Fimela.com, Jakarta Aspat menjadi hal yang biasa dalam kehidupan Elma Theana dalam kurun waktu sembilan tahun menjadi murid Padepokan Brajamusti. Sang Guru, Gatot Brajamusti memberikan Aspat kepada Elma Theana dan juga murid-murid lainnya. Lantas, mengapa Elma Theana mau saja untuk menghirup asap Aspat yang sebenarnya masuk dalam kategori narkoba? Apa yang membuatnya begitu percaya kepada Gatot Brajamusti sehingga harus kehilangan uang senilai ratusan juta rupiah dan mengorbankan keluarganya?
***
Drama kehidupan Elma Theana bak opera sabun yang diputar dalam panggung teater. Selama sembilan tahun, Gatot Brajamusti menjadi 'sutradara' handal dalam kehidupannya. Apapun yang diminta sang guru, selalu diturutinya, termasuk untuk menghisap aspat. Melihat bentuk aspat yang diberikan, sebenarnya Elma Theana sudah mencurigai, jika itu adalah barang haram.
Advertisement
BACA JUGA
Namun, lagi-lagi Elma Theana seperti harus mengikuti skenario yang sudah dibuat sutradara. Barulah ia menyadari setelah lepas dari Padepokan Brajamusti, apa yang dihisapnya selama ini. Penyesalan pun bergemuruh dalam kehidupan Elma Theana. Apalagi saat itu, ia menelantarkan anak dan keluarganya, hanya demi mendapatkan ketenangan dengan Aspat.
Meski penyesalan itu datangnya terakhir, namun tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Elma Theana menyadari, sebagai manusia memang tidak luput dari kesalahan. Sejak tahun 2011, lima tahun lalu, Elma Theana sudah angkat kaki dari panggung Gatot Brajamusti. Ia lebih memilih skenario yang sudah ditetapkan Sang Pencipta.
"Saya dijelaskan barang haram itu namanya Aspatul Jannah, diambil dari getah pohon negeri manalah gitu," ujarnya saat berbincang dengan Bintang.com, Selasa (6/9/2016).
Berusaha melupakan pahitnya kehidupan saat masih bergabung di Padepokan Brajamusti, bukanlah hal yang mudah. Apalagi namanya kemudian dikaitkan dengan penangkapan Gatot Brajamusti di Mataram, Nusa Tenggara Barat, akhir bulan Agustus 2016.
Elma Theana bersyukur, saat itu ia tidak lagi menjadi bagian pemain drama yang menyukai Aspat sebagai pilihan kehidupannya untuk menenangkan diri. Ketenangan diri, saat ini menurut Elma Theana, didapatnya benar-benar jika dekat dengan Tuhan.
Di dua kesempatan yang berbeda, Elma Theana mengungkapkan penyesalannya bergabung dengan Padepokan Brajamusti, menghisap aspat dan menelantarkan keluarganya selama sembilan tahun. Elma Theana juga menceritakan hari-harinya usai terlepas dari cengkraman Gatot Brajamusti yang penuh kebahagiaan yang sebenarnya, bukan halusinasi seperti yang diberikan aspat.
Advertisement
Dahulu Penikmat Sekarang Melaknat Aspat
Selama sembilan tahun, Elma Theana mengaku tidak mengetahui bahwa selama ini yang dikonsumsinya bersama dengan beberapa murid Padepokan Brajamusti adalah aspat. Elma menyadarinya justru setelah lepas dari cengkraman Gatot Brajamusti.
Pas tahu Gatot Brajamusti ditangkap, bagaimana reaksi kamu?
Kaget juga sih karena sudah lama enggak ketemu. Enggak pernah kontak lagi, jadi cukup kaget juga. Akhirnya bisa kena (ketangkap) juga.
Memang saat itu kamu pakai juga?
Iya, tapi aku enggak tahu kalau itu namanya aspat. Awalnya sempat curiga, sempat tanya ini barang apa kok bentuknya seperti barang begituan (narkoba), berbentuk kristal putih dan dibakar kemudian asapnya dihisap. Tapi dia (Gatot Brajamusti) meyakinkan kalau itu bukan seperti yang dipikirkan. Ya sudah aku coba.
Hasilnya?
Ya, mungkin beda-beda sih setiap orang. Kalau efeknya di aku sih, malah lebih giat beribadah. Bahkan salat pernah dua jam, sangking khusyuknya. Jadi rajin ngaji. Cuma akhirnya jadi enggak mempedulikan lingkungan, fokus dengan apa yang aku kerjakan.
Berarti dari dahulu tahu dong kalau Aa Gatot mengonsumsi narkoba?
Awalnya benar-benar enggak tahu karena aku positive thingking saja. Apalagi sebelum menggunakan aspat, kita baca doa dahulu. Beliau (Aa Gatot) sering meyakinkan, kalau barang yang digunakan itu tidak apa-apa. Aku melihat dia sebagai orang yang berilmu, menguasai alam gaib juga dan punya pasukan jin. Dia menerangkan, dahulu zaman kerajaan Nabi Sulaiman manusia berkolaborasi dengan jin dan bersama beribadah, saling memberikan manfaat ya caranya dengan menggunakan aspat itu.
Tadi bilang sebelum pakai aspat, baca-baca dulu, apa yang dibaca?
Ya, baca doa buat keberkahan. Habis gunakan (aspat) seperti ada yang masuk ke tubuh. Aku jadi enggak kenal orang saja. Habis pakai rajin ibadah, setelah efeknya habis jadi malas lagi.
Sekarang tahu kan aspat itu seperti sabu, narkotika. Lalu bagaimana?
Nyesal banget karena aku baru tahu barang itu sabu, ketika keluar dari sana (Padepokan Brajamusti). Tapi aku keluar dari sana bukan karena aspatnya, tapi memang ajarannya sudah tidak sesuai akidah. Sudah mulai aneh.
Sempat ditahan Aa Gatot pas mau keluar?
Aku enggak pamit malah dan alhamdulillah enggak dihubungi dan dicariin. Aku keluar karena ketemu orang yang akhirnya menyadarkanku dan membersihkan aku dari pengaruh sana (Padepokan Brajamusti)
Waktu itu cara pakai aspat bagaimana?
Kristalnya dibakar, terus kita seperti merokok gitu, dihisap. Aku yakin itu bukan barang haram karena ngisepnya pakai doa juga. Pas aku tahu nyesel. Semua yang terjadi ini gara-gara aspat.
Murid padepokan itu usianya berapa saja?
Semua usia ada sampai anak-anak juga ada. Kadang aku enggak tahu, siapa tapi dia ada tanpa orangtua.
Lho, menikmati aspat juga?
Begini, initinya semua di sana diberikan barang itu (aspat) karena di sana (padepokan) kegiatan itu bukan yang dirahasiakan, terbuka. Oh iya menariknya nih, entah kenapa yang datang rata-rata berstatus janda atau orang yang sedang ada masalah.
(Saat menjadi murid di Padepokan Brajamusti, Elma Theana juga sedang menghadapi masalah rumah tangga dengan suami sebelumnya, Fai)
Ada isu Aa Gatot pernah juga menawarkan aspat ke anak Reza Artamevia, bahkan parahnya lagi diminta menyaksikan tontonan yang tidak senoh antara Aa Gatot dan Reza?
Kalau itu bukan wilayah aku yang jawab. No comment. Aku tidak langsung lihat. Nanti kalau aku komentar takut salah. Dibuktikan saja nanti. Aku hanya mau bicara pengalaman selama di Padepokan Brajamusti.
Tahu Aa Gatot berteman baik dengan Ary Suta?
Tahu. Dia (Ary Suta) punya panggilan khusus di padepokan. Dipanggilnya Om Akbar. Dia waktu saya di sana juga hampir datang tiap hari.
Bahagia Tanpa Padepokan Brajamusti
Saat memutuskan untuk keluar dari Padepokan Brajamusti, Elma Theana bersama Julianda Barus sang suami yang juga mantan murid di Padepokan Brajamusti baru menyadari, uang sudah habis. Satu rumah sudah terjual, untung tidak meninggalkan utang.
Apa saja harta yang habis selama bergabung di Padepokan Brajamusti?
Satu rumah di jalan Intan dijual.
(rumah Elma Theana di jalan Intan cukup besar dan berada di daerah dengan harga tanah yang mahal).
Total nilai uangnya berapa?
Aku enggak mau nyebut, cukup lumayan. Hasil penjualan rumah buat beli mobil operasional (padepokan) dan buat aku pakai juga. Serta untuk membiayai keperluan padepokan.
Emang diminta untuk iuran?
Di sana (padepokan) tidak ada iuran. Tapi kita sebagai murid berusaha untuk loyal. Ingin memberikan yang terbaik. Enggak hanya saya, murid yang lain juga sama.
Termasuk Reza Artamevia dong. Apa yang dia jual?
Aku enggak mau menjawab karena itu enggak ada hubungannya dengan aku.
Tabungan kamu juga habis?
Iya sudah sangat tipis. Kan aku enggak kerja, malas syuting. Maunya fokus ke padepokan terus. Jadi enggak ada uang, kebutuhan berjalan ya tabungan dikuras.
Jadi sekarang sudah berusaha mengisi tabungan lagi ya?
Yah sekarang alhamdulillah sudah mulai syuting lagi terus aku juga punya usaha bersama teman-teman buat WO (wedding organizer).
Omzetnya berapa?
Adalah. Tapi pengelolaannya sekarang sudah sama manajemen. Alhamdulillah stabil untuk pemasukan dan pengeluaran.
Suami ikut serta dalam usaha itu?
Enggak, dia hanya support. Kadang bantu juga sih, tapi dia punya kegiatan lain sekarang.
Katanya dipanggil Polda?
Iya benar, sudah ada surat pemanggilannya. Aku belum tahu terkait apa. Tapi mungkin terkait omongan aku waktu diwawancara di salah satu stasiun televisi tentang saya ditodong pistol sama Aa Gatot.
Emang waktu itu kenapa sampai ditodong pistol?
Aku lupa kejadiannya, tapi yang jelas sambil nodong dia bilang kalau macam-macam pistolnya bisa meledak. Itu seingat saya.
Seaindainya bisa ketemu lagi dengan Aa Gatot, apa yang ingin kamu sampaikan?
Aduh, lebih baik sih jangan deh. Enggak berharap juga, aku masih trauma. Ke depan rumahnya saja aku enggak berani. Tapi aku coba doakan saja. Aku sebut namanya dalam doaku, semoga Aa kembali ke jalan yang benar ke jalan Alloh. Jangan bergantung pada mahluk lain (jin), jadilah muliakan diri sebagai manusia yang Alloh ciptakan mulia. Kalau masukan ini diterima Alhamdulillah. Ini bukan berarti nyeramahin ya.
Kalau ketemu Reza Artamevia, apa yang ingin kamu sampaikan?
Kalau untuk teteh, aku berharap supaya lebih perhatian kepada anak. Jadilah seorang ibu yang benar-benar sayang dan peduli kepada anak, apalagi sudah enggak punya ayah. Aku berharap teteh (Reza) kembali kepada Tuhan. Amin.
Aspat telah membutakan Elma Theana. Hampir ia masuk jurang yang lebih dalam lagi. Keputusannya untuk keluar dari halusinasi aspat menjadi keputusan yang tepat. Di ujung wawancara, Elma Theana berharap agar masyarakat dapat menjauhi narkoba, apapun itu bentuknya.