Fimela.com, Jakarta Dalam film terbarunya, aktor Rio Dewanto berperan sebagai seorang prajurit TNI yang memimpin misi perdamaian di Lebanon. Sadar perannya sebagai Satria di film I Leave My Heart In Lebanon cukup berat, Rio pun mengaku cukup kritis saat melakukan observasi langsung melihat aktivitas para tentara di negara konflik tersebut.
"Saya orangnya agak kritis. Pas saya observasi, saya pengen tahu bagaimana sejarah TNI, pasukan kita (di Lebanon) seperti apa, saya pengen tahu. Karena film mengangkat patriotisme di Indonesia belum banyak," ungkap Rio Dewanto saat ditemui di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).
Advertisement
BACA JUGA
Sebagai seorang warga sipil, suami dari Atiqah Hasiholan tersebut pun kagum dari hasil observasinya tentang pasukan Garuda. Rio menilai, apa yang dilakukan Pasukan Garuda untuk menjaga perdamaian di Lebanon memang patut diapresiasi tinggi.
"Ini Pasukan Garuda. Sebagai informasi, pasukan Garuda dibentuk oleh Presiden Seokarno pada 1957 sebagai pasukan perdamaian di bawah PBB. Setiap tahunnya di berangkatkan sebesar kurang lebih 1200 personil ke Lebanon. Pasukan Garuda di Lebanon mendapatkan hati masyarakat di luar sana. Kebudayaan Indonesia itu ramah, itu yang membuat pasukan Lebanon melihat kita sebagai saudara karena kita menjaga perdamaian," tambahnya.
Hal itu pula yang membuat Rio Dewanto berusaha untuk totalitas dalam perannya sebagai Satria. Rio menganggap sisi kemanusiaan yang diselipkan dalam film yang dibumbui kisah percintaan ini sangat mengedukasi serta dapat membuka mata masyarakat atas pengorbanan yang dilakukan para prajurit TNI dalam misi kemanusiaan di dunia.
"Film ini visi dan misi saya sangat suka, makanya saya memilih film ini. Tugas mereka (pasukan Garuda) tidak mudah dan mereka tetap membanggakan merah putih di sana," tandas Rio Dewanto.