Fimela.com, Jakarta Lama bergulat dengan dunia politik, Rano Karno akhirnya kembali lagi ke ranah hiburan. Ia yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Banten ini mengatakan tak ada larangan bagi pejabat untuk menekuni karier entertainment.
"Karena kan nggak ada larangan. Kalau kang Deddy (Mizwar) masih main iklan, saya kan nggak laku sebenarnya," seloroh Rano Karno di kawasan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Rano merasa perlu untuk membuat sebuah film yang menceritakan tentang kebudayaan masyarakat Tangerang. Berjudul The Last Barongsai, film ini merupakan potret kehidupan masyarakat Cina benteng yang hidup di Tangerang.
Advertisement
BACA JUGA
Budaya akulturasi ini menurut Rano Karno sedikit demi sedikit telah terkikis oleh zaman. Ia melihat ada penurunan yang tajam atas minat para pemuda masa kini terhadap kebudayaan dengan nilai-nilai luhurnya.
Rano menegaskan bahwa film yang dibintangi oleh Tyo Pakusadewo, Dion Wiyoko, Azis Gagap, Rano Karno, Furry Citra, dan Vinessa Inez ini merupakan bentuk kekhawatirannya
"Ini sebenarnya hanya kekhawatiran pribadi, bahwa suatu saat orang tidak lagi bermain tanjidor, bermain congkek. Nah sama barongsai ini secara nyata bukan tidak ada, tetapi yang lebih banyak mainkan adalah anak-anak di luar pribumi," ucapnya.
"Di mana anak-anak etnis sudah tidak menggemari lagi. Intinya disitu, bahwa kebudayaan itu harus dipertahankan dan dijaga, dilestarikan karena itu adalah sebuah kekuatan satu bangsa," tutur Rano Karno.
Ia menambahkan bahwa kultur Cina benteng ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial sekitarnya. "Sebuah culture yang menarik di Tangerang, yaitu Cina benteng. Mereka ini terbentuk setelah perang di tahun 1740 perang VOC dengan Tionghoa. Ternyata etnis ini sangat mempengaruhi ekonomi segala macam lah. Bahkan mempengaruhi segi agama, banyak ulama-ulama Cina yang terkenal," tandas Rano Karno.