Fimela.com, Jakarta Mungkin masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata musik dangdut. Namun, dangdut justru diterima baik di Amerika Serikat. Setidaknya kondisi itu yang dirasakan Ikke Nurjanah saat berkunjung pada 2010. Bahkan, profesor di salah satu kampus di sana mengaku sebagai penggemar Rhoma Irama.
Kebetulan, Ikke dijadwalkan terbang ke Amerika guna memasyarakatkan musik dangdut. Nantinya, dia akan kembali bertemu dengan profesor tersebut dalam agenda membedah buku tentang biografi perjalan karir seorang Ikke.
Advertisement
"Nanti akan bertemu profesor Andrew, apa saja yang dibutuhkan, detil apa yang dibutuhkan. Dia ngefans Rhoma Irama, karena Rhoma pernah ke situ. Lagu-lagu yang dakwah, profesor itu hafal," kata Ikke Nurjanah, di Bird Cage, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016).
BACA JUGA
Ikke akan berangkat kep Amerika pada 1 September nanti. Karenanya, segala persiapan tengah dilakukan Ikke untuk menjalani kegiatan tersebut. Semisal berdiskusi dengan Rhoma dan para musisi senior tentang musik dangdut.
"Paling sama H. Rhoma sih, yang lain enggak. Kalau tahun lalu aku browsing, banyak kan pembicara dangdut. Ada juga blog-blog yang bagus saya ambil. Saya juga tanya-tanya ke para senior," jelas Ikke.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Ikke berkesempatan mengunjungi Amerika. Sebelumnya dia pernah datang ke sana dalam Program Concert, yang digagas Sireedee Entertainment dan didukung Badan Ekonomi Kreatif Nasional. Ikke menjadi pembicara pada salah satu kampus di Amerika.
"Pertama aku di Hopskin. Semuanya bule tapi dsuruh bahasa Indonesia yang baik dan benar, presentasi dangdut. Enggak ada yang Asia, kalaupun ada paling dari Jepang. Kalau yang sekarang orangnya pasti beda, tapi aku rasa sama sih," pungkas Ikke Nurjanah.