Fimela.com, Jakarta Pemain: Bunga Citra Lestari (BCL), Tara Basro, Chelsea Islan, Reza Rahadian, Indra Birowo, Donny Damara dan Mario Irwansyah. Sutradara : Iman Brotoseno. Penulis: Swastika Nohara dan Iman Brotoseno. Durasi: 122 menit.
Sinopsis:
Indonesia siap kembali mengirimkan atlet-atlet terbaiknya di ajang Olimpiade Seoul 1988. Cabang panahan yang satu dekade lalu berjaya, sudah mengalami krisis. Tak ada atlet panahan yang sukses mengibarkan bendera Indonesia di kancah Olimpiade lagi semenjak Donald Pandiangan (Reza Rahadian) menghilang.
Advertisement
Donald menghilang bukan tanpa alasan. Pada tahun 1980, Donald yang sudah siap untuk mengikuti turnamen Olimpiade Moskow batal berangkat lantaran alasan politik. Berawal dari kekecewaan itu, Donald menghindar dari dunia yang telah membesarkan namanya. Bukan itu saja, sebagai atlet, Donald justru memiliki hidup yang jauh dari kata sehat.
Sewindu berselang, takdir mempertemukan Donald lagi dengan olahraga panahan. Pak Udi (Donny Damara) selaku ketua pengurus persatuan panahan, meminta Donald untuk kembali ke lapangan. Bukan lagi untuk bertanding, melainkan untuk melatih. Ya, Donald diminta untuk melatih tim panahan putri Indonesia yang akan maju ke ajang Olimpiade Musim Panas ke 24 di Seoul, Korea Selatan.
Melewati proses seleksi yang ketat, Donald akhirnya memilih tiga atlet terbaik perwakilan dari seluruh Indonesia. Adalah Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies Handayani (Chelsea Islan) dan Kusuma Wardhani (Tara Basro). Pribadi Donald yang keras, militan dan amat disiplin, mesti mampu membentuk Yana, Lilies dan Suma mencapai puncak prestasi mereka.
Di tengah-tengah perjalanan menuju Olimpiade, baik Yana, Lilies maupun Suma harus dihadapkan pada masalah rumitnya masing-masing. Yana yang harus segera menyelesaikan skripsinya, lalu Lilies dengan urusan keluarganya dan Suma dengan masalah percintaannya. Mampukah busur panah 3 Srikandi menaklukan Olimpiade setelah delapan tahun mati suri?
Review:
Film 3 Srikandi memang mengadaptasi dari kisah nyata perjalanan tiga atlet panahan Indonesia menembus Olimpiade Seoul 1988. Namun, sang sutradara menegaskan bahwa unsur-unsur dramatisasi demi kebutuhan komersil film masih dimasukkan dalam durasi dua jam penayangan. Meski begitu, dramatisasi yang dimaksudkan tidak sama sekali terasa. Penonton sukses dibuat benar-benar terhanyut dalam alur cerita yang berjalan maju.
BACA JUGA
Seperti film-film drama Indonesia pada umumnya, 3 Srikandi tidak menawarkan sesuatu yang spesial dari segi penyajian efek visualnya. Hanya mengandalkan cerita, setting serta akting para pemainnya. Melibatkan nama-nama bintang muda nan bersinar, saya rasa film ini cukup terasa istimewa.
Hanya saja, pada awal-awal film, penampilan Reza Rahadian sebagai Donald Pandiangan yang amat marah di depan awak media, terlihat seperti karakter Habibie yang pernah diperankannya. Namun, setelah itu, Reza sukses menghipnotis penonton dan mentransformasikan dirinya menjadi sosok keras kepala khas Donald Pandiangan. Soal akting, Reza memang sudah tak diragukan lagi. Selama beberapa tahun terakhir, akting aktor berusia 29 tahun tersebut berhasil diapresiasi oleh sejumlah ajang penghargaan bergengsi perfilman Tanah Air.
Kehadian Tara Basro, Chelsea Islan dan Bunga Citra Lestari pun seakan menjadi pelengkap bagi Reza. Ketimbang pemain lainnya, sutradara lebih menfokuskan kisah pada lingkaran empat tokoh itu saja. Harus diakui, di antara tiga wanita cantik tersebut, akting Chelsea sebagai Lilies cukup mencuri perhatian. Pasalnya, dengan lelucon-leluucon khasnya, Chelsea mampu menghidupkan sosok Lilies tanpa kesan dilebih-lebihkan.
Karena bertemakan biografi, maka latar belakang dibuat semirip mungkin seperti aslinya. Begitu pun dengan penampilan para pemainnya. Mulai dari gaya berpakaian, bicara, tatanan rambut hingga make up.
Ketika 'perintilan' itu nyaris sempurna, akting 3 Srikandi ini juga patut diacungi jempol. Meski tak punya ketertarikan apalagi bakat dalam olahraga panahan, namun ketiganya berusaha keras agar dapat terlihat seperti atlet sungguhan. Pun seperti halnya atlet, mereka juga menjalani latihan intensif memanah sebelum akhirnya syuting tahun lalu.
Film 3 Srikandi hadir bukan hanya sebagai tontonan dan hiburan semata, tapi seakan menyentil bangsa Indonesia terkait kondisi dunia olahraga, khususnya cabang panahan, yang mulai mengendur dari segi prestasi di kancah dunia. Sosok mantan Presiden Soeharto pun turut dihadirkan dalam film ini. Tentu sang sutradara, produser serta penulis memiliki alasan tersendiri.
Film 3 Srikandi sangat cocok dinikmati untuk Anda yang jenuh dengan genre sejarah yang terkesan 'itu-itu' saja. Pengemasan yang ringan, membuat film garapan MVP Pictures ini terasa bukan seperti film biopik, melainkan seperti drama-drama umumnya. Film 3 Srikandi sudah resmi tayang di seluruh jajaran bioskop Indonesia sejak 4 Agustus 2016.
Foto-foto film 3 Srikandi:
Trailer film 3 Srikandi: