Fimela.com, Jakarta Banyak hal yang mungkin terbersit di pikiran saat mendengar kata K-Pop. Wanita cantik dan pria tampan, dance enerjik, die-hard fans, penggambaran itulah yang mungkin akan kita pikirkan musik ini. Namun lebih dari itu, K-Pop adalah sebuah fenomena yang lebih rumit ketimbang sekedar lantunan musik.
Salah satu hal unik tentang K-Pop adalah keberadaan fans. Mungkin tidak banyak yang menyadari mulai kapan kegandrungan pada musik ini berawal, pastinya kini hampir sebagian besar remaja Indonesia memang telah dipengaruhi oleh musik ini.
Advertisement
BACA JUGA
Fans K-Pop dikenal sebagai kumpulan orang 'ajaib' yang akan membuat siapapun terpana dan tidak percaya. Loyalitas dan dedikasi mereka patut diacungi jempol. Mereka rela melakukan apapun demi idola, namun mereka juga bisa bersikap sangat ganas ketika idola mereka mengalami berbagai hal tidak menyenangkan dari berbagai pihak.
Nyatanya, sebagaimana musik lain yang ada di dunia, K-Pop bukan hanya sekedar lantunan yang didengarkan lewat telinga. Musik ini telah menjelma jadi gaya hidup, kiblat, standard kehidupan, bahkan pola pikir pengikutnya. Lebih dari sekedar melodi dan pecinta musik, ada keterikatan dan rasa saling memiliki yang terjalin antara fans dan idol.
"K-Pop itu selera. Aliran musik yang nggak bicara soal karya untuk fans semata. Bukan mengenai album dan penggemar belaka, tapi lebih ke rasa saling memiliki. Sosok Idol itu kayak kekasih impian dan cinta tanpa syarat. Buat saya, mereka jadi seperti tolok ukur untuk mencari pasangan (dari segi fisik)," ungkap Arai Amelya, salah satu fans Super Junior.
Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Lanny. Sebagai penikmat musik K-Pop, awal mula dia tertarik justru bukan dari musik, melainkan dari penampilan personilnya. "Awalnya tertarik pada rupa mereka. Mereka ganteng-ganteng. Pertama kali dikasih tahu teman, akhirnya tertarik mendengarkan musik mereka," ungkapnya.
Berbekal pemikiran tersebut, fans pun rela berjuang mati-matian untuk sang idola. Bahkan bagi sebagian besar fans, idol K-Pop memberikan mereka motivasi untuk mengejar mimpi bertemu dengan idola. Para idola tergugah untuk belajar bahasa Korea, menabung untuk bertemu idola (bahkan kalau perlu sampai Korea). Hebatnya, kecintaan pada K-Pop membuat fans tergerak untuk mengubah penampilan mereka agar secantik atau setampan bintang Korea.
Bagi orang awam, mungkin pengorbanan dan perjuangan fans K-Pop itu adalah hal yang tak bisa dimengerti. Lalu apa sebenarnya yang membuat mereka begitu termotivasi untuk melakukan segalanya demi idola mereka?
Advertisement
Alasan di Balik Loyalitas Fans K-Pop
Loyalitas fans K-Pop tentu tidak datang begitu saja. Pastinya ada alasan kuat yang membuat mereka rela mati-matian berjuang untuk idol. Jika ditanya kenapa mereka begitu loyal, maka jawabannya ada pada para idol itu sendiri.
"Alasan kenapa loyal? Karena mereka juga loyal sama fansnya. Mereka sering update status social media nulis kerinduan kepada fans. Mereka setiap konser selalu bilang sayang ke fans. Jadi kita merasa dihargai. Makanya kita jadi pasukan berani mati yang melindungi idola," ungkap Arai Amelya.
Salah satu wujud kepedulian idol pada fans adalah adanya fans service di setiap konser. Di fans service inilah terjadi interaksi yang sangat intim antara idol dan fans. Bahkan hal-hal sederhana seperti mengucapkan 'saranghae' (dalam bahasa Indonesia berarti 'Aku sayang kamu), foto bersama, atau handshake bisa menjalin kedekatan antara kedua belah pihak. Selain itu, fans K-Pop juga diberi kesempatan untuk mengenal idola mereka dengan sangat dekat lewat berbagai cara.
"Cara promosi mereka. EXO misalnya, sebelum merilis musik, mereka bikin reality show untuk memperkenalkan diri mereka. Ini membuat fans mengenal seperti apa karakter mereka. Kalau sudah kenal dengan idol, maka gampang sekali menarik perhatian fans. Setelahnya baru mereka merilis musik," ungkap Lanny.
Para fans pun sangat menyadari bahwa idol mereka harus melalui perjuangan berat untuk bisa merilis lagu dan album. Berbekal rasa sayang yang terlanjur tumbuh dalam diri fans, mereka pun siap membela mati-matian jika ada yang menghina atau tidak menghargai jerih payah sang idola.
"Karena rasa memiliki, kita merasa berhak atas mereka. Sama seperti ketika kita punya pacar, dan pacar kita dihina, pasti kita akan emosi. Idol K-Pop demi rilis album bakal berjuang keras, punya jadwal seabrek. Makanya kita bakal emosi kalau ada orang/haters yang cuma bisa bacot dan menghina idol, tapi ga tahu perjuangan dan apa yang udah dikorbankan," tutur Arai.
Meski fans K-Pop dinilai sangat sadis memperjuangkan idolanya, nyatanya hal ini tidak selalu terjadi. Jika komentar miring dan kejam sempat beredar di berbagai media, hal itu lebih banyak dilakukan oleh fans yang baru mengenal K-Pop. Terlebih lagi, fans garis keras itu rata-rata berasal dari kalangan remaja yang emosinya dinilai masih labil.
Watak fans yang tinggal di Korea sendiri juga diduga menjadi pemicu tingginya tingkat bullying oleh kalangan pecinta K-Pop. Warga Korea dikenal memiliki pemikiran yang cukup kritis, sehingga apapun yang ada di pikiran mereka akan langsung disampaikan secara frontal. Rasa senasib dan seperjuangan inilah yang kemudian mempengaruhi fans K-Pop di seluruh dunia untuk bahu-membahu membela idola.
Namun berdasarkan pengakuan para fans K-Pop, sikap sadis itu akan berkurang seiring dengan waktu. Semua hanya masalah kedewasaan. Semakin bertambahnya usia, kebanyakan fans garis keras itu akan semakin menyadari bahwa mengidolakan sesuatu tidak harus menyakiti hati orang lain. Apakah kalian juga demikian?