Advertisement
Kejujuran dalam Mendidik Anak
Fimela.com, Jakarta Perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya menjadi kenangan yang sangat berkesan dalam hati pelawak Narji Cagur. Suatu hari pada 2005, sambil duduk di kursi pesawat, pandangan Narji tertuju pada seorang pramugari cantik. Namanya, Widiyanti.
Melihat cewek tersebut, hati Narji pun bergetar. Ia pun berusaha untuk menarik hati Diyan. Namun, usaha tersebut tak berhasil. Begitu pula saat ia meminta nomor teleponnya.
Advertisement
"Saya minta nomor telepon, tapi enggak dikasih. Sampai akhirnya saya nunggu di pesawat. Sampai pesawat itu kosong. Akhirnya, saya yang meninggal nomor telepon," kenang lelaki kelahiran Brebes, Jawa Tengah, 10 Agustus 1977 itu kepada Bintang.com, melalui aplikasi WhatsApp, Jumat (9/12/201
Nomor telepon itu diberikan Narji kepada perempuan yang akrab disapa Diyan itu saat turun dari pesawat. Pertemuan pertama itu sangat berkesan. Tak lama berselang, Diyan rupanya menghubungi Narji lewat pesan singkat.
"Yang membuat saya memutuskan untuk pacaran karena dalam diri Widiyanti tak ada yang dimiliki oleh wanita lain. Nggak perlu disebutkan di sini, takutnya nanti malah riya," kata Narji tertawa.
Lambat tapi pasti, hubungan Narji dan Diyan makin intens. Mereka pun jadi sering berkomunikasi. Hal yang juga sangat berkesan ketika Narji menjemput Diyan di bandara.
Menikah di Pekalongan
Bagi Narji dan Diyan, mereka menjalani hubungannya dengan santai. Terlebih, kedua orang tua masing-masing merestui hubungan mereka. Bagi Narji, semuanya enteng kalau urusan cinta.
Hubungan mereka berjalan lancar tanpa hambatan. Aktivitas mereka yang pada membuat hubungan mereka bergulir selama tiga tahun. Terlebih, nama Narji yang kian melejit di panggung hiburan di Tanah Air.
Guyonan Narji yang sering membuat Diyan terhibur. Selama berpacaran juga memberi bunga hingga memberi puisi.
"Lebih sering sih dikasih puisi," kata komedian bernama asli Sunarji itu.
Setelah menjalani hubungan selama tiga tahun. Narji dan Diyan pun sepakat menikah. Mereka menikah di Pekalongan, Jawa Tengah, 10 Februari 2008. Narji dan Diyan menggunakan adat Jawa dan Betawi.
"Acaranya udah seperti pesta rakyat karena yang dateng banyak banget. Warga sekitar yang ingin tau, sampai ada yang ngirim polisi 3 kompi untuk menjaga keamanan. Kan acaranya ada hiburan dangdut dan campursari," kenang Narji dengan tertawa.
Advertisement
Kejujuran dan Belajar
Saat ini usia perkawinan Narji dan Diyan sudah memasuki usia delapan tahun. Kebahagia mereka kian lengkap sejak memiliki dua orang anak; Dracena Atya Dinarta Mansyur dan Nail Ahyara Dinarta Mansyur. Anak pertama berusia tujuh tahun, sedangkan anak kedua berumur empat tahun.
Kepada kedua anaknya, Narji dan Diyan selalu menekankan untuk selalu jujur dan terus belajar. Hal tersebut tentu sangat penting untuk masa depan mereka. Narji berharap anak-anaknya kelak menjadi orang yang berhasil dan bermanfaat bagi orang lain.
"Seperti orang tua lainnya, yang selalu ingin anaknya kelak menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang lain. Saya menekankan kepada mereka untuk menjadi orang yang jujur dan terus belajar," tegas Narji.
Untuk menjaga keharmonisan keluarganya, seminggu sekali ada waktu untuk keluarga. Jika ia syuting penuh, kadang-kadang Diyan dan putranya datang ke lokasi syuting. Sementara saat Tahun Baru ada kerjaan, Narji tak lupa mengajak anak dan istrinya.
"Kadang saya nganter anak-anak latihan sepakbola, outbound, berenang, nonton dan ke mal. Apa ajalah yang penting anak-anak senang," kata Narji.
Selain itu menyediakan waktu untuk keluarga, Narji dan Diyan juga berusaha untuk jujur, sering komunikasi, saling instrospeksi diri, serta saling mengerti. Begitu pun saat ada masalah, mereka berusaha untuk bersabar dan enjoy.
"Sekarang cuma tinggal harus beryukur kepada Allah. Alhamdulillah sih segala sesuatunya sudah terwujud," tegas Narji Cagur.