Sukses

Entertainment

Perjalanan Musik Eddy Silitonga, Si Pemilik Suara Malaikat (1)

Fimela.com, Jakarta Sempat beberapa lama berjuang menghadapi penyakit, kondisi Eddy Silitonga memang sempat membaik. Namun pada akhirnya, dia menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (25/8/2016). Segenap ucapan duka pun sontak mengalir dari berbagai pihak.

Di balik nuansa duka yang mengiringi kepergiannya, tak bisa dipungkiri bahwa Eddy Silitonga telah meninggalkan banyak kenangan untuk orang-orang di sekitarnya. Perjalanan musiknya yang sangat panjang juga menjadi salah satu alasan kenapa dia layak dijadikan inspirasi.

Eddy Silitonga (Facebook)

Eddy Silitonga sendiri lahir pada 17 November 1950 dalam keluarga yang sangat sederhana. Bukan mengawali karir di panggung, sejak usia sembilan tahun, dia sudah sering tampil menghibur para tentara di basecamp atau pos pengawalan.

Masih kurang stabilnya kondisi negeri saat itu jelas membuat ibu Eddy khawatir, kalau-kalau ada serangan. Eddy sempat dilarang berangkat, namun semangatnya untuk bernyanyi sangat tinggi sehingga dia tak menghiraukan bahaya yang mengintai.

Kabar mengejutkan dari penyanyi senior Eddy Silitonga. Kamis (11/8) dini hari, penyanyi yang sedang menjalani perawatan di RS Fatmawati itu dikabarkan meninggal dunia. Pihak keluarkan sempat kesal membantah kabar tersebut. (dok. Facebook)

Ketika dia dewasa, dia sempat membentuk band bernama Madya Sapta yang berbasis di kota Medan. Namun kemudian, dia hijrah ke Jakarta untuk mengejar cita-citanya sebagai musisi. Dia pun bertemu dengan Titiek Puspa yang kemudian memberikannya julukan Suara Malaikat.

Di Jakarta, karirnya berkembang pesat, dia sempat membentuk trio yang dikontrak menyanyi di sebuh restoran. Lalu bagaimana kelanjutan karirnya secara lengkap setelah hijrah ke ibukota? Tunggu kelanjutan kisah Eddy Silitonga!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading