Fimela.com, Jakarta Seandainya semua berjalan lancar,seharusnya Fakhrul Razi kini seharusnya sedang fokus menyiapkan pernikahan dengan Rina Nose. Namun karena alasan yang sangat urgent, pernikahan terpaksa dibatalkan. Meski demikian, musisi asal Brunei Darussalam ini masih bisa merayakan momen-momen penuh makna saat Lebaran tahun ini.
***
Sempat merencanakan pernikahan dengan Rina Nose, ternyata Fakhrul Razi harus menarik kata-katanya. Jika awalnya mereka dielu-elukan dan dianggap pasangan serasi, pandangan netizen sontak berubah setelah pembatalan diumumkan. Banyak yang menilai pasangan ini tidak serius dan hanya ingin mencari perhatian publik.
Advertisement
Baca Juga
Nyatanya, apa yang terjadi ternyata tidak seperti yang dipikirkan banyak orang. Dalam wawancara eksklusif dengan Bintang.com, Fakhrul mengaku saat ini masih menjalin hubungan serius dengan Rina Nose. Pada dasarnya, tidak ada yang berubah dari kisah cinta mereka. Fahkrul pun mengaku bingung dengan reaksi netizen yang menurutnya kurang tepat.
“Karena Rina itu seorang sudah punya pengalaman pahit dua kali, dan ayahnya sama juga. Jadi mereka lebih mengerti daripada orang di luar sana. Dan kita bikin itu atas nama cinta sebenarnya, bukan gantung apa gimana. Inilah yang menurut aku ‘Kenapa sih dibully padahal kami lagi bersama’. Cuma mereka ga ngerti aja,” ungkapnya.
Walaupun pasangan ini batal melangsungkan pernikahan setelah lebaran, nyatanya masih ada rencana yang cukup mengasyikkan. Seiring dengan berkembangkan karir, tahun ini Fakhrul akan menikmati suasana Lebaran di tiga negara, yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia. Pada reporter Riswinanti Permatasari dan Febio Hernanto, dia menceritakan seperti apa Lebaran yang dilaksanakannya nanti.
Bagaimana lengkapnya Lebaran yang akan dinikmati Fakhrul Razi tahun ini di tiga negara. Apakah dia juga akan membawa Rina Nose pulang ke kampung halamannya? Simak cerita lengkapnya dalam petikan wawancara berikut ini!
Advertisement
Lebaran Ala Fakhrul Razi
Tahun ini, Fakhrul Razi akan merayakan Lebaran di tiga negara. Jika Malaysia dan Brunei Darussalam, dia juga akan melewatkan beberapa hari di Jakarta.
Rencana Lebaran gimana?
Kalau tahun lalu, 2015, aku lebaran pertama di Malaysia. Mungkin hanya beberapa hari aja di Jakarta, saya ada keluarga di Brunei. Tugas kita sambut Lebaran apa sih, untuk mampir dan silaturahmi. Keluarga saya banyak di Brunei, jadi saya ke Brunei.
Seperti apa Lebaran di sana?
Lebaran pertama Malaysia kan belum lebaran di Brunei. Jadi Hari kedua aku ke Brunei, jatuhnya sama. Aku menyambut dua kali lebaran pertama.
Siapa yang Fakhrul kunjungi di kampung halaman?
Di Malaysia aku ada ayah dan ibu angkat aku, jadi ya udah menyambut Lebaran dengan mereka. Ada kesempatan untuk berbagi waktu.
Kebiasaan apa yang dilakukan saat Lebaran?
Bangun pagi, salat Ied, malamnya kita kumpul. Malam terkahir sama dengan di sini (Indonesia). Biasanya tujuh malam terakhir Ramadan akan ada pasang lilin, kalau di tempat kita itu namanya malam Tujuh Likur. Setiap orang akan menyalakan lilin atau obor, kemudian berjalan di sepanjang kampung tempat tinggal, mulai masuk kampung sampai rumah.
Bagaimana detil perayaannya?
Misalnya kalau rumahnya jalan raya, jadi satu rumah akan menyediakan 10 atau 15 lilin, kemudian menyambung ke rumah lain.
Apa makna di balik nama Tujuh Likur?
Aku pun ga tahu tepatnya. Biasanya tujuh hari sebelum Lebaran. Kebiasaannya, persiapan menyambut lebaran dan malam Tujuh Likur itu fokus di masjid. Sama aja sebenarnya kayak di sini, ada budaya itu. Di Malaysia dan Brunei sama. Cuma yang membedakan makanan-makannya. Ada ketupat, ada rendang, ada lontong, sama.
Perbedaan apa saja yang ada di Malaysia dan Brunei dengan Indonesia?
Ga banyak. Cuma ada juga beberapa perkara yang unik, misalnya, kalau di sini namanya nastar, kalau di Malaysia namanya tak nenas. Di Brunei tak nenas juga. Kebanyakan Malaysia dan Brunei mirip budaya Melayu karena kita jatuhnya di bawah Melayu.
Ada kebiasaan khusus di keluarga Fakhrul?
Lebaran setiap famili punya tradisi masing-masing. Di keluargaku, waktu almarhum ibu dan papaku lagi hidup, setiap lebaran pasti ada dua perkara ini, yaitu sambel tahay dan juga soto. Sabel tahay itu seperti ikan kembung kecil yang dikeringkan dan setelah keras ditumbuk untuk dijadikan sambal.
Antara Lebaran dan Rina Nose
Salah satu yang jadi pertanyaan kemudian adalah kebersamaan Fakhrul Razi dan Rina Nose setelah mengumumkan pembatalan pernikahan. Bagaimana pasangan ini melewatkan Lebaran tahun ini?
Lebaran nanti, Rina ikut pulang kampung?
Bakalan ikut apa tidak, sih saya ga memaksa juga sih. Gini, kita itu, kita santai banget. Denger-denger, pak Tatang akan ke Bandung. Waktu saya ketemu terus saya tanya mau lebaran di mana. Kalau Rina mau ke Brunei, satu untuk apa tujuannya. Kalau dia pengen aja ke Brunei, ya ayo aja.
Apa benar kalian sudah putus?
Sebenarnya enggak, cuma intensitas kita saja yang berkurang. Kita introspeksi diri sih sebenarnya. Menurutku untuk menuju ke pernikahan tidak semudah bayangan.
Lalu bagaimana tepatnya hubungan saat ini?
Gini (kemarin) terbuai sih dengan cinta sebenarnya, aku khilaf ngikuti perasaan aku pada waktu itu. Setelah dipikirkan matang, lalu diobrolkan dengan Rina, dan dia pun mengerti. Dan juga pak Tatang. Dia lebih supportif dan berpikir bahwa lebih baik introspeksi sekarang daripada setelah nikah. Jadi kita jalani seperti biasa sebenarnya.
Kenapa intensitas hubungan berkurang?
Orang melihat kami dibranding bersama. Then you see in term of branding dan tiba-tiba kami ga bersama, ga ada di Instagram. Padahal gini, ada beberapa porsi yang ingin kami beritakan ke publik, ada porsi yang enggak. Kan kita manusia juga, ada beberapa hal yang ingin disimpan untuk diri sendii. I guess itu saja sih sebenarnya, dan saya ingin menemukan balance between all.
Sejauh apa introspeksinya sekarang?
Setiap hari aja kita berintrospeksi. Setiap hari aku dan teteh bicara tentang ini. Dan ga tahu sampai mana, sampai kapan, going with the flow aja. Karena sifat manusia ga bisa dipaksa yang penting jalani aja dengan Teteh seadanya.
Sebenarnya apa yang membuat kalian ragu untuk menikah?
Mungkin ke semuanya. Rina sudah berjaya di karirnya, sedangkan aku baru masuk di titik nadir. Ada yang bilang ‘Nikah lah, akan ada rizki, dan lain-lain’. Memang benari sih. Tapi aku tipe orang yang let me experience this. Pengen tahu apa sih di sekeliling aku hingga dalam pemikiran, aku mapan untuk menjaga dia.
Intinya belum siap menikah?
Pada saat ini aku merasa belum siap. Sudah dikasih tahu pada pak Tatang dan dia tidak mempermasalahkan. Karena Rina itu seorang sudah punya pengalaman pahit dua kali, dan ayahnya sama juga. Jadi mereka lebih mengerti daripada orang di luar sana. Dan kita bikin itu atas nama cinta sebenarnya, bukan gantung apa gimana. Inilah yang menurut aku ‘Kenapa sih dibully padahal kami lagi bersama’. Cuma mereka ga ngerti aja.
Nyatanya, Fakhrul Razi mengakui bahwa hubungannya dengan Rina Nose masih seperti sebelumnya. Semoga Lebaran tahun depan mereka bisa benar-benar bersama.