Fimela.com, Jakarta Sebuah festival film etnografi dengan nama Indonesian Ethnographic Film Festival atau IEF-Fest akan dihelat pada 16-18 November 2016 di Ruang Apung, Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Akan banyak agenda dari workshop, seminar, dan screening yang melibatkan para pelaku film seperti Garin Nugroho, Angga Dwimas Sasongko, Glenn Fredly, Seno Gumira Aji Darma, Tonny Trimarsanto, dan lainnya.
Menurut Deddy Mizwar sebagai perwakilan dari Pemprov Jawa Barat sebagai penggagas, ini merupakan wadah internasional bagi semua genre film seperti dokumenter, film seni, drama atau lainnya yang menggarap masalah budaya, sosial, agama, dan politik suku bangsa di manapun.
Advertisement
BACA JUGA
"Jangan terframe sama film dokumenter. Feature film juga masih dalam jenis film etnografi. Ternyata film seperti ini bisa dinikmati masyarakat. Etnografi itu bukan film yang berat-berat. Nagabonar itu etnografi, ada budaya, sejarah jadi satu," kata Deddy Mizwar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).
"Kita perlu meredefinisi apa itu film etnografi. Jadi enggak cuma orangtua doang yang mengerjakan ini. Kekayaan kita dan keragaman budaya kita menjadi hal yang pantas untuk dieksplorasi," tambah Deddy Mizwar.
Ia pun mengajak kepada segenap pecinta dan khususnya pembuat film untuk melirik film etnografi. "Indonesia mungkin yang terbanyak budayanya. Ini potensinya sangat besar, itu kenapa tokoh-tokoh film dunia membuat film dokumenter di Indonesia," tukas Deddy Mizwar.
Di antara judul film etnografi yang bakal diputar adalah Retrospective Films (Garin Nugroho), Street Punk Banda Aceh (Maria Bakkalapulo), Hidup Untuk Mati (Tino Saroenggalo), Cahaya Dari Timur (Angga Dwimas Sasongko), dan satu film asal Kanada berjudul Global Metal (Sam Dunn).