran Australia, 6 Juli 1961 ini pun menguak jika ia sedang mempersiapkan project baru. Rupanya hasrat Rick Price untuk menelurkan karya musik masih begitu menggelora. Dia sedang berada di momen-momen terbaiknya saat ini.
Dalam sebuah sesi wawancara eksklusif, Rick Price juga menceritakan rahasia di balik kesuksesan lagu-lagunya, visinya mengenai musik di usia sekarang dan kesan-kesan menarik lainnya tentang musik serta kehidupan. Simak petikan interview Bintang.com bersama Rick Price berikut ini.
Advertisement
Kebahagiaan Rick Price Bermusik
Energinya mungkin sudah tak sekuat puluhan tahun lalu, rambut panjangnya yang khas 90an juga tak lagi ia punya. Meski begitu Rick Price masih memancarkan aura kuat sebagai seorang superstar.
Lebih dari itu, Rick adalah seorang seniman yang dinilai dari karyanya. Sejak era 90 hingga sekarang, banyak yang telah berubah darinya, seperti soal visi dan referensi musik. Namun satu yang pasti, Rick Price kini jadi musisi yang bahagia.
Masih tampil luar biasa di panggung, apa rahasia Anda?
Kurasa karena aku sudah tampil di panggung sejak sekian lama, bahkan sejak aku masih anak-anak. Sehingga hal itu menjadi sebuah kebiasaan bagiku. Aku mungkin tak terlalu banyak memikirkan sesuatu ketika sedang perform. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik. Dan selagi aku memberi usaha terbaik, segalanya akan berjalan lancar.
Bagaimana cara menjaga kualitas itu, ada treatment khusus?
Istirahat cukup, itu hal utama. Aku juga tak menyakiti diri sendiri dengan merokok atau meminum alkohol. Bertahun-tahun lalu aku pernah, tapi sekarang aku berusaha menjaga tubuh agar tetap sehat dan menghindari stress. Dengan begitu vokal akan terjaga dengan baik.
Tentang visi Anda bermusik dari dulu hingga sekarang, apakah berbeda?
Sepertinya hal itu akan terus berubah. Ketika masih muda dulu, era 90an aku memikirkan dan terinspirasi banyak hal. Dan sekarang hidupku telah berubah sedikit demi sedikit. Saat ini aku mencoba lebih rileks dan tak terlalu cemas dengan segala sesuatunya. Membuang jauh-jauh kekhawatiran yang tak berguna.
Menjadi musisi yang bahagia?
Ya, aku lebih menikmati hidup dan menyerap hal-hal positif seperti cinta dan kebaikan kepada diri sendiri, lalu kepada orang lain. Ketika masih muda kita tak begitu tahu cara mengurus diri sendiri. Tapi kini aku musisi yang bahagia.
Masih aktif tur dan perform, pernah merasa lelah atau bosan?
Terkadang tentu aku merasa lelah, tapi itu tak membuatku resah. Karena pengalaman yang kudapat sangat berharga. Aku bisa beristirahat di pesawat atau di hotel, aku akan baik-baik saja. Aku menikmatinya.
Kesan-kesan tentang penampilan Anda di Golden Memories International?
Sangat menyenangkan bisa tampil di Golden Memories Indosiar. Aku berkolaborasi dengan Andre Hehanussa dan Titi DJ, pengalaman yang seru. Terakhir duet dengan Andre sekitar 7 tahun lalu, dia luar biasa. Sementara dengan Titi ini pengalaman pertama, dia juga hebat. Bandnya juga tampil sangat bagus malam tadi, fantastic.
Bagaimana Anda melihat sambutan fans di Indonesia? Terutama juga banyaknya penikmat dari kalangan muda.
Bagus sekali, ada fans yang membawa kaset koleksinya dan aku menandatanganinya. Karena itu aku suka mengunjungi Jakarta, orang-orangnya sangat luar biasa menurutku. Hal itu menunjukkan bahwa musik tak mengenal berbagai batasan seperti umur. Banyak remaja saat ini mengagumi The Beatles, musik 20an dan 30an. Ketika melihat anak-anak muda menyanyikan laguku, itu sangat fenomenal.
Rahasia di Balik Hits dan Project Terbaru
Tembang cinta mungkin sudah melekat dalam image seorang Rick Price. Namun apa yang membuatnya begitu dikagumi sebagai musisi dan pencipta lagu?
Saat menulis Heaven Knows dengan Heather Field, apakah ada firasat ini akan jadi lagu everlasting?
Tidak...sepertinya tidak. Tapi kupikir ini lagu yang bagus. Aku tahu ini punya potensi untuk jadi lagu yang hebat. Ketika mendengarnya, kamu langsung bisa menduganya. Ketika mendengar ide lagu ini, fakta bahwa kita tak bisa memaksa kehendak orang lain kita harus mencintainya dan membiarkannya bebas. Jika dia kembali, maka dia milikmu. Menurutku ini lagu yang powerful tapi aku tak memprediksi lagu ini akan jadi hits. Orang-orang terdekat, label rekaman, dan manager berkata 'Ini akan jadi lagu besar', dan kurasa mereka benar.
Bagaimana cara Rick Price menulis lagu hebat?
Lirik salah satu aspek penting. Jika itu dari pengalaman pribadi aku akan membuatnya jadi lagu yang sangat kuat. Tapi tak selalu harus begitu, kau bisa juga mengarang cerita sendiri. Keduanya bisa dilakukan, menulis lagu dari pengalaman diri sendiri atau orang lain. Jika kau bisa memahami karakter yang ada di cerita tersebut, akan menjadi lagu bagus. Harus ada koneksi dalam lagu dan ceritanya meski itu bukan ceritaku sendiri.
Tapi musik hal yang krusial. Kita harus membuat musik yang kuat, membangkitkan semangat atau apapun itu. Menurutku komposisi musik harus bisa berdiri sendiri, kemudian lirik menyempurnakannya. Jika musik tak bisa berdiri sendiri, itu bukan lagu yang hebat. Jadi kombinasi keduanya sangat penting.
Dikenal dengan lagu ballad, bagaimana membuatnya tak terkesan cengeng?
Saat ini aku berusaha tak membuat lagu yang terlalu sentimental. Lagu ballad terbaruku punya nuansa yang lebih spiritual ketimbang galau. Aku tak menulis lagu patah hati lagi, aku bahagia sekarang, hehe. Tapi aku suka lagu yang menceritakan tentang patah hati dan jatuh cinta, karena kita punya reaksi tersendiri dalam menghadapinya. Kadang ada saatnya juga kita merasa bingung.
Ada project baru yang sedang Anda kerjakan saat ini?
Ya, tentu ada. Aku sedang mencoba hal baru, berkolaborasi dengan sejumlah penulis lagu. Mereka memberiku lirik dan aku yang membuat musiknya, itu hal yang menarik bagiku. Karya-karya baruku mungkin takkan seromantis seperti sebelumnya, tapi lebih ke nuansa cinta yang spiritual. Bukan bermaksud menjadi seperti seorang 'guru', tapi berusaha memaknai cinta. Mencintai diri sendiri dan yang lain.
Pernah terpikir untuk mencoba musik elektronik seperti yang sedang ramai sekarang?
Aku menyukai beberapa musik elektronik yang ada saat ini. Stevie Wonder membuat musik elektronik yang keren. Juga seperti album baru John Legend, dia seorang penyanyi dan pencipta lagu yang luar biasa. Aku sangat menyukainya dan musik elektroniknya. Aku takkan berkata tidak, mungkin saja. Ketika aku ke sini beberapa musisi juga membuat backing track untukku dengan nuansa elektronik, dan itu sangat bagus. Aku tak banyak menggunakannya dan cenderung dengan alat musik organik seperti gitar, bass dan drum.