Fimela.com, Jakarta Stevani Nepa adalah salah satu selebriti yang memulai karirnya dengan cara yang tidak bisa jadi dikatakan mudah. Tidak seperti bayangannya, dunia keartisan yang selama ini terlihat glamor justru menjadi neraka lantaran banyak kendala yang harus dia hadapi.
***
Saat ini, publik mungkin melihat Stevani Nepa sebagai sosok yang cukup sukses menguasai panggung hiburan. Sejak kemenangannya di ajang Miss Celebrity pada tahun 2008, telah banyak perkembangan pesat yang ditunjukkan wanita asal Manado.
Advertisement
Baca Juga
Namun di balik segala hingar bingar dan popularitas yang dimilikinya, ada kenangan tak terlupakan yang sempat dirasakan Stevani Nepa. Di awal karirnya, banyak kesulitan dan kendala yang harus dihadapi demi mendapatkan gelar artis. Baginya, menjadi artis ternyata tak seindah yang dibayangkan.
Stevani sendiri mengakui bahwa di tidak punya bekal istimewa saat pertama kali datang ke Jakarta. Dia tidak tahu-menahu soal kamera dan bagaimana berakting yang baik dan benar. Tidak heran jika banyak tekanan yang dihadapi sehingga membuatnya ingin menyerah.
Nyatanya, Stevani memang bukan orang yang gampang mengaku kalah. Dengan kesabaran dan dedikasi, dia pun menjalani segalanya demi meraih mimpi. Pada akhirnya, jalan pun terbuka lebar untuknya sehingga bisa sampai seperti sekarang.
Pengalaman itulah yang diceritakan Stevani Nepa secara eksklusif pada reporter Bintang.com, Riswinanti Permatasari, Hasan Mukti Iskandar, dan Deki Prayoga. Bagaimana lengkapnya perjuangan karirnya demi menjadi bintang? Simak petikan wawancara berikut ini!
Advertisement
Mimpi Buruk Sebagai Artis
Stevani Nepa mengawali karir sejak tahun 2008, sesaat setelah dia memenangkan ajang Miss Celebrity. Siapa sangka, dia langsung mendapat kepercayaan besar saat itu.
Seperti apa gambaran awal karir Stevani Nepa?
Awalnya dulu memang dari Miss Celebrity 2008. Awal-awal dulu otomatis semua mengalami hal yang sama dengan artis lain. Susah ada pastinya.
Kesusahan macam apa yang dirasakan?
Karena aku dari daerah, kendala utamanya adalah logat, terus yang kedua adaptasi. Karena aku waktu itu dapat kepercayaan untuk memainkan peran langsung sebagai pemeran utama. Which is aku belum pernah jadi pemeran utama. Aku pikir kalau masih pertama bakal dikasih peran pembantu dulu, tapi ternyata langsung pemeran utama. Waktu itu bersaingnya sama Randy Pangalila, Arumi Bachsin dan pemain-pemain lain.
Lalu apa yang terjadi saat itu?
Cukup kesulitan sih. Kita masih briefing dulu (sebelum masuk set). Kalau langsung diset pasti aku salah-salah. Untungnya pemain senior saat itu sangat membantu. Jadi mereka ngertiin posisi aku gimana. Saat itu masih baru banget, baru tahu soal kamera, lighting, dan sebagainya. Untung banget dapat sutradara juga yang lumayan sabar padahal aslinya enggak. Jadi dia kalau mau marah ga langsung marah, tapi panggil astradanya.
Bagaimana cara Stevani bertahan saat itu?
Memang ada fasenya sih, perlahan-lahan, jadi waktu itu aku agak kagok, karena untuk ketemu pemain baru pasti gugup ya. Ada pemain yang bisa ngertiin ada yang enggak. Tapi setelah setahun bisa ngelewatin semua. Aku juga ambil acting course jadi lumayan sih cukup membantu.
Ada pengalaman yang sangat tidak mengenakkan?
Jadi ada, saat itu sebenarnya kesalahan saya, telat karena ada ujian di kampus dan sebagainya. Cuma kebetulan sutradanya baru kenal, jadi aku main masuk aja ke set tanpa tahu perannya apa, tanpa baca naskah. Langsung aja dipanggil sama sutradara dan dimarahin di tengah set.
Selanjutnya?
Ada juga pengalaman ga enak barusan tahun kemarin. Jadi ketemu sutradara. Kebetulan aku dapat sutradara yang nyorocos ga jelas gitu, jadi ga tahu maunya apa. Suatu waktu ada salah paham gitu, dan langsung dimarahin di set. Tapi marahnya benar-benar di tengah orang banyak. Emang dari awal syuting hari pertama emang udah merasa ga enak sama dia. Saat itu dia marahnya puncak, sampai aku mau nangis. Akhirnya ngomong sama manajer biar bisa netralisir keadaan.
Sosok yang Baru
Namun apa yang terjadi di awal karir telah memberikan banyak hikmah dalam hidup Stevani Nepa. Kini, dia telah menjelma jadi pribadi yang jauh lebih matang dan siap bertarung di dunia hiburan.
Selama tujuh tahun berkarya, ada perubahan yang dirasakan?
Otomatis dari cara bicara sekarang sudah tidak logat Manado ya. Itu perjuangan selama setahun. Cara pandang juga, sudah bisa membawa diri ya. Aku jadi lebih mengekplorasi bakat apa yang dimiliki. Selama tujuh tahun ini banyak sekali pelajaran yang bisa jadi pedoman hidup, apalagi bareng pemain-pemain yang dulunya hanya bisa dilihat di TV, melihat bagian belakang layar dunia film, FTV. Kalau perubahan pribadi lebih ke cara pandang sama pembawaan.
Bagaimana peran Miss Celebrity dalam karir Stevani?
Itu untung banget buat aku dan menjadi pintu gerbang buat aku. Karena misalnya aku ga ikut Miscel, aku ga akan ke Jakarta untuk mencoba entertainment, syuting dan sebagainya. Dan itu start awal aku untuk bisa memulai karir. Itu kesempatan emas buat aku. Tapi kembali ke kita. Seberapa usaha kita untuk bisa eksis di dunia ini.
Bagaimana mengantisipasi persaingan dengan bintang lain?
Memang sekarang persaingan banyak banget. Untuk mempertahankan eksistensi aku lebih ke prinsip. Dalam arti karakter apa yang mau aku pertahankan dan jadi ciri khas. Ciri khas yang membedakan kita sama pemain lain.
Punya pengalaman buruk dengan haters?
Itu terjadi waktu awal-awal tahun Miscel. Memerankan peran utama bisa dibilang berkat dan beban. Karena ga tahu apa-apa, tiba-tiba langsung muncul dengan peran utama. Di situ ya lumayan dihujat sama orang. 'Ini kok ngomongnya kayak gitu sih, udah lah ganti aja pemainnya'. Atau yang kayak ‘Ini anak Miscel ya, kok gini sih’. Pokoknya ngerendahin banget.
Lalu bagaimana Stevani menyikapinya?
Mau ga mau ya cuek aja, ambil yang positif aja. Kita kurangnya di mana, perbaikin. Kalau ada yang bener-bener jatuhin, kita ga usah hiraukan. Kadang kan kayak gitu biar kita merespon mereka aja.
Sosok Stevani sendiri seperti apa sih?
Pribadinya sendiri agak dodol kadang-kadang. Suka skip gitu, misalnya gerombolan lagi ngobrol, aku kepikiran ke mana-mana. Terus kayak ‘Kalian ngomongin apa tadi?’ Memang itu little secret dari dulu. Cuma orang tertentu yang menyadari hal itu.
Dengan segala potensi dan kematangan yang ada dalam dirinya, Stevani Nepa telah siap menantang masa depan. Dia tidak takut bersaing dengan bintang-bintang baru, karena dia memiliki potensi dan ciri khas yang nyata.