Fimela.com, Jakarta Selama beberapa hari mengunjungi Korea, Prilly Latuconsina mengaku cukup kagum dengan apa yang ia lihat selama melakukan perjalannya tersebut. Salah satu yang membuat Prilly terkesan adalah keramahan masyarakat lokal Korea terhadap wisatawan asing seperti dirinya.
Menurut Prilly, budaya tegur sapa serta keramahan warga asli Korea tidak berbeda jauh dengan apa yang ia rasakan di Indonesia. Tak ayal, hal itu pun membuat wanita 20 tahun tersebut mengaku nyaman mengunjungi berbagai tempat tanpa perlu merasa asing.
Advertisement
BACA JUGA
"Behaviour-nya sama aja kayak orang Indonesia. Jadi aku di sana nggak merasa asing, beda sama kalau kita ke Eropa ya, kan ngerasa asing banget. Kalau di korea itu lingkungannya masih Asia, jadi nggak ngerasa asing-asing banget," ungkap Prilly Latuconsina saat ditemui dikawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Tidak sampai di situ, kekaguman lain Prilly terhadap masyarakat Korea adalah kemahiran beberapa pedagang di sana yang bisa berbicara melayu. Memang bukan hal yang aneh lantaran cukup banyak warga negara Indonesia yang mengunjungi Korea Selatan sehingga cukup akrab dengan bahasa melayu untuk menarik perhatian pembeli.
"Bahkan di sana tukang jualannya kalau lihat orang Indonesia mereka langsung bilang, 'mari mari, apa kabar'. Mereka menguasai satu dua kosakata gitu untuk menarik pembeli dari Indonesia," tuturnya.
Hal itu dibuktikan sendiri oleh Prilly yang sempat ditawari es serut khas Korea saat berjalan-jalan di sekitar kawasan Insadong. Sayangnya, kala itu Prilly menolak membeli dagangan sang penjual lantaran suhu Korea sudah memasuki musim dingin.
"Ada tukang es serut. Dingin-dingin 1 derajat celcius ada yang jual es serut. Dia bilang, 'ayo mari, coba', aku bilang nggak mungkin makan es serut dingin-dingin," jelas Prilly Latuconsina.