Sukses

Entertainment

Konser Morrissey Jakarta, Nostalgia dan Misi Kemanusiaan

Fimela.com, Jakarta Raut wajah antusias penikmat musik sudah terlihat menjelang senja di Grand Sport Complex, Senayan Jakarta. Mereka bersiap nyanyi dan nostalgia dengan penampilan musikus flamboyan asal Inggris, Morrissey.

Pentolan The Smith, penganut vegetarian dan solois berkarisma ini menggelar konser keduanya di Indonesia pada Rabu (12/10) malam. Berbeda dari konser pertama 2012 lalu, venue outdoor memberi sensasi yang lebih 'terasa konsernya'.

Morrissey Live in Jakarta (Dok. KiosPlay)

Pukul 19.30 area panggung sudah dipenuhi penikmat musik yang rata-rata dewasa. 30 menit sebelum Morrissey naik panggung, penonton disuguhkan sederet footage dan video klip lawas The Ramones, Sex Pistols, hingga Alex Cooper.

Penonton yang sudah 'panas' mulai bersorak ketika Morrissey dan bandnya hadir di atas panggung. Tak banyak bicara, Morrissey and the gang menghentak dengan sederet nomor yang jadi hits di era 80 hingga 90an.

Suedehead, Alma Maters dan Everyday is Like Sunday dibawakan secara maraton dengan penuh energi. Nyanyian penonton lantang terdengar di venue konser, membangkitkan nostalgia sentuhan musik brit-rock.

Morrissey Live in Jakarta (Dok. KiosPlay)

Tak hanya menyuguhkan musik, Morrissey juga mengembang misi penting dalam konsernya. Saat lagu Ganglord dibawakan, footage tentang kekejaman polisi terpampang di layar besar. Tayangan kekerasan membabibuta oleh aparat diiringi nyanyian Morrissey, 'Save me...save me".

Morrissey sesekali menyapa para penonton yang antusias. "I don't know that you're saying, that sounds very passionate," kata Morrissey sebelum melanjutkan penampilannya dengan lagu First of The Gang, Bullfighter Dies, World Crashing Bores, How Soon Is Now, dan You Have Killed Me.

Pesan Morrissey di akhir konser (Nizar Zulmi/Bintang.com)

Sekali lagi, Morrissey membawa pesan untuk para penonton lewat lagu Meat is Murder. Dalam penampilannya, musisi 57 tahun menampilkan betapa kejamnya perlakuan manusia kepada hewan. Ia berseru kepada penonton. "Please dont kill anything. Enough slaughters, enough...enough...enough," katanya.

Memasuki bagian akhir konser, sebuah peringatan besar bertuliskan 'Apa alasanmu sekarang? Daging adalah pembunuhan". Satu per satu Morrissey dan band turun panggung. Penonton sempat meminta encore, tapi pihak penyelenggara menyatakan konser telah usai. Sungguh nostalgia yang manis, dan ditutup dengan peringatan untuk para pengonsumsi daging.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading