Fimela.com, Jakarta Artika Sari Devi menilai tak perlu ada peninjauan ulang tentang gagasan sistem sekolah seharian penuh. Secara pribadi, dia tak setuju sistem itu diberlakukan, mengingat anak-anak butuh istirahat. Bahkan, dia tak yakin sistem tersebut bisa memajukan kualitas pendidikan para siswa nantinya.
"Buat sekolah jam 8.45 dan pulang jam 2.45 saja sudah sangat berat. Dan saya bayangkan, kalau anak harus pulang seperti jam kerja orangtua, kayaknya saya enggak setuju, dan enggak yakin anak-anak Indonesia pendidikannya akan maju," kata Artika Sari Devi, di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Advertisement
BACA JUGA
Artika mengatakan, kehidupan anak-anak bukan hanya soal belajar. Namun juga aktifitas di rumah. Lagipula, masih ada ekstrakulikuler tanpa harus menerapkan kebijakan tersebut.
"Penerapan untuk sampai full day buat saya enggak perlu ditinjau ulang. Karena dari segi fisik anak perlu diperhatikan. Anak butuh istirahat, yang penting anak-anak itu enjoy. Karena anak-anak sekaran itu penting untuk tetap aktifitas di rumah dengan atau tanpa orangtua, Jadinya seimbang," tuturnya.
Sejauh ini Artika bersyukur sekolah tempat anaknya belajar memiliki muatan pelajaran yang seimbang. Kondisi itu membuat sang anak merasa nyaman saat berada di kelas.
"Saya selalu tanya apakah Abbey happy di sekolah dan dia bilang iya. Tapi saya percaya sekolah Abbey ini muatannya sangat imbang. Sistem belajar di kelas membuat anak-anak sangat nyaman," katanya.
Ketimbang menerapkan sistem sekolah seharian penuh, Artika lebih setuju tidak diseragamkannya kurikulum pada anak. "Karena ada anak yang kuat di akademis dan yang tidak. Ada potensi lain dalam diri anak. Saya hargai sekali institusi pendidikan yang sellau melihat potensi-potensi anak," tuntas Artika Sari Devi.