Fimela.com, Jakarta Nadine Chandrawinata baru saja berhasil mencapai puncak Carstensz. Puncak tertinggi di Papua yang diselimuti salju abadi. Dirinya yang memang gemar melakukan traveling mengakui tidak mudah mendaki puncak gunung yang juga memegang status sebagai yang tertinggi di Indonesia tersebut. Nadine pun mau berbagi sedikit pengalamannya di pegunungan Jaya Wijaya.
Menurutnya, penyesuaian lingkungan serta kondisi oksigen yang semakin menipis dalam proses perjalanan menuju puncak menjadi sesuatu yang harus dihadapi setiap pendaki. Untuk itu, agar mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginnya, Nadine terpaksa mengonsumsi bawang merah selama perjalanan ke atas puncak Carstensz.
Advertisement
Baca Juga
"Kepala saya sempat pusing (karena kurang oksigen), untungnya saya belajar latihan pas ke Nepal untuk training naik gunung di sana, saya harus bawa bawang. Itu makanan wajibnya anak gunung. Jadi dari bawah udah makan bawang dan kurma. Pokoknya sudah selalu ada di tas kedua makanan itu. Saya juga banyak minum air," ungkap Nadine Chandrawinata saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Lebih lanjut, medan pegunungan Jaya Wijaya yang memang dikenal berat juga sempat menciutkan nyali kakak kandung Marcell dan Mischa Chandrawinata tersebut. Beruntung, rekan-rekannya dalam rombongan terus memberikan motivasi sehingga dirinya bisa tetap melanjutkan perjalanan meski sangat melelahkan baik secara fisik dan mental.
"Saya sempet patah semangat saat saya lihat pegunungan itu. Saya ngucap 'sanggup enggak ya lewatin pegunungan ini?' Ketakutan itu bener terjadi dan temen sangat memotivasi saya untuk terus berjalan. Saya bukan pendaki tapi saya bisa keluar dari zona nyaman saya," tutur Nadine.
Sementara itu, mengenai pengalaman berharganya yang dia temukan saat mendaki puncak Carstensz, Nadine berujar sempat menangis saat harus melewati medan yang cukup ekstrim.
"Yang paling berat itu saat ada dua celah dan saya harus melewati dengan kaki kayak split, di situ saya nangis. Jadi menuju puncak saya nemuin titik terlemah saya. Tenaga udah abis untuk melangkah, jujur saya nangis," ucapnya.
Namun semua jerih payah itu terbayar saat Nadine Chandrawinata dan teman-temannya berhasil menaklukkan puncak Carstensz. Tangis dan tawa berbaur menjadi satu. Inilah pengalaman yang paling berkesan baginya.