Fimela.com, Jakarta Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto atau yang akrab disapa Ditto, rupanya berbeda pendapat tentang harapan terhadap Dia Sekala Bumi, buah hati mereka, perihal profesinya jika dewasa kelak. Jika Ditto ingin sang anak menjadi pilot, Ayudia Bing Slamet justru ingin Sekala menjadi Gubernur Jakarta. Apa alasan mereka masing-masing?
***
Memiliki anak adalah sebuah kebahagiaan bagi pasangan Ayudia Bing Slamet dan Ditto. Keduanya menikah pada 13 September 2015 dan saat ini sudah dikaruniai seorang anak laki-laki pada 24 Mei 2016. Kasih sayang dan perhatian Ayudia serta Ditto, saat ini tersita untuk buah hati tercintanya tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
Dalam sejumlah kegiatan, sebisa mungkin Sekala dibawa serta. Maklum saja, hingga saat ini, keduanya masih belum memutuskan untuk menyewa jasa baby sitter. Bagi Ayudia dan Ditto, selama Sekala masih bisa diajak serta dalam waktu yang wajar, tidak ada salahnya membawa Sekala. Selain bisa terus menjaga buah hatinya, Ayudia dan Ditto rupanya ingin memperkenalkan dunia yang digeliti mereka kepada Sekala.
Meski demikian, baik Ayudia Bing Slamet dan Ditto, kompak tidak berharap Sekala mengikuti jejak mereka di dunia hiburan. Ditto menginginkan Sekala menjadi seorang pilot, cita-cita Ditto yang tidak kesampaian. Sementara itu, Ayudia Bing Slamet menginginkan buah hatinya itu menjadi Gubernur Jakarta. Bagi Ayudia, menjadi Gubernur Jakarta adalah cita-cita yang mulia.
"Sampai sekarang aku memang suka politik. Maksudnya suka mengikuti, bukan yang berkoar-koar, mengamati saja. Dari hamil kita suka ngobrol dan diskusi (politik). Mungkin ini jalannya, sudah jangan jadi pilot," ujar Ayudia Bing Slamet saat bertandang ke studio Bintang.com belum lama ini.
Sejumlah cerita menarik tentang kisah cinta Ayudia Bing Slamet dan Ditto, diceritakan mereka dengan penuh canda tawa. Keduanya juga menceritakan benyak kebahagiaan yang dilalui selama masa pernikahan mereka yang baru saja melewati masa satu tahun. Seperti apa cerita selengkapnya? Simak wawancara eksklusif Ayudia Bing Slamet dan Ditto berikut.
Advertisement
Sudah Jadi Suami Istri, Masih Anggap Berteman
Kenal dan kemudian berteman sejak sama-sama duduk di bangku SMP, membuat Ayudia Bing Slamet dan Ditto sangat tahu karakter masing-masing. Keduanya memang tidak menyangka, pertemanan yang terjalin sejak mereka beranjak remaja itu akan membawa ke pelaminan. Karena itu pula, usai membina rumah tangga, baik Ayudia maupun Ditto, sama-sama masih merasa berteman. Namun, justru menurut keduanya, perasaan tersebut yang membuat hubungan rumah tangga mereka tidak membosankan.
Pada dasarnya kalian ini suka konyol-konyolan, seru-seruan gitu?
Ditto (D): Iya gimana ya, sudah berteman dari SMP. Terus dia juga teman saya banget. Jadi kayak berumahtangga sama teman begini jadinya. Setiap hari ada saja yang seru, yang kita lakukan jadinya seru sih. Itu yang paling penting, jadi kita nggak boring. Terus Ayu juga ngomongnya seru banget. Kalau ada apa-apa dia pasti cerita, langsung ngobrol. Komunikasinya bagus, intinya sih begitu. Karena kita suka komunikasi yang baik, jadi suatu keseruan yang seru.
Kalau boleh flashback, bagaimana cerita 13 tahun berteman sampai akhirnya menikah?
Ayudia (A): Kalau dibilang flashback, basic-nya kita benar-benar berteman sih. Kita tuh teman sekolah, SMP, SMA, cuma kuliah saja yang nggak. Teman baik banget, yang berteman saja tulus. Nggak ada baper-baperan, kita nggak ada yang berusaha untuk mendekati atau bilang suka. Memang benar-benar berteman. Yang kaget sebenarnya bukan aku doang, Ditto pun sebagai teman kaget. Kok akhirnya nih cewek mau ya. Karena sebenarnya memang Ditto suka, tapi nggak pernah tahu lah, kayak nggak mungkin lah, dia kan teman gue. Jadi kekagetan itu menimpa kita berdua.
Apa karena dulu banyak yang suka Ayu, makanya Ditto minder buat mengungkapkan perasaan?
(D): Ya jelas sih. Kalau diingat-ingat dia dulu tuh maunya sama kakak kelas, biasa lah anak-anak SMP kelas 1 kan ingin kayak seru nih sama kelas 3. Cuma karena jadinya satu kelas, ya sudah berteman.
Teman dalam artian teman biasa atau sahabat dekat banget?
(D): Dekat banget.
(A): Banget, curhat dia lagi dekat sama siapa. Tahu pacar-pacarnya siapa. Orangtua juga kita saling kenal. Pacar-pacar saya, dia juga tahu. Benar-benar setahu itu. Walaupun balik lagi setelah pacaran dan nikah pasti ada perbedaan, ada batasnya juga. Cuma pas kita berteman benar-benar tahu.
Dulu Ayu tahu kalau Ditto suka?
(A): Nggak, benar-benar nggak tahu.
(D): Tuh pintar kan gue simpannya.
(A): Ya itu tadi, dia nggak pernah modus. Kita nggak pernah baper yang bawa perasaan. Kita berteman saja tulus. Dia orangnya cuek banget, dia juga pacarnya banyak. Ya sudah dia sibuk sendiri, gue sibuk sendiri.
Setelah menikah ada nggak perubahan yang lihat dari pasangan?
(D): Ya Ayu, ibu-ibu banget. Yang gue kaget perubahannya, dulu dia tomboi. Ternyata dia lebih ibu-ibu dari ibu-ibu. Gue kagum. Dia bisa jadi menteri keuangan yang baik. Gue tadinya berpikir dia boros dan segala macam, ternyata nggak. Banyak perubahan sih, karena yang gue kenal dulu dia tomboi. Eh, sekarang ternyata cewek banget.
(A): Perubahan sebenarnya nggak signifikan. Cuma jadi benar-benar jadi tahu sifat aslinya saja. Kalau suami istri kan ketemu setiap hari. Sekarang benar-benar kayak kakak adik. Ngobrol ini seru, nanti kalau lagi berantem, ya berantem. Kalau lagi ketawa, ketawa. Kalau lagi sibuk, ya sibuk bareng-bareng.
Kalian pernah berantem nggak sih?
(A): Kalau berantem sering.
(D): Sering.
(A): Bahkan kalau lagi wawancara saja kayak, bukan keceplosan sih. Nggak tahu, saya kalau marah tuh bukan yang diam. Kalau marah langsung saja.
(D): iya, dia kalau marah langsung nyamperin, bukan yang dipendam. Langsung disamperin gue, 'kenapa mas, marah sama aku', selesai. Gue jadi yang hah, mau marah juga bingung kan.
(A): Namanya dua orang berbeda pasti ada pendapat berbeda juga. Ya paling kita terima saja dulu. Bahkan kita pernah berantem hebat, dan akhirnya kita buat rules. Ditto itu basic-nya suka debat. Jadi kan ada tuh orang bisa saja menuruti, tapi dia ingin jadi oposisi saja. Tapi kita malah jadi debat, nggak penting sih masalahnya. Cuma kita malah jadi biki rules. Yakni, setiap aku punya pendapat A, Ditto harus bilang iya dulu. Dia pun sebaliknya. Nanti urusan diskusinya belakangan.
Doakan Sekala Jadi Gubernur Jakarta
Kehadiran Dia Sekala Bumi, menjadikan hidup Ayudia Bing Slamet dan Ditto lebih berwarna. Ayudia Bing Slamet berharap dan berdoa, buah hatinya itu bisa menjadi Gubernur Jakarta, sementara Ditto menginginkan anaknya menjadi seorang pilot.
Kabarnya dapat tawaran pekerjaan berdua?
(A): Awalnya Ditto kan pengin jadi pilot dan aku merasa itu bukan dia banget. Karena jujur saja, gue itu bukan perempuan yang senang ditinggal-tinggal. Gue pengin berdua atau bertiga. Aku bilang ke dia, kamu seriusin saja di musik. Selama kamu cinta rezeki ada saja. Setelah menikah ternyata benar, tiba-tiba Ditto nge-mc. Makin terbuka musik dia. Kita juga tiba-tiba ditawari bikin novel berdua, dijadikan film. Terus kita juga ditawari bikin single. Nyiptain sendiri dan produksi sendiri. Kita kayak wah seru juga ya ternyata. Karena awal golnya, kita lakukan apa saja selama kita cinta
Itu singlenya gimana?
(D): Sudah jadi satu lagu. Gue nggak menyangka Ayu ternyata seseniman itu. Kayaknya trah Bing Slamet keluar banget. Dia tahu nada, dia tahu mana yang enak dan nggak. Jadi bukan sekadar public figure disuruh nyanyi. Dia benar-benar the real seniman.
Temanya tentang kehidupan kalian?
(A): Iya, sebenarnya kita ingin tandemin sama film sih tahun depan. Tapi kita ingin keluarkan saja, karena kan kita produce sendiri. Jadi kita bebas mau keluarkannya kapan. Di YouTube kan kita sudah ada vlog kita, di situ ada teaser-teaser soal singlenya. Jadi ada penggalan penggalan baitnya. Judulnya Teman Tapi Menikah.
Rencana rilis kapan?
(A): Belum tahu sih
(D): Ingin secepatnya, karena sekarang baru teaser doang. Kita tuh memang bukan yang ikuti label mana. Inginnya produksi sendiri, siapa tahu diterima masyarakat. Sama kayak novel deh, kita nggak tahu kalau ternyata booming dan dibuat film. Sama saja, kita buat ini dari hati, dan semua diterima.
(A): Dibuat dari hati saja. Nanti gimana belakangnya terserah yang di Atas saja
Kalian berdua inginnya Sekala besar nanti jadi apa?
(D): Jadi pilot.
(A): Gue inginnya dia jadi Gubernur DKI Jakarta.
Alasannya apa Ayu mau Sekala jadi Gubernur?
(A): Kayaknya mulia banget jadi Gubernur.
Apa karena kondisi Jakarta?
(A): Ya mudah-mudahan sih. Ini kan mau Pilkada juga, mudah-mudahan Jakarta jadi lebih baik lagi.
(D): Dia dari kecil, dari masih dalam kandungan, Ayu nontonnya politik terus.
(A): Aku memang suka politik. Maksudnya suka Mengikuti, bukan yang berkoar, mengamati saja. Dari hamil kita memang suka diskusi, bahas politik. Kalau di mobil kita suka ngobrol apa saja kan. Mungkin ini jalannya, sudah jangan jadi pilot
Ditto ingin melampiaskan keinginan yang nggak kesampaian jadi pilot ke anak?
(D): Bukan melampiaskan. Gue punya cita-cita, kalau anaknya jadi pilot, orangtuanya lumayan kan bisa keliling. Hahaha
Kalau di rumah kalian suka bagi-bagi tugas nggak dalam merawat anak?
(D): Kalau mandi bareng-bareng, jadi gue suka pegangin, ibunya yang sabunin.
(A): Kalau malam kan dia (anak) bangun tuh. Bapaknya yang angkat, dan ibunya tinggal tidur saja di kasur.
(D): Rules baru tuh, awalnya gue kan tidur di kasurnya sebelah pinggir, sekarang pindah. Ternyata ada manfaatnya. Imbang sekarang, adil.
Melihat penampilan Ayu yang berhijab, apa komentar Ditto?
(D): Sebelum dia berubah pun gue sudah wanti-wanti. Karena berhijab bukan sekadar di kepala. Berhijab itu harus semuanya. Jadi yang paling menentang gue sebenarnya, 'tar dulu deh. Lo sudah benar apa belum'. Maksudnya lo benar berhijab semuanya apa nggak. Akhirnya dia membuktikan, dan gue jadi nggak ragu. Bersyukur sih.
Ayudia Bing Slamet dan Ditto, potret keluarga kecil yang tengah menapaki jejak kebahagiaan. Selalu dalam kebersamaan, adalah resep bagi keduanya terus menjaga keharmonisan. Kehadiran Dia Sekala Bumi, melengkapi kebahagiaan Ayu dan Ditto. Semoga selalu dalam kebahagiaan ya Ayu dan Ditto.