Fimela.com, Jakarta Menikah dengan istri yang memiliki kemampuan supranatural, disyukuri Demian Aditya. Apalagi Sarah Wijayanto, sang istri tidak pernah memasang tarif untuk menolong orang lain. Bagi Demian, apa yang dilakukan Sarah, sang istri merupakan sebuah hal yang patut diapresiasi. Saat ini Demian sudah mulai terbiasa bersentuhan dengan hal-hal yang berbau mistis atau merasakan kehadiran mahluk astral. Tak kasat mata, namun bisa membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana kehidupan keseharian Demian bersama Sarah Wijayanto sang istri?
***
Demian Aditya tidak keberatan, jika ada yang menyebut, keluarga kecilnya sebagai keluarga supranatural. Mungkin lebih luas dari sekadar sebutan paranormal. Sebab, bagi Demian, banyak hal yang bisa dilakukan Sarah Wijayanto, perempuan yang dinikahinya pada 22 Mei 2014. Selain bisa melihat mahluk tak kasat mata, Sarah juga memiliki indera keenam dan mampu mengobati orang yang mengalami 'kerasukan' mahluk halus.
Advertisement
BACA JUGA
Demian menyadari, hidup satu atap dengan istri yang memiliki kemampuan tak biasa itu menjadikan hidupnya pun 'tak biasa'. Secara tidak langsung, Demian juga harus merasakan aura mistis, mulai dari rumah, hingga saat beraktivitas bersama sang istri. Namun lama kelamaan, Demian mengaku mulai terbiasa dan menikmatinya.
Hal lain yang menarik, Demian kini menjadi sosok yang 'penurut' dengan istrinya. Namun penurut yang dimaksud, jika berhubungan dengan hal yang akan membahayakan dirinya dan keluarga. Sebab, dengan indera keenam sang istri, Demian bisa mempertimbangkan jika mengambil keputusan.
"Kalau dia (istri) bilang nggak usah, ya nggak usah. Saya nurut saja dengan istri," ujar Demian saat melakukan sesi pemotretan bersama Sarah Wijayanto di studio Bintang.com, kawasan Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Demian Aditya dan Sarah Wijayanto banyak menceritakan sejumlah hal mistis yang dialami selama berumah tangga, hingga beberapa rahasia rumah tangga yang pastinya membuat penasaran. Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut petikan wawancaranya.
Advertisement
Bersyukur Dianggap Keluarga Supranatural
Demian Aditya tidak membayangkan, hidupnya akan bersinggungan dengan mahluk astral saat mulai menjalin hubungan dengan Sarah Wijayanto. Hingga menikah, intensitasnya pun semakin banyak. Namun Demian bersyukur bisa ikut belajar memahami dunia supranatural dari sang istri.
Banyak yang bilang keluarga kalian sebagai keluarga supranatural, komentarnya?
Demian (D): Kalau kami sih ikut saja disebut itu ya.
Sarah (S): Yang penting bukan keluarga alien ya, hahaha.
Apakah sebenarnya Demian tertarik dengan dunia supranatural?
D: Jadi begini, memang kami berdua hidup dengan hal yang sama, cuma bedanya, Sarah benar-benar 100 persen bisa melihat dimensi lain, sementara saya sebatas kulitnya saja. Tapi kami sama-sama tertarik. Kalau dibilang berkah, mungkin karena kami jalaninya senang ya nggak apa-apa. Kami terbawa saja, jadi apapun yang berhubungan dengan ini kami suka. Apalagi kami punya proyek bersama yang mirip dengan program dimensi lain.
Sarah kan bisa melihat 'hal lain' nih. Kamu suka melihat itu dari Demian dan memberitahukannya?
S: Itu pasti. Ya, kalau nggak siapa lagi. Dia orang nomor satu yang selalu ada di sebelah saya. Kalau misalnya ada sesuatu yang aneh sedikit, saya langsung bilang ke dia, sudah biasa sih.
Reaksi Demian?
S: Awal-awal sih kaget, dia bahkan sering ngomong ada apa sih? Tapi, lama-lama mulai mengerti apalagi kalau ada yang datang ke saya dan 'bentrok'. Kadang-kadang jadi membutuhkan waktu supaya saya normal lagi. Butuh waktu seperti mengusir. Saya sering ngadu ke dia, duh nggak enak ya, mangkanya aku selalu minta ke dia ada di samping aku kalau melakukan 'pembersihan' itu.
Demian sering konsultasi ke Sarah?
D: Sebenarnya saya lebih kalau merasakan sesuatu baru konsultasi, seperti kemarin pulang dari Majalengka, habis buat konten di YouTube buat sarah yang berjudul Diari Misteri Sarah. Kontennya berisi penelusuran ke lokasi-lokasi yang bisa dibilang cukup aktif dalam artian dimensi lainnya. Jadi aktivitas yang bisa dirasakan orang awam juga. Nah, pas lagi jalan-jalan, saya merasa setelah selesai syuting ada yang aneh. Saya bilang ke Sarah, pusing. Akhirnya 'dibersihkan' oleh Sarah tapi pusingnya nggak hilang sampai akhirnya saya mau muntah.
S: Itu awalnya pas di lokasi setelah buat video ada yang laporan orang kesurupan. Mungkin karena terlalu fokus ke orang yang kesurupan itu kami berempat kemudian enek dan mual. Mungkin karena capek juga saat itu.
Lalu saat itu apa yang terjadi?
D: Jadi ada momen cukup tegang juga. Sarah mau 'ngeluarin' dan ternyata ada perlawanan. Kami yang melihat merasakan banget, kebetulan saat itu saya pegang kamera, ada adik ipar dan asisten saya. Kami bertiga merasakan aura yang berat, pusing, dan merinding. Tiga perasaan itu jadi satu dan kami sama-sama merasakannya. Saya langsung mikir, ini nggak benar.
S: Kasihan juga sih dia, mukanya sampai pucat. Aku juga capek.
Tantangannya di tempat itu berarti berat ya?
D: Kebetulan di tempat itu sudah ada warning' agar kami berhati-hati suka ada yang 'jahil'. Eh, beneran, langsung kejadian. Saya juga suka konsultasi jika memang apa yang saya rasakan tidak bisa dijelaskan oleh nalar saya sendiri. Pernah saya sakit kepala, tapi berasa beda, saya langsung tanya dia.
'Pembersihan' terhadap suami dan orang lain apakah berbeda?
S: Sebenarnya sama saja. Cleansing atau 'pembersihan' ya mengucapkan apa yang bisa saya ucapkan. Mohon sama Gusti Allah supaya menolong dan membantu orang yang sedang aku pegang supaya bisa 'dibersihkan'. Alhamdulillah, itu cara saya. Setelah itu, biasanya saya capek.
D: Saya saja kadang-kadang sebagai orang awal yang tidak punya kemampuan seperti Sarah, bisa merasakan betapa capeknya ketika berhadapan dengan aura dari dunia lain yang cukup besar. Kepada bisa terasa berat, pusing, pundak seperti ada yang digendong. Itu saja yang tidak bersinggungan langsung, atau cuma keserempet, apalagi yang bersinggungan.
Pernah ada yang niat jahat sama kamu, lalu Sarah memperingatinya?
D: Waktu itu sih ada tapi malah nggak terdeteksi sama Sarah di awal. Waktu itu dia bilang ada orang yang jahat sama saya, sosoknya aneh dan sempat terlihat. Waktu itu belum dilawan karena nggak ada tanda-tandanya. Eh, sosok nenek-nenek itu membawa bungkusan. Tapi kemudian dia pergi karena pas terakhir, Sarah menyadari. Sarah bilang dia kecolongan sampai sedekat itu. Itu oengalaman pertama kalinya yang mau 'nempel' ke saya.
Cerita Uji Nyali Hingga Makan Melati
Menjalani kehidupan berumah tangga dengan ketegangan lantaran memiliki kemampuan melihat dimensi lain, justru menjadikan keluarga Demian dan Sarah Wijayanto semakin dekat. Banyak hal dipelajari Demian untuk lebih mengetahui mahluk dari dimensi lain.
Istri punya 'kelebihan', kamu tetap jadi sosok pemberani?
D: Terus terang, saya itu pemberani di dunia nyata. Tapi kalau nggak kelihatan ya bagaimana, hahaha. Tapi jangan salah artikan kalau saya pengecut ya. Jadi ini beda konteks karena kita berhubungan sama mahluk yang tidak bisa dilihat kasat mata. Kalau misalnya ada di tempat yang banyak 'mahluknya', buat masuk sih saya berani, keluar juga berani hanya masalahnya kalau saya keluar khawatir bukan hanya saya sendiri yang keluar.
Pernah punya pengalaman 'uji nyali' yang menakutkan?
D: Waktu itu kami pernah masuk ke sebuah gedung bersejarah untuk melakukan penelusuran. Kami waktu itu berempat. Penjaga gedungnya saja tidak berani ke lantai 3 karena nggak ada lampunya. Dia bilang kalau kami berani, naik saja. Nah, istri saya bilang jangan, berarti ini sudah berat. Kalau istri bilang nggak mau ya sudah. Nah, berhubung istri saya bisa melihat seperti itu, karena kami nggak pernah tahu siapa yang akan berurusan dengan kami, kalau dia bilang nggak usah, ya nggak usah, saya nurut saja dengan istri.
Katanya Sarah juga suka puasa kalau ada hal khusus yang ingin dilakukan?
S: Biasanya sih kalau ada sesuatu, misalnya launching. Tergantung event sih, kalau memang dari dalam ini pengin puasa ya puasa, nggak selalu. Kalau waktu mau nikah sih puasa, hahaha.
D: Sampai makan melati pula, hahaha.
S: Jadi waktu mau prosesi menikah, pas aku make up ada momen selama kira-kira 30 menitan itu semua orang di dalam kamar bilang bukan aku. Dari gerak dan gestur bahkan kedipan mata yang pelan mereka bilang bukan aku. Lalu aku makan melati.
D: Kalau nggak ada camilan, jadi makan melati sekarang, hahaha.
S: Kadang-kadang saja, nggak tiap hari.
Ada ritual yang dijalani secara rutin?
S: Kalau ritual, aku nggak harus sekarang ini, melakkan ini. Paling kalau ada yang ngajakin 'mandi' ya jadi kumpul-kumpul. Keharusan sih nggak.
D: Kami juga punya semacam pembimbing, bukan guru spiritual. Dia cuma ingatkan saja, misalkan sudah saatnya untuk mendekat diri ke leluhur karena kehidupan kami bersinggungan dengan mahluk-mahluk yang tidak kelihatan. Kami tidak tahu apakah mahluk-mahluk itu yang masih stay, punya niat baik atau buruk. Jadi ada satu ritual dimandiin atau mandi untuk recharge ulang, untuk bersih-bersih lagi. Biasanya malam Jumat kliwon kami melakukannya. Kami juga terkadang puasa di tanggal kelahiran, buat bubur. Dia cuma mengingatkan, tapi bukan jadi keharusan juga.
Kemampuan Sarah kan turunan nih, bagaimana kalau anak kalian juga punya kemampuan yang sama dengan Sarah?
D: Kalau misalnya ternyata anak kami diberikan kelebihan seperti ibunya, ya apapun itu, pasti sudah takdir Yang Maha Kuasa. Dia pasti punya misi dan alasan kenapa anak kami diberikan gift seperti itu. Kami akan membimbingnya supaya bisa digunakan untuk tujuan baik. Kadang-kadang nggak gampang untuk menerima kemampuan seperti itu dan nggak semua orang bisa menyelaraskan dengan tubuhnya. Saya banyak belajar dari istri saat belum ada filter melihat semua mahluk.
Kalau Sarah?
S: Aku kan juga masih proses belajar. Kalau seperti ini nggak akan berhenti belajar apalagi selalu bersinggungan langsung dengan mereka (mahluk astral). Bisa dibilang negatif dan banyak bahayanya. Nah, karena itu aku pengin membantu orang dengan apa yang aku punya ini.
D: Apa yang dilakukan istri saya ini tidak dipungut biaya sama sekali, karena memang ini dilakukan untuk kebaikan orang. Saya selalu bilang sama istri, harus hati-hati dengan risikonya.
Nah, Sarah kan punya indera keenam, suka ngecek keberadaan suami?
S: Percaya atau nggak, aku nggak bisa mengeluarkan kemampuan aku ke diri sendiri secara langsung atau keluarga. Tidak seperti aku membantu orang lain, nggak tahu kenapa.
D: Tapi istri saya selalu tahu saya ada dimana.
S: Karena aku punya aplikasi, hahaha.
D: Dia memang punya aplikasi bisa tahu saya ada dimana. Dia nggak perlu indera keenam, capek, hahaha.
Pernah ada kejadian lucu mengenai itu?
D: Pernah saya dari luar kota nggak ngomong pulangnya, pengin kasih kejutan. Sampai Jakarta segera saya ke rumah. Eh, mendadak dia telepon dan langsung bilang sudah mau sampai ya? Ternyata dia punya aplikasi yang bisa mengetahui keberadaan saya dimana. Jadi, gagal deh kasih kejutan, hahaha.
Keluarga Demian Aditya dan Sarah Wijayanto berusaha untuk lebih menikmati kehidupan dengan memiliki waktu luang bersama. Kehidupan sehari-hari mereka yang kerap bersinggungan dengan mahluk astral, coba dinikmati hari per hari. Ketegangan yang kerap muncul selalu ditepis dengan kebersamaan dan cinta. Semoga langgeng ya sampai maut memisahkan.