Fimela.com, Jakarta Di negara-negara Asia Tenggara, terutama Indonesia, seorang wanita yang berada di rentang usia 20 hingga 30 tahun sudah 'dibudayakan' untuk mengubah status sosialnya dari lajang menjadi istri. Saya yang saat ini sudah menginjak 24 tahun pun merasakan impact dari 'budaya' tersebut.
Pernikahan bagi saya pribadi, bukan hanya soal menyatukan dua insan yang dimabuk asmara, tapi juga soal kematian egosentrisme. Pernikahan bukan hal sembarangan untuk digelar. Butuh pemikiran yang matang untuk dapat memutuskan membangun mahligai pernikahan dengan orang terkasih.
Advertisement
BACA JUGA
Setelah keputusan untuk menikah diambil pun ada satu hal lagi yang bakal menyita pikiran seorang istri. Adalah menjadi seorang ibu untuk anak-anak dari pria yang telah dipilih untuk menemani sisa hidupnya. Mungkin terdengar amat sepele. Namun, sudah siapkah saya menjadi seorang ibu?
Bagi saya, ibu adalah sosok yang amat luar biasa. Lebih dari sekedar pahlwan. Bersama ayah, ibu membesarkan anak-anaknya dengan penuh cinta. Saat ayah lelah pulang bekerja, ibu adalah wanita yang setia berada di balik pintu menanti kedatangan 'hero' di istananya, yang mungkin kala itu keringatnya belum kering betul usai seharian mengurus rumah dan buah hati.
Ibu adalah orang pertama di dunia yang bertanggungjawab atasmu sejak masih di dalam kandungan. Kala waktumu tiba untuk melihat dunia, ibu siap pertaruhkan nyawanya demi bisa mendengar, melihat, menyentuh, dan merawat bayi yang selama sembilan bulan dinantikan kehadirannya. Setelahnya pun ibu masih menanggung banyak peranan untuk membentuk pribadi dari sang buah hati.
Ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Bagi saya, pendidikan tinggi yang dimiliki seorang wanita tak serta merta hanya digunakan untuk kepentingan karier semata, tapi juga untuk bekal mengurus buah hati.
Bukan dalam artian harus pandai mengajarkan filsafat hingga algoritma, tapi bagaimana seorang wanita mampu membimbing dan membentuk karakter anak yang cerdas tak hanya dari segi IQ, tapi juga EQ serta SQ. Mereka yang sudah mengenyam bangku kuliah tentu sudah terlatih dengan problem solving yang baik.
Advertisement
Belajar dari Ibu
Mental menjadi aspek terpenting yang harus dimiliki seorang wanita ketika memutuskan menjadi istri sekaligus ibu. Yang tadinya bebas melakukan banyak hal sendiri, kini saya harus siap mengorbankan hampir seluruh waktu bahkan nyawa untuk calon suami dan anak kelak.
Kecerdasan mengatur finansial dan emosional juga menjadi hal lain yang harus dikuasi oleh calon istri. Karena dalam sebuah pernikahan, bukan lagi hanya tentang apa yang ingin kamu beli, tapi juga tentang apa yang ingin kita wujudkan. Ada masa depan yang harus dipersiapkan, bukan hanya soal bagaimana esok hari.
Mengomunikasikan berbagai hal kepada suami juga kunci penting dalam sebuah hubungan pernikahan. Hal tersebut pun harus diberlakukan pada anak. Menjadi pendengar serta teman diskusi yang baik untuk suami dan anak adalah tugas moril dari seorang istri.
Konsep gotong royong harus senantiasa ditekankan dalam membina pernikahan. Saat menjadi ibu, saya dan calon suami nanti harus saling menopang dalam mendidik anak-anak kelak. Menciptakan generasi yang berjiwa besar tentu menjadi impian dari banyak orangtua terhadap anak-anaknya.
Role model terbaik dari sosok ibu adalah ibunda saya. Ia adalah sosok wanita pertama yang saya kagumi di dunia. Darinya, saya belajar banyak hal tentang menjadi seorang ibu yang baik, di tengah rutinitasnya sebagai wanita karier.
Sudah tak terhitung lagi pujangga yang menuliskan kalimat-kalimat romantis tentang sosok mulia ibu sebagai pahlwan untuk anak-anaknya. Yang jelas, apa pun yang saya miliki sekarang tak akan pernah mampu menggantikan pengorbanannya.
"Selamat Hari Ibu, Mama. Terima kasih sudah menjadi orang yang setia di sampingku dalam keadaan suka maupun duka. Kaulah segalanya,".
Betapa saya mengagumi sosok ibunda saya, begitu pun yang saya inginkan untuk anak-anak saya kelak. Menjadi sosok yang sempurna dan mampu dibanggakan untuk mereka adalah impian sederhana saya. Pun mungkin untuk Anda. Terima kasih sudah membaca hingga akhir, mohon maaf jika ada kata yang kurang mengenakkan. Selamat Hari Ibu untuk kalian para calon ibu.Â
Â
Regina Novanda,
Editor Kanal Celeb Bintang.com
Â
Â