Fimela.com, Jakarta Membicarakan aktris film Indonesia di pertengahan 80-an sampai 90-an rasanya tak bisa lepas dari sosok Paramitha Rusady. Beberapa film yang dibintanginya termasuk laris di pasaran. Hingga kini Paramitha masih sibuk bermain film.
Salah satu film yang melambungkan namanya adalah Si Kabayan Saba Kota di tahun 1989 bersama mendiang Didi Petet. Bukan hanya termasuk film laris, akting wanita yang akrab disapa Mitha itu membuatnya meraih nominasi sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1989.
Advertisement
Baca Juga
Film Mitha lainnya yang juga termasuk laris adalah Catatan si Boy 4 dan 5, masing-masing di tahun 1990 dan 1991. Bagi Paramitha, film memiliki dimensi yang unik. Nilainya tak sekedar keindahan yang ditampilkan di layar. Namun juga soal cerita. Karena itu Paramitha Rusady lebih mementingkan tanggapan masyarakat atas karyanya ketimbang ngoyo penghargaan.
Baginya, piala adalah bentuk pertaruhan harga diri dan citra seorang aktor. "Piala itu merupakan tanggung jawab untuk citra. Harga diri, karakter, dan dedikasi kita ada di dalam cerminan itu. Saya hidup dengan filosofi, baik itu spiritual dan lingkungan sosial," kata Paramitha Rusady beberapa waktu lalu.
Tak hanya sekedar media penyalur, film bagi Paramitha juga harus memberikan edukasi lewat cerita karakter-karakter di dalamnya. Oleh karena itu, mantan istri Nenad Bago ini terkenal cukup selektif dalam memilih peran yang ditawarkan. Tak heran jika Paramitha semangat membintangi film My Journey: Mencari Mata Air tahun ini.
Paramitha Rusady juga masih aktif bermain sinetron. Terakhir Mitha beradu akting dengan Nabila Syakieb di sinetron Surga yang Kedua. Sinetron ini masih ditayangkan di SCTV. Waktu seolah tak pernah menyurutkan semangat dan kecantikan Paramitha Rusady.