Sukses

Entertainment

Eksklusif, Christine Hakim: Peran Adalah Amanat

Fimela.com, Jakarta Puluhan tahun berkecimpung di dunia seni peran membuat kemampuan lakon aktris senior tanah air, Christine Hakim, tentu sudah tidak dapat diragukan lagi. Puluhan judul film pula sukses ia suguhkan kepada penikmat setia dengan penjiwaan kuat dan sanggup 'menghidupkan' setiap karakter yang dimainkan.

***

Tidak heran, aktris yang turut ambil bagian di film Daun di Atas Bantal ini mantap menjadi sorotan dan mencuri perhatian sederet sineas Indonesia pun Internasional. Christine Hakim pernah didaulat sebagai salah satu pemain dalam karya garapan sineas Hollywood dan beradu akting dengan Julia Robert di film bertajuk Eat Pray LoveĀ (2010).

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Segudang pengalaman, malang melintang memerankan berbagai tokoh serta berhasil memenangkan banyak penghargaan sepanjang kariernya, tidak membuat Christine Hakim terlena. Ia lebih memaknai pencapaian dan kesempatan yang didapatkan sebagai sebagai sebuah amanat.

Diakuinya, kejenuhan di dunia film pun pernah dirasakan. Hal ini terjadi karena pilihan yang ia ambil bukanlah perkara mudah untuk dapat tetap menjaga kepercayaan masyarakat dan menjaga martabat sebagai salah satu orang yang terjun di industri film.

"Mungkin ada kejenuhan terjadi karena pilihan yang saya ambil itu tidak mudah untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat untuk tetap menjaga martabat sebagai orang film dan juga sebagai orang Indonesia itu betul-betul membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang sangat berat," jelas Christine Hakim kepada Bintang.com pada Jumat (2/11/2016).

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Pun ketika Christine Hakim akhirnya mengambil peran sebagai seorang ibu dalam proyek film terbarunya bertajuk Ibu Maafkan Aku (2016). Christine Hakim memaknai film ini sebagai refleksi pekerjaan dan kehidupan yang sesungguhnya dengan pesan bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu melahirkan hingga membesarkan anak-anaknya.

Terlebih, aktris yang memulai perjalanan karier sejak tahun 1973 dengan film Cinta Pertama ini memiliki alasan kuat mengapa ia memilih untuk melakonkan peran tersebut. Ia menjelaskan lewat sebuah kesederhanaan pun sejatinya dapat menemukan keberhasilan.

Sang aktris senior juga akan berbagi kisahnya mendalami peran di film Ibu Maafkan Aku serta berbagai pandangannya memaknai pencapaian, penghargaan, serta asa yang terpendam.Ā Simak petikan wawancara eksklusif Bintang.com bersama ChristineĀ HakimĀ berikut.

Memaknai Film Ibu Maafkan Aku

Bukan tanpa alasan Christine HakimĀ akhirnya memutuskan untuk mengambil peran di film Ibu Maafkan Aku. Ia pun menyampaikan pandangannya memaknai film tersebut dan perjuangan seorang ibu secara menyeluruh.

Bisa dijelaskan peran di film Ibu Maafkan Aku?

Berperan sebagai ibu Hartini as single parent memang sebelum suami meninggal, ibu Hartini sebagai ibu rumah tangga karena memang tidak diizinkan suaminya bekerja. Jadi pada saat suami nggak ada lagi menjadi lebih berat pekerjaan ibu Hartini bukan hanya sebagai ibu rumah tangga saja sekaligus sebagai penopang utama keluarga itulah perjuangan seorang ibu, seorang perempuan mempunyai 3 anak.

Adakah menemuiĀ kesulitan dan tantangan?

Kesulitannya relatif, nggak bisa dibilang kesulitan, tantangan pasti ada karena yang membuat ini menjadi berat justru misi dan visi film ini sangat sederhana sebenarnya untuk mengingatkan kita siapapun itu yang lahir dari seorang ibu pasti pernah mengalami hal ini saya merasa ini walaupun agak berbeda dari film sejarah tapi kalau saya melihat tantangannya nggak lebih mudah dari pembuatan film sejarah.

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Nilai yang didapat dari film Ibu Maafkan Aku?

Bahkan saya adalah orang yang pertama diingatkan karena dalam kehidupan saya sesungguhnya saya tinggal bersama ibu yang berusia 81 tahun. Ikut menjaga, merawat, memperhatikan jadi pada saat saya membaca script ini adalah sebuah amanah. Yang beratnya itu adalah karena memang sekecil apapun kebaikan wajib kita sebar luaskan. Karena berangkat dari kehidupan kita sehari-hari menjadi lebih berat karena ini adalah pekerjaan dan kehidupan yang sesungguhnya jadi tetap saja buat saya nggak bisa hanya dianggap sebuah produksi film.

Bagaimana pandangan mengenai sosok seorang ibu?

Semua ibu pasti pernah mengalami dalam perjuangannya menjadi ibu pasti pernah mengalami luka dan batin bahkan pada saat kita dilahirkan ibu kita sudah berdarah-darah istilahnya seperti itu. Jadi, inilah yang sebetulnya menjadi peringatan kita semua, saya diingatkan karena saya berperan sebagai ibu dan saya sendiri merasakan dampaknya bahkan sebelum saya syuting, pada saat membaca script saya menjadi lebih berhati-hati menjaga dalam berbicara untuk menjaga perasaan ibu saya.

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Alasan memilih film Ibu Maafkan Aku?

Karena saya melihat visi dan misi dari produser film itu sangat positif niatnya mereka adalah menyampaikan atau mengingatkan kita semua untuk hal yang paling esensi sebetulnya adalah bagaimana kita tidak ada alasan untuk tidak selalu menomorsatukan dan memperhatikan ibu.

Apa keistimewaan film Ibu Maafkan Aku?

Kesederhanaan, kebersahajaannya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dari sebuah keluarga sederhana di tengah-tengah maraknya film Nasional yang syuting ke luar negeri yang digambarkan kehidupan menengah ke atas. Tapi juga sebetulnya di balik itu message lain lagi yang mau disampaikan keberhasilan itu bukan hanya semata-mata milik orang yang punya uang karena kita sering menemukan keberhasilan dari mereka yang tingkat ekonominya mungkin mengalami kesulitan tapi orangtua bisa mengantar mereka sampai menjadi sarjana dan berhasil.

Bagaimana perasaannya beradu akting dengan aktor muda dan pendatang baru?

Saya sangat bersyukur sekali karena tidak banyak untuk yang seumur saya untuk menjadi pemeran utama bersama-sama bekerja dengan yang muda-muda, ini juga memberikan inspirasi dan motivasi untuk saya mereka secara tidak langsung saya harus tetap juga bisa menjadi seorang "ibu" yang selalu siap di manapun dan kapanpun mereka membutuhkan saya.

Akting, Asa, Hingga Amanat

Di balik eksistensi dan perjalanan panjang Christine HakimĀ di dunia seni peran, ia masih memegang teguh ilmu yang didapatkan dari sosok inspirasinya. Sang aktris senior ini juga berbagi ceritanya mengenai asa terpendam hingga catatan hidup yang ia yakini menjadi amanat dari Sang Pencipta.

Sebagai aktris lintas generasi, adakah metode akting yang berubah?

Saya nggak pernah berpikir masalah metode, cuma jelas dasar-dasar ilmu yang ditanamkan oleh Alm. Teguh Karya lalu pendalaman yang diajarkan. Bagaimana mendalami sebuah karakter oleh Mas Slamet Rahardjo. Kemudian juga bagaimana pentingnya seorang aktor itu harus mempunyai wawasan yang seluas-luasnya karena dengan kekayaan wawasan dan pengalaman batin, wawasan yang diajarkan Mas ErosĀ untuk pentingnya seorang aktor yang mempunyai wawasan yang luas itu saya dapat guidance dari Mas ErosĀ karena seluas-luasnya dan sekaya-kayanya batin kita sebagai aktor pasti itu akan mempengaruhi kualitas dari permainan kita jadi kembali lagi saya hanya berpikir ini potret kecil dari kehidupan yang sesungguhnya yang memang harus saya gambarkan sehingga sejujur mungkin saya mengekspresikan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang harus saya perankan.

Apakah terpikir untuk membuka sekolah akting?

Sekolah akting nggak ada sama sekali, karena saya pikir itu tidak bisa diajarkan seperti ilmu-ilmu yang lain. Misalnya, 1 tambah 1 sama dengan 2, tidak seperti itu jadi toh saya mempunyai cita-cita dan mimpi adalah saya ingin membuka sekolah art academy di Papua.

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Mengapa memilih Papua untuk membuka art academy?

Karena Indonesia dari Sabang sampai Merauke jadi saya percaya sekolah-sekolah seni hanya banyak di kota-kota besar di Jawa. Kasihan saudara-saudara kita terutama yang bagian Indonesia Timur.

Bagaimana pengalaman bekerja dengan sineas Hollywood?

Pasti dituntut profesionalisme yang tinggi sekali, disiplin dan harus fokus betul-betul tapi Alhamdulilah karena pengalaman sudah mengajarkan saya untuk menjaga disiplin dan profesionalisme itu jadi saya harus bersyukur saya tidak mengalami kendala kecuali persiapan yang amat singkat yang diberikan kepada saya.

Tantangan bekerja dengan sineas Hollywood?

Tapi toh itu tetap menjadi tantangan juga bagaimana kelenturan saya sebagai seorang aktor untuk cepat masuk ke dalam sebuah peran atau bahkan menyesuaikan dalam lingkungan kerja yang dalam tingkat yang sudah lebih advance dari yang sudah kita punya di sini. Tapi semua itu jadi satu pengalaman yang memberikan pembelajaran yang amat sangat besar.

Eksklusif Christine Hakim (Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Adakah keinginan di dunia seni peran yang belum tercapai?

Nggak pernah berpikir bahwa saya ingin jadi ini, ingin menjadi itu tetapi semua itu pilihan saya ambil berdasarkan kebutuhan yang ada seperti suatu saat saya rasa harus masuk atau mengambil sebuah produksi yang di situ saya bisa explore atau ibaratnya masuk ke dalam laboraturium untuk membuat sebuah penelitian. Tapi saya percaya bahwa semua perjalanan hidup yang harus saya lalui juga sudah ada catatannya yang dibuat oleh Sang Pencipta jadi saya yakin Tuhan lebih tahu apa yang Tuhan mau amanatkan kepada saya.

Apa arti penghargaan yang telah dicapai selama ini?

Saya memaknaiĀ tidak hanya apa yang tersirat tapi mencoba memaknai lebih dalam atau mencari makna yang lebih dalam lagi dari itu. Oleh sebab itu, saya tidak mau terpaku di dalam itu menjadi sebuah motivasi saya di dalam bekerja sama, tapi justru biasanya dari pengalaman saya dari penghargaan-penghargaan itu memberikan makna atau amanat yang berbeda. Berapa kali saya mau keluar dari dunia film tapi kemudian ada penghargaan yang memang membuat saya merasa saya harus tetap berada di jalan di dalam dunia ini.

Harapan untuk film Ibu Maafkan Aku?

Kenapa saya menerima film ini karena niat baik untuk menyampaikan niat-niat baik dan positif dan terus terang saya orang nomor satu yang diperingatkan oleh Tuhan saat saya menerima skenario karena saya akan memerankan tokoh utamanya. Jadi saya berharap mudah-mudahan apa yang saya dan teman-teman yang terlibat dalam produksi film Ibu ini merasakan manfaatnya, merasakan positifnya dari apa yang sudah kita kerjakan dan hasilnya ini pun memang tujuannya untuk masyarakat dan mudah-mudahan masyarakat bisa melihat nilai-nilai positif yang mau kami sampaikan di film ini.

Sebagai seorang aktris yang puluhan tahun terjun di dunia seni peran, Christine HakimĀ tahu betul bagaimana mendalami dan memberi 'nyawa' dalam tokoh yang ia mainkan. Begitu pula saat ia memilih untuk ambil bagian dalam produksi film Ibu Maafkan Aku yang ternyata menyisipkan pesan dan makna mendalam. Christine Hakim pun meyakini peran sebagai ibu di film terbaru dan perjalanan hidupnya adalah hal yang telah diamanatkan Sang Pencipta untuknya.

Ā 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading