Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini nikah muda kembali ramai, fenomena ini tak hanya terjadi di kalangan selebriti tapi juga banyak dilakukan oleh masyarakat. Tren yang tengah banyak digandrungi pria dan wanita diusia 20-25 tahun ini pun turut menciptakan kegalauan.
Setiap orang pasti ingin menikah, tinggal bersama dengan pasangan yang dicintai sepertinya lebih menyenangkan, dibanding harus tinggal sendiri atau bersama orangtua. Bisa menghabiskan banyak waktu bersama dan selalu berdekatan tentunya jadi salah satu petimbangan ketika pasangan memilih untuk menikah.
Advertisement
BACA JUGA
Namun hidup bukanlah sebatas drama romantika berdua dan kehidupan penikahan bukanlah sesuatu yang mudah. Fenomena nikah muda ini tak dipungkiri telah menjadi satu bentuk kegalauan bagi mereka yang kini berada diusia awal 20-an, di mana menikah telah menjadi tuntutan bahkan untuk menunjukkan gengsi.
Melihat kawan seusia yang menikah tentunya membuat seseorang berpikir kapan dirinya akan sampai pada level kehidupan tersebut. Bisa dikatakan jika hal tersebut jadi salah satu faktor besar yang membuat seseorang memutuskan untuk menikah.
Faktor lain yang memicu untuk menikah muda pun muncul atas tuntutan orangtua. Bukan sesuatu yang aneh memang jika orangtua meminta dan menanyakan kapan anaknya akan menikah.
Lucunya, tak sedikit tuntutan yang datang tersebut muncul dari faktor yang sama, di mana orangtua meminta anaknya menikah lantaran latah melihat orang-orang disekitar atau diusia anaknya telah memutuskan untuk menikah. Mungkin Anda salah satu orang yang mengalaminya.
Ditengah banyak faktor yang mendukung bahkan memaksa menikah muda semuanya kembali pada orang yang akan menjalaninya. Namun sebelum menjalaninya perlu diketahui jika kehidupan pernikahan bukanlah sebatas menjalani dan menghabiskan waktu berdua.
Advertisement
Sipakan Diri Sebelum Menikah
Baiknya sebelum memutuskan untuk menikah ketahui kesiapan diri, jangan sampai pernikahan terjadi hanya karena tuntutan bahkan karena gengsi. Pastikan jika menikah adalah pilihan hidup yang dibuat dan siap menjalani segala rintangannya.
Selain menyiapkan mental, finansial juga harus disiapkan. Memang tak harus menunggu semua keperluan rumah tangga tersedia, yang perlu disadari adalah menikah berarti siap untuk membiayai hidup sendiri, pasangan dan buah hati.
Bagi pasangan muda, jangan heran jika nantinya waktu berduaan dengan pasangan dan teman-teman akan berkurang karena lebih memilih untuk mengunakan waktu untuk keperluan keluarga. Bahkan setelah memiliki anak prioritas waktu, perhatian dan finansial pasti akan fokus padanya.
Itu hanyalah segelintir realita kehidupan penikahan yang akan dijalani, kerikil dan bebatuan hanyalah sedikit dari proses kehidupan yang membuat setiap diri menjadi lebih baik. Pada dasarnya semua akan berjalan dengan baik jika dipersiapkan dengan matang.