Fimela.com, Jakarta Usulan Badan Perfilman Indonesia untuk menggelar Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Papua ternyata belum bisa terwujud. Panitia penyelenggara mengumumkan jika pergelaran FFI 2016 akan digelar di Jakarta, tepatnya di Taman Ismail Marzuki pada November 2016 mendatang.
Lukman Sardi menuturkan, masalah jarak Papua yang cukup jauh dari ibukota merupakan kendala utama. Padahal, menurutnya, pihak Pemerintah Daerah Papua sudah berjanji untuk memfasilitasi berbagai hal yang dibutuhkan agar FFI 2016 bisa diselenggarakan di tanah cendrawasih tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
"Memang banyak pertimbangan. Jadi tahun lalu memang keinginan Pemda Papua untuk ada FFI itu sangat besar sekali. Mereka bahkan berencana menyiapkan berbagai macam hal. Cuma kembali lagi, permasalahannya adalah kan Papua itu letaknya sangat jauh sekali. Tentunya harus dipikirkan dengan sangat matang karena letaknya itu," ucap Lukman Sardi saat konferensi pers FFI 2016 di Plasa Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Persoalan lain yang tidak kalah penting menurut pemain film Sang Pencerah tersebut adalah susunan kepanitiaan FFI yang belum memiliki formasi tetap. Pasalnya, bongkar pasang struktur kepanitiaan juga berpengaruh dalam persiapan penyelenggaraan festival akbar bagi para insan perfilman di tanah air tersebut.
"Makanya penting FFI itu punya board yang tetap. Jadi dia bisa udah bekerja dari sebelumnya kalau misalnya diadakan di Papua. Apa aja sebetulnya yang perlu disiapkan kalau di tempat seperti itu. Kalau misalnya ganti-ganti (panitia) itu akan repot sekali. Kayaknya kita sulit banget untuk ada di sana engan kondisi yang seperti itu (ganti-ganti panitia), " tambahnya.
Lukman pun lantas mencontohkan penyelenggaraan FFI 2014 lalu yang digelar di Palembang. Meski Palembang tidak terlalu jauh dari Jakarta, namun pada kenyataannya saat eksekusi di lapangan panitia harus dibantu oleh banyak pihak yang notabene tidak punya tanggung jawab secara teknis terhadap penyelenggaraan FFI.
"Palembang aja yang tidak sejauh Papua ternyata banyak hal (kendala) di belakang itu. Entah masalah tiket pesawat segala macam. Sesama orang film yang bukan panitia bahkan ikut terjun untuk ngebantuin gimana caranya semua bisa ter-cover. Jadi kebayang ngadain di Papua dengan kondisi tiap tahun panitianya ganti, itu akan sulit. Kecuali ada board-nya jadi dari sekarang udah kerja, sistematisnya segala macam," jelas Lukman Sardi.