Sukses

Entertainment

Apa Itu PARFI yang Sempat Diketuai Gatot Brajamusti?

Fimela.com, Jakarta Nama Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) menjadi pusat pemberitaan setelah Gatot Brajamusti ditangkap karena kasus penyalagunaan narkoba. Meskipun masalah pribadi, karena Gatot tertangkap sesaat setelah terpilih kembali menjadi Ketua PARFI periode 2016-2021 maka PARFI terseret kedalam pemberitaan.

Padahal PARFI adalah organisasi artis film sejak 1956. PARFI didirikan pada awal bulan Maret 1956 dalam kongres yang diadakan para pemain dan pekerja film melakukan kongres pada saat itu. Para tokohnya yang mendirikan pada saat itu adalah Usmar Ismail dan Djamaludin Malik.

Sebenarnya, keinginan para artis untuk membentuk organisasi profesi sudah ada sejak tahun 1940, saat dibentuk Sari (Sarikat Artist Indonesia). Mereka yang menjadi anggota Sari adalah pemain sandiwara, penari, sutradara, penyanyi hingga pelukis.

DPO PARFI memutuskan dan menetapkan Andryega da Silva sebagai Ketua PARFI menggantikan Gatot Brajamusti. (Puput Puji/Bintang.com)

Pada tahun 1951, lahir Persafi (Persatuan Artis Film dan Sandiwara Indonesia). Ini adalah wadah lanjutan dari Sari, meski selanjutnya terjadi pula kemandulan, sebelum kemudian lahirlah Parfi pada tahun 1956. Kongres Pertama embrio PARFI diadakan di Manggari pada tahun 1953. Baru tahun 1956, PARFI terbentuk.

Sebelum dipimpin oleh Gatot Brajamusti, PARFI sudah memiliki 8 ketua dengan periode. Mereka adalah Soerjo Soemanto (1956-1971), Sofia WD (1971-1974), R. Soedewo (1975-1978), Sukarno M. Noor (1978-1983), Ratno Timoer (1984-1998), Sys NS (1999-2001), Eva Rosdiana Dewi (2001-2006), Yenny Rachman (2006-2011). Gatot Brajamusti memimpin PARFI sejak 2011.

Jika tidak ada masalah seharusnya Gatot Brajamusti masih memimpin PARFI untuk periode 2016-2021. Karena penggunaan narkotika melannggar AD/ART, maka lawan Gatot dalam pemilihan ketua PARFI saat konggres, Andryega da Silva menggantikan posisinya sebagai Katu PARFI.

Diakui Tantowi, ‎di Indonesia, kesadaran untuk berorganisasi di kalangan pelaku seni masih rendah. Mereka lebih dulu menuntut manfaat dari keberadaan organisasi itu, sebelum bergabung. Di sisi lain, ada juga fakta bahwa organisasi profesi sekadar menjadi papan nama. Artinya, keberadaan organisasi itu ramai dibicaraan ketika pemilihan ketua umum baru, tetapi setelah itu diam, bisu, tanpa kegiatan.

Gatot Brajamusti sesaat setelah dinyatakan kembali menjadi Ketua PARFI di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Aditia Saputra)

“PARFI itu organisasi penting, karena menaungi insan film. Apalagi, saat ini industri film nasional sedang naik daun. Tentu banyak permasalahan terkait hak-hak artis dan agenda kemajuan industri yang harus dibicarakan dan dicarikan solusinya pada tingkat organisasi,” katanya dikutip dari berita satu.

Tantowi mengingatkan, pemerintah juga perlu lebih responsif jika yang menyuarakan aspirasi itu adalah organisasi. Sementara, PARFI adalah salah satu organisasi profesi di bidang seni tertua di Indonesia, sehingga seharusnya peluang itu tak dibiarkan begitu saja.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading