Fimela.com, Jakarta 'Anak Tertukar', 'Kisah Cinta Si Kaya dan Si Miskin', hingga 'Amnesia Hanya Karena Kepala Terbentur' mungkin hanya beberapa dari sekian banyak logika cetek yang dipakai oleh sinetron kita. Ya, logika-logika seperti tadi memang sering dijumpai dalam sinetron-sinetron kita.
Entah apa yang ada di kepala para penulisnya sehingga mereka menuliskan cerita yang tak masuk akal. Di kehidupan nyata, cerita-cerita tersebut hampir mustahil terjadi. Dan anehnya para penonton kita sangat suka dengan cerita semacam ini yang episodenya mungkin mencapai ribuan.
Kita mulai dari 'Anak Tertukar. Bagaimana mungkin seseorang anak bisa sering tertukar di beberapa sinetron. Apakah pihak rumah sakit yang digambarkan di dalam sinetron tersebut benar-benar bodohnya sehingga sering tertukar dalam melabeli bayi yang baru lahir?
Advertisement
BACA JUGA
Dan ajaibnya, kedua anak yang tertukar itu masing-masing adalah anak dari orang tua kaya dan anak orang tua miskin. Seakan belum selesai, sihir sinetron kembali bermain ketika kedua anak ini (yang sangat amat kebetulan sekali adalah laki-laki dan perempuan) bertemu ketika mereka remaja/dewasa dan saling jatuh cinta.
Ajaib memang, apalagi pertemuan mereka diawali dengan si kaya yang menabrak si miskin dengan mobil mewahnya kemudian dibawa ke rumah sakit. Saat di rumah sakit tersebutlah kedua insan ini saling jatuh cinta yang ditandai dengan pengambilan gambar close up yang menunjukkan gimmick muka masing-masih pemainnya. Ini kemudian membawa kita kepada logika berikutnya tentang 'Kisah Cinta Si Kaya dan Si Miskin'.
Kemudian berbicara tentang cerita lainnya yaitu Amnesia. Entah kurang ide atau bagaiamana, sinetron kita selalu menampilkan seseorang yang amnesia hanya kerena kepalanya terbentur. Kemudian dengan mudahnya ingatannya bisa kembali ketika kepala sang penderita amnesia kembali terbentur.
Dan bodohnya, saya dulu sempat percaya bahwa memang benturan kepala memang bisa mengakibatkan banyak hal termasuk amnesia. Tapi yang lebih aneh adalah ketika sang penderita bisa sembuh hanya karena kepalanya terbentur lagi. Meskipun saya tak tahu menahu tentang ilmu kedokteran, tapi kok logika itu terdengar seperti logika anak SD yang baru belajar membaca ya.
Sering sekali dalam sinetron saya mendapati seseorang yang didiagnosa kanker setelah sang dokter hanya memeriksanya dengan stetoskop. Bukankah diagnosa tersebut harus melalui pemeriksaan yang kompleks mulai dari pemeriksaan darah hingga MRI yang butuh effort besar?
Advertisement
Sinetron kita terlalu mudah ditebak
Saya sendiri sudah tak tahu lagi apa yang ada di pikiran sutradara atau penulis cerita. Maka dari itu sudah sejak lama, mungkin sejak SMP saya sudah tak suka dengan sinetron semacam itu yang keluarga saya sendiri mungkin adalah konsumennya.
Sinetron kita sepertinya juga sangat sekali berbicara. Entah itu hanya suara hati atau melakukan monolog yang suaranya diucapkan dengan lantang. Mungkin mereka beranggapan jika para penonton begitu bodohnya sehingga harus diberikan penjelasan.
Bukankah jika ada twist yang mengejutkan akan membuat jalan cerita menarik. Tapi sepertinya para penulis tak memikirkan sampai sana. Mereka semua membuat cerita yang sangat bisa ditebak dan diluar nalar.
Saya pernah menonton sinetron dimana pemerannya sedang pingsan. Kemudian datanglah tokoh lain yang yang ingin menolong. Namun bukannya menolong dengan memanggil tenaga medis atau dengan membawanya ke klinik, tokoh lain yang baru datang ini hanya memberikan minyak kayu putih yang KEBETULAN SEKALI ada di atas meja dekat dengan lokasinya.
Dan lagi-lagi sang penolong hanya berbicara sendiri sambil menangis. Padahal daripada membuang-buang waktu, dia bisa membawanya ke dokter ataupun puskesmas terdekat untuk memberikan pertolongan pertama.
Kalau logika-logika semacam tadi masih belum aneh, saya punya contoh lain. Sebut saja si miskin dan si kaya yang kebetulan menjadi tokoh utama dalam sebuah sinetron. Si kaya digambarkan sebagai sosok jahat yang sama sekali tak punya sisi baik. Sedangkan si miskin digambarkan sebagai seseorang yang sangat baik, bahkan tak pernah marah ataupun berbuat jahat.
Suatu ketika si kaya yang jahat mengalami kecelakaan yang membutuhkan transfusi darah. Dan KEBETULAN SEKALI si miskin mempunyai golongan darah yang sama. Belum selesai sampai di situ, si miskin kemudian dengan relanya mendonorkan darahnya untuk si kaya yang mungkin sudah membuatnya sangat susah sepanjang episode.
Jadi pesan saya, berbuat jahatlah kepada orang lain. Siapa tahu jika kalian membutuhkan transfusi darah, orang yang kalian dzolimi bakal bisa menolong kalian. Semakin banyak orang yang kalian dzolimi maka semakin banyak pilihan transfusi darang yang kalian dapat.
Editor Bintang.com
Dreses Putranama