Fimela.com, Jakarta Femmy Permatasari dihadapkan dengan pilihan yang sulit ketika dirinya diketahui mengidap tumor di payudaranya. Saat akan menjalani operasi, ia merasa berada di antara pilihan yang sangat sulit karena jika menderita kanker, payudaranya harus diangkat.
Ketika itu, ada 3 dokter yang menangani operasi Femmy Permatasari. Menurut Femmy, sebelum masuk ruang operasi ia ditangani oleh dokter spesialis tumor dan kanker, dokter anestesi, serta dokter patologi.
Advertisement
"Jadi pada saat tumor saya diangkat, dokter patologi itu langsung cek, ganas atau ringan. Kalau ganas, langsung satu buah payudara saya harus diangkat semua. Aku udah stres pas dikasih tahu itu," ucap Femmy di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (7/11).
BACA JUGA
Sebelum dilakukan operasi, ia sudah berpesan kepada dokter yang menanganinya untuk tidak mengangkat satu payudaranya ketika diagnosa menyatakan kanker ganas yang dideritanya. Ia tak mau sebagai wanita tidak memiliki payudara.
"Pas malam operasi, itu hari Kamis atau Rabu, aku langsung bilang ke dokter 'apapun yang terjadi, kalaupun tumor saya ganas, saya enggak mau payudara saya diangkat, saya enggak mau enggak punya payudara, udah biarin aja'," imbuhnya.
Namun, ia merasa beruntung ketika tersadar dua payudaranya masih ada di tempatnya. Diketahui, tumor yang dideritanya masih jinak dan menyebar ke seluruh sel-sel di payudaranya.
"Pas saya bangun, yang saya lakukan padahal masih sakit nih, saya langsung plek pegang dua-duanya kan diperban ya, masih ada enggak payudara saya. Karena itu yang menentukan. Puji Tuhan. Aku sadar, dokter bilang selamat tumorku jinak," tukas Femmy Permatasari.